BKKBN: Kehamilan Usia Remaja di Luar Nikah Masih Tinggi
A
A
A
JAKARTA - Keberhasilan upaya meningkatkan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga melalui Program Ketahanan Remaja salah satunya diukur dengan Indeks Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR).
Indeks Pengetahuan KRR mengukur pengetahuan tentang, pertama, masa subur; kedua, umur sebaiknya menikah dan melahirkan; ketiga, penyakit anemia dan HIV/AIDS, dan keempat, narkoba.
Harapannya, setelah mengetahui keempat aspek tersebut, remaja tidak melakukan aktivitas seksual sebelum menikah yang menjadi penyebab kehamilan yang tidak diinginkan dan pernikahan diusia yang belum ideal yang akan menambah daftar panjang jumlah kelahiran di kelompok usia remaja,
"Keberhasilan program ini juga ditentukan oleh ranah perilaku remaja melalui usia kawin pertama (UKP) dan kelahiran pada perempuan kelompok usia 15 – 19 tahun," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty, Minggu (29/10/2017).
Sejak tahun 2012, pencapaian Indeks Pengetahuan KRR mengalami tren kenaikan. Indek pencapaian pada 2012 mencapai 50,5; pada 2013 sempat turun menjadi 46,9; pada 2014 kembali naik menjadi 48,4; pada 2015 menjadi 49,0; 2016 terus naik menjadi 51,1, dan pada 2017 mencapai indek tertinggi sebesar 52,4.
"Rata-rata pencapaiannya selalu melebihi 1,5 point dari target yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis," jelasnya.
Namun, di antara keempat pengetahuan tersebut, dua pengetahuan yang menjadi core business BKKBN, yaitu masa subur dan umur sebaiknya menikah dan melahirkan, justru selalu jauh lebih rendah dibanding dua pengetahuan lainnya (anemia dan HIV/AIDS serta narkoba).
"Tidak heran jika banyak perilaku berisiko seperti aktivitas pacaran berujung pada hubungan seksual yang mengakibatkan terjadinya kehamilan," ungkapnya.
Indeks Pengetahuan KRR mengukur pengetahuan tentang, pertama, masa subur; kedua, umur sebaiknya menikah dan melahirkan; ketiga, penyakit anemia dan HIV/AIDS, dan keempat, narkoba.
Harapannya, setelah mengetahui keempat aspek tersebut, remaja tidak melakukan aktivitas seksual sebelum menikah yang menjadi penyebab kehamilan yang tidak diinginkan dan pernikahan diusia yang belum ideal yang akan menambah daftar panjang jumlah kelahiran di kelompok usia remaja,
"Keberhasilan program ini juga ditentukan oleh ranah perilaku remaja melalui usia kawin pertama (UKP) dan kelahiran pada perempuan kelompok usia 15 – 19 tahun," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty, Minggu (29/10/2017).
Sejak tahun 2012, pencapaian Indeks Pengetahuan KRR mengalami tren kenaikan. Indek pencapaian pada 2012 mencapai 50,5; pada 2013 sempat turun menjadi 46,9; pada 2014 kembali naik menjadi 48,4; pada 2015 menjadi 49,0; 2016 terus naik menjadi 51,1, dan pada 2017 mencapai indek tertinggi sebesar 52,4.
"Rata-rata pencapaiannya selalu melebihi 1,5 point dari target yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis," jelasnya.
Namun, di antara keempat pengetahuan tersebut, dua pengetahuan yang menjadi core business BKKBN, yaitu masa subur dan umur sebaiknya menikah dan melahirkan, justru selalu jauh lebih rendah dibanding dua pengetahuan lainnya (anemia dan HIV/AIDS serta narkoba).
"Tidak heran jika banyak perilaku berisiko seperti aktivitas pacaran berujung pada hubungan seksual yang mengakibatkan terjadinya kehamilan," ungkapnya.
(pur)