Generasi Positive Thinking Papua Menebar Pesan Nasionalisme di Medsos
A
A
A
JAYAPURA - “Suatu kebanggaan dan pengalaman bisa bersama mereka. Walau kami berbeda asal-usul tapi kami tetap solid dengan satu tujuan, menjadi generasi penerus bangsa yang membangun Papua. Karena kami menuntut ilmu di Papua, maka kami akan mengabdi untuk Papua.”
Itulah salah satu postingan Instagram peserta Generasi Postive Thinking (GenPosting) di Univesitas Yapis Papua (Uniyap), Jayapura. Pesan penuh makna dari mahasiswa Papua itu melengkapi foto pose kebersamaan para mahasiswa di Uniyap yang berasal dari berbagai suku bangsa.
Sesaat setelah Genposting di Uniyap Jayapura dibuka oleh Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi Kementerian Komimfo Selamatta Sembiring pada Rabu (25/10/2017) pagi, ratusan pesan bertajuk “Nasionalisme Generasi Muda” dengan tagar #GenPosting2 dan #PostingBaik terkirim dari Tanah Papua.
Aksi ini merupakan respons atas pesan Selamatta Sembiring yang memaparkan dampak buruk dari konten negatif di media sosial. “Telah banyak bukti bahwa media sosial bisa menyebabkan konflik baik konflik di rumah tangga, hingga kehidupan berbangsa. Bahkan ada juga yang gara-gara posting negatif di media sosial, dia masuk penjara,” katanya. “Maka mari kita posting di media sosial dengan konten positif senafas dengan gaya anak muda.”
Dia menjelaskan hal positif itu berupa menyebarkan konten yang mendidik, enlighten, empowerment, dan membangun karakter nasional. “Maksimalkan hal-hal itu. Jangan buang-buang waktu dengan pornografi, hoax, hate speech, terorisme, radikalisme, dan juga bermain games secara berlebihan,” papar Selamatta.
Dengan perilaku bijak di media sosial, sambung Selamatta, mahasiswa bakal mampu berkontribusi besar dalam memutus derasnya peredaran berita-berita hoax, fitnah, atau ujaran kebencian (hate speech). Sehingga mahasiswa bisa menjadi agent of change dalam membangun nasionalisme generasi muda. Dia juga mendorong agar generasi muda jangan cuma menjadi follower tapi harus menjadi trendsetter.
“Kami berharap adik-adik mahasiswa untuk posting hal-hal positif. Mahasiswa merupakan agent of change, karenanya kami menyasar kampus-kampus bertemu dengan mahasiswa di berbagai universitas,” sambung Selamatta.
GenPosting menjadi gerakan kampanye penyiaran konten-konten positif yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Majalah SINDO Weekly dan London School of Public Relations (LSPR).
Wakil Rektor bidang Akademik Universitas Yapis Papua, Jayapura Dr Muh Yamin Noch SE M.SA sangat mengapresiasi workshop Photography and Creative Writing dalam perhelatan GenPosting 2.0 yang digelar di Tanah Papua. Menurutnya, motivasi dan minat mahasiswa Papua terhadap pengetahuan sangat tinggi, hanya saja kesempatan pada akses informasi yang bermutu terbatas.
“Dengan hadirnya GenPosting 2.0 di Tanah Papua sangat bermakna dan bermanfaat besar bagi mahasiswa di Papua. Apalagi para narasumber yang datang kali ini sudah dikenal kompetensinya dalam bidang komunikasi,” katanya.
Dengan pengetahuan baru ini, sambung yamin, mahasiswa Papua akan mampu menghadang derasnya berita bohong ataupun ujaran kebencian yang marak di media sosial. “Setelah acara ini usai, saya yakin mahasiswa Papua akan menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan atau foto bernada positif. Ini dampak program GenPosting yang merupakan kampanye luar biasa pada generasi muda dengan cara yang menyenangkan sehingga ratusan mahasiswa pun menyesaki auditorium kampus Uniyap,” imbuh Yamin.
Di Universitas Yapis Papua, GenPosting menghadirkan workshop Photography and Creative Writing yang dibawakan oleh Wakil Pemimpin Redaksi SINDO Weekly Asep Saefullah serta Praktisi Fotografi Annisa Hara. Acara dipandu Ambassador GenPosting dan Sosial Media Influencer Reza Fahlevi.
Annisa dalam kesempatan itu berbagi tips memotret untuk media sosial. Menurutnya, kunci dari fotografi adalah peka dengan sekeliling kita. “Karena dengan selalu peka pada apa yang ada di sekitar kita, kreatifitas tak akan ada habisnya. Dan tentu saja hasil foto kita juga akan lebih baik,” katanya.
