IJTI Gelar Pelatihan Bersama Jurnalis Indonesia-Timor Leste

Kamis, 26 Oktober 2017 - 18:12 WIB
IJTI Gelar Pelatihan...
IJTI Gelar Pelatihan Bersama Jurnalis Indonesia-Timor Leste
A A A
DILI - Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) bekerja sama dengan The International Program for The Development Communication (IPDC) melakukan pelatihan “Joint Training News & Documentary Production” di Dili, Timor Leste selama empat hari, 26-29 Oktober 2017.

Training ini diikuti jurnalis dari Indonesia dan Timor Leste. Di dalam pelatihan ini masing-masing peserta dari Indonesia akan berkolaborasi dengan rekannya dari Timor Leste untuk menyelesaikan tugas liputan dan produksi.

“Join training ini jadi langkah awal IJTI untuk meningkatkan kapasitas jurnalis di kawasan termasuk perbatasan yang memiliki peran penting bagi Indonesia,” ujar Ketua Umum IJTI Yadi Hendriana saat pembukaan pelatihan yang dihadiri Menteri Muda dan Komunikasi Timor Leste, Dubes RI untuk Timor Leste dan Direktur Salvador Institute.

Dewan Menteri Muda dan Komunikasi Timor Leste, Matias Pretas Buavida menyambut baik kerja sama ini. “Pelatihan jurnalis adalah program kami di Timor Leste, peningkatan kapasitas jurnalis menjadi penting bagi Timor Leste dan akan menambah kerja sama yang erat antara Indonesia dan Timor Leste, saya berharap hasilnya akan berdampak positif bagi ke dua negara,” jelasnya.

Hal yg sama juga diungkapkan Duta Besar Indonesia untuk Timor Leste Sahat Sitorus. “Kami merasa ini kegiatan yang bisa berdampak baik bagi kedua negara. Kedutaan Besar RI mendukung penuh kegiatan ini dan berharap bisa menjadi role model awal bagi jurnalis di dua negara dalam mengemas informasi positif yang dibutuhkan publik ke dua negara,” katanya.

Selama pelatihan, para peserta diarahkan untuk menggali, membahas dan mengangkat masalah terkait dua negara ke dalam liputan. Setiap topik yang diangkat sebagai bahan liputan, dibahas dalam perspektif Indonesia dan Timor Leste. Misalnya persoalan pengungsi Timor Leste di Timor Barat dan penanganan aset warga Indonesia yang ditinggalkan di Timor Leste pasca Jajak Pendapat 1999.

“Masing-masing story dilihat secara komprehensif dari perspektif dua negara dan dikerjakan bersama-sama oleh jurnalis Indonesia dan Timor Leste secara berpasangan,” tutup Yadi Hendriana.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0832 seconds (0.1#10.140)