Menko PMK Puan Maharani Membuka Konferensi PPD di Yogyakarta

Selasa, 28 November 2017 - 15:42 WIB
Menko PMK Puan Maharani Membuka Konferensi PPD di Yogyakarta
Menko PMK Puan Maharani Membuka Konferensi PPD di Yogyakarta
A A A
YOGYAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani membuka konferensi internasional negara-negara yang tergabung dalam Partner in People and Development (PPD) di Yogyakarta, Selasa (28/11/2017). Di hadapan delegasi dari 26 negara peserta, Puan mengharapkan konferensi ini mampu menghasilkan rekomendasi positif untuk meningkatkan pembangunan penduduk di negara-negara anggota PPD, termasuk pendatang.

Tema konferensi tahun ini yakni Sustainable Cities, Human Mobility and International Migration - A South-South Perspective and Intervention Needs (Kota-Kota yang Berkelanjutan, Mobilitas Manusia dan Migrasi Internasional dalam Perspektif Selatan-Selatan dan Kebutuhan Intervensi). Ini dengan tema Komisi PBB untuk Pembangunan Penduduk dan Pembangunan Lima puluh satu yang akan diselenggarakan pada 2018.

Puan Maharani mengatakan, tema tersebut menekankan bahwa urbanisasi dan migrasi sangat penting diperhatikan karena kedua proses tersebut membawa dampak signifikan kepada proses pembangunan di tingkat global, regional, dan nasional. “Keduanya terkait erat dan membawa tantangan sekaligus peluang bagi para migran, masyarakat, kota dan pemerintah yang bersangkutan,” katanya.

Saat ini ada sekitar 1 miliar migran di dunia, 250 juta di antaranya migran internasional dan 763 juta migran dalam negeri. Artinya satu dari tujuh populasi dunia adalah migran.

Selain itu, pada 2030 daerah perkotaan diperkirakan menjadi tempat tinggal bagi 60% populasi global, dan satu dari tiga orang akan tinggal di kota dengan setengah juta penduduk atau lebih. Peningkatan populasi yang cepat ini memiliki implikasi kesehatan masyarakat dan karenanya memerlukan respons yang memadai.

Menurut Puan, negara harus memberikan akses yang sama terhadap perawatan kesehatan berkualitas, termasuk kesehatan reproduksi, untuk kelompok migran tidak dapat ditangani oleh sistem kesehatan saja. Penentu sosial kesehatan melintasi berbagai sektor, seperti pendidikan, ketenagakerjaan, jaminan sosial, dan perumahan.

”Semua ini memiliki dampak yang cukup besar terhadap kesehatan para migran. Karena itu, sangat penting untuk mengintegrasikan kesehatan para migran ke dalam rencana nasional, kebijakan dan strategi lintas sektoral,” ujarnya.

Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nofrijal mengatakan, penyelenggaraan konferensi PPD di Indonesia akan dimanfaatkan untuk memperkuat sumber daya manusia BKKBN. “Kami akan bertukar pengalaman tentang bagaimana meningkatkan kualitas pembangunan manusia. Meningkatkan kerja sama dengan negara-negara anggota PPD yang tidak lepas dalam perspektif Selatan Selatan,” kata Nofrijal.

Menurut Nofrijal, Indonesia terus aktif bersama organisasi internasional menggerakkan berbagai kegiatan yang mendorong pembangunan manusia. “Ini kali kedua konferensi internasional negara-negara Selatan yang tergabung dalam PPD diselenggarakan di Indonesia,” ujarnya.

PPD merupakan Kerja Sama Selatan Selatan yang didirikan pada 1994 atas inisiatif sejumlah Negara, termasuk Indonesia untuk membangun kualitas manusia. Penyelenggaraan kali kedua di Indonesia mencerminkan peran penting Indonesia dalam pembangunan penduduk. “Sampai saat ini sejumlah negara seperti Filipina, Vietnam, dan Laos datang ke Indonesia untuk belajar dasar-dasar pembangunan manusia, mulai dari komunikasi, publikasi, hingga penanganan pasien di Puskesmas,” tuturnya. [ak]
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6625 seconds (0.1#10.140)