Merespons pertanyaan dari peserta, Annisa juga menegaskan hasil foto tidak ada kaitannya dengan merek kamera ataupun handphone. “Hal yang paling utama adalah diri kita, baru setelah itu perlengkapan foto. Lengkapi diri kita dengan skill fotografi, seperti teknik pengambilan foto, angle dan juga editing. Tapi jangan terlalu over dalam mengedit foto,” paparnya.
Dengan karya-karya foto yang baik dan indah, menurut Annisa, tentu kita bisa turut andil dalam menghadapi konten-konten negatif yang berada di dunia maya. “Fotografi adalah hal yang mudah da menyenangkan. Kuncinya terus memotret maka kita akan menghasilkan karya bagus,”tegasnya.
Sedangkan Asep Saefullah mengajak para peserta GenPosting di Tanah Papua bermain dengan kata-kata untuk menebar pesan positif di media sosial. Menurutnya Papua punya kearifan lokal dalam bermain kata-kata yang disebut mop.
“Nah kearifan lokal yang bermain kata-kata secara ucapan itu tinggal kita kemas dalam sebuah tulisan,” kata jurnalis MNC Media yang akrab dengan Tanah Papua ini.
Kreatifitas menulis, sambung Asep, tak akan pernah mati jika kita terbiasa membaca dan berbicara dengan beragam orang. “Ubah rutinitas kita dengan hal-hal berbeda. Misalnya mengubah rute perjalanan ke kampus dengan pulangnya. Secara tak sadar itu akan member pengalaman berbeda dan cara pandang berbeda dalam menghadapi sebuah masalah. Maka ide kita pun akan lebih beragam,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Pemimpin Redaksi Majalah SINDO Weekly ini mengajak mahasiswa di Tanah Papua membanjiri media sosial dengan konten positif. “Kita banjiri media sosial dengan foto, video, dan kisah indah dari Tanah Papua. Biar dunia tahu bahwa Papua itu potongan surga yang harus dikunjungi. Jika orang mencari tahu Papua di Google, maka yang muncul pertama adalah keindahan bukan konflik,” tegasnya.
Sementara itu sebagai sosial media influencer Reza Fahlevi berbagi pengalaman kesuksesannya memanfaatkan media sosial dengan konten-konten kreatif. “Saya rasakan sekali manfaatnya. Bisa menjadi penghasilan dan ini berkat konten positif yang saya share di akun media sosial saya,” ungkapnya.
Menurut Reza, dengan konsisten memposting konten positif yang memikat dia mendapat banyak tawaran kerja sama. Bahkan dia bisa menjadi orang pertama di dunia yang berkesempatan menjajal produk baru.
“Hingga kini saya bisa mendapatkan jam tangan, handphone, dan perangkat lainnya gara-gara posting konten baik. Kuncinya adalah kita konsisten dan punya karakter,” katanya.
Seperti yang disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Yapis Papua, Jayapura Muh. Yamin, minat mahasiswa Papua terhadap pengetahuan sangat tinggi. Nyatanya, setelah acara workshop ditutup masih banyak mahasiswa yang penasaran dan memburu para narasumber.
Maudy Papuana misalnya. Dia terus mengejar para narasumber dengan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. “Bagaimana saya bisa membuat viral postingan?” tanyanya. Dengan tak kalah antusiasnya para narasumber pun berbagi tips dan trik membuat konten positif men jadi viral di media sosial.
Head of Marcomm SINDO Weekly Adityo mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mengatasi tren perilaku negatif di media sosial. “Workshop ini kami gelar untuk membantu pemerintah menyosialisasikan konten positif dalam bermedia sosial. Di sini kita sharing bagaimana mengambil foto dan menulis konten yang baik di media sosial,” kata Adityo.
Sebelum dilaksanakan di Universitas Yapis Jayapura, Genposting telah digelar di Bandung, Yogyakarta, Bali, Medan, Banjarmasin, dan Makassar.
Itulah salah satu postingan Instagram peserta Generasi Postive Thinking (GenPosting) di Univesitas Yapis Papua (Uniyap), Jayapura. Pesan penuh makna dari mahasiswa Papua itu melengkapi foto pose kebersamaan para mahasiswa di Uniyap yang berasal dari berbagai suku bangsa.
Sesaat setelah Genposting di Uniyap Jayapura dibuka oleh Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi Kementerian Komimfo Selamatta Sembiring pada Rabu (25/10/2017) pagi, ratusan pesan bertajuk “Nasionalisme Generasi Muda” dengan tagar #GenPosting2 dan #PostingBaik terkirim dari Tanah Papua.
Aksi ini merupakan respons atas pesan Selamatta Sembiring yang memaparkan dampak buruk dari konten negatif di media sosial. “Telah banyak bukti bahwa media sosial bisa menyebabkan konflik baik konflik di rumah tangga, hingga kehidupan berbangsa. Bahkan ada juga yang gara-gara posting negatif di media sosial, dia masuk penjara,” katanya. “Maka mari kita posting di media sosial dengan konten positif senafas dengan gaya anak muda.”
Dