Marten Taha: Smart City Jadi Visi Kota Gorontalo
A
A
A
JAKARTA - Wali Kota Gorontalo, Marten Taha mendapat kesempatan pertama untuk memaparkan capaian program dan kebijakan dalam kegiatan 'Indonesia Visionary Leader' yang diselenggarakan KORAN SINDO.
Marten mengatakan, Pemerintah Kota Gorontalo memiliki target menjadikan Gorontalo sebagai smart city. Bahkan, smart city menjadi visi Kota Gorontalo.
Rencana untuk mewujudkan Kota Gorontalo sebagai smart city pun sudah dirancang sejak awal Marten menjabat sebagai wali kota. Di antaranya visi kesejahteraan, maju, aktif, religius, dan terdidik.
Menurutnya, gambaran secara umum mengenai smart city adalah bagaimana memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, dengan meningkatkan indeks pembangunan manusia di kota Gorontalo.
"Biaya akta nikah kita gratiskan, terus kemudian biaya usaha kecil mikro, UMKM, kita gratiskan," papar Marten di Auditorium Gedung SINDO, Jakarta, Rabu (29/11/2017).
Marten menilai, untuk mewujudkan smart city, tanggungjawab pemerintah bukan saja pada pembangunan fisik, melainkan pembangunan manusianya. Maka itu, dalam mengembangkan smart city pihaknya melibatkan keterlibatan masyarakat.
Diakuinya, folume usaha mikro menjadi fokus utama yang diperhatikan pemerintah kota Gorontalo. Menurutnya, karena kota Gorontalo mengandalkan sektor jasa dan perdagangan, maka kreasi ekonomi menjadi modal utama untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
"Angka kemiskinan kota gorontalo sekitar 17, tingkat pengangguran 6,09 Persen. Tapi kita berikan pelatihan-pelatihan permodalan untuk mengurangi pengangguran," pungkasnya.
Marten mengatakan, Pemerintah Kota Gorontalo memiliki target menjadikan Gorontalo sebagai smart city. Bahkan, smart city menjadi visi Kota Gorontalo.
Rencana untuk mewujudkan Kota Gorontalo sebagai smart city pun sudah dirancang sejak awal Marten menjabat sebagai wali kota. Di antaranya visi kesejahteraan, maju, aktif, religius, dan terdidik.
Menurutnya, gambaran secara umum mengenai smart city adalah bagaimana memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat, dengan meningkatkan indeks pembangunan manusia di kota Gorontalo.
"Biaya akta nikah kita gratiskan, terus kemudian biaya usaha kecil mikro, UMKM, kita gratiskan," papar Marten di Auditorium Gedung SINDO, Jakarta, Rabu (29/11/2017).
Marten menilai, untuk mewujudkan smart city, tanggungjawab pemerintah bukan saja pada pembangunan fisik, melainkan pembangunan manusianya. Maka itu, dalam mengembangkan smart city pihaknya melibatkan keterlibatan masyarakat.
Diakuinya, folume usaha mikro menjadi fokus utama yang diperhatikan pemerintah kota Gorontalo. Menurutnya, karena kota Gorontalo mengandalkan sektor jasa dan perdagangan, maka kreasi ekonomi menjadi modal utama untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
"Angka kemiskinan kota gorontalo sekitar 17, tingkat pengangguran 6,09 Persen. Tapi kita berikan pelatihan-pelatihan permodalan untuk mengurangi pengangguran," pungkasnya.
(maf)