Peringatan HKN, Momentum Gaungkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Senin, 13 November 2017 - 00:55 WIB
Peringatan HKN, Momentum Gaungkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Peringatan HKN, Momentum Gaungkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
A A A
JAKARTA - Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) setiap tanggal 12 November, didorong menjadi momentum untuk menggaungkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bagi semua komponen bangsa di seluruh Indonesia.

Sebagai awal, puluhan ribu orang yang berasal dari jajaran kesehatan, Kementerian/Lembaga, BUMN, institusi pendidikan kesehatan, mitra kesehatan, dan organisasi masyarakat berkumpul saat car free day (CFD) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia Jakarta untuk menyuarakan hidup sehat.

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nila Faried Moloek dalam puncak peringatan HKN mengatakan, ingin agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat secara terus menerus dalam kehidupan sehari- hari. Tentunya hal tersebut harus didukung dengan ketersediaan produk-produk makanan yang menyehatkan dan tidak mengancam kehidupan masayarakat di masa yang akan datang.

Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Dewi Setyarini mengakui banyak mendapat aduan dari masyarakat terkait penayangan sejumlah produk yang disinyalir kurang sehat bagi masyarakat. Dia mencontohkan misalnya susu kental manis (SKM) kerap mengiklankan sebagai produk yang menyehatkan.

Namun, masyarakat justru mengkhawatirkan terkait kandungan di dalamnya. "Ada kekhawatiran di tengah masyarakat bahwa SKM memiliki kandungan kadar gula tinggi. Tapi kami tidak bisa bilang iklan ini menyesatkan atau tidak, karena kami tak punya orang farmasi untuk meneliti kadar gula seperti yang dimiliki BPOM. Kami butuh argumen untuk mengatakan kalau iklan ini menyesatkan atau tidak," kata Dewi, Minggu (12/11/2017).

Untuk bisa mengeksekusi keluhan dan aduan dari masyarakat, KPI mengaku perlu bekerja sama dengan berbagai lembaga lain seperti BPOM dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Sehingga proses penghentian tayangan iklan akan lebih mudah. "Penting banget dilakukan sinergi. Misalnya Kemenkes bilang, ini lho SKM menyesatkan, bagaimana BPOM? Tapi kami punya kewenangan masing-masing," ujar dia.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6374 seconds (0.1#10.140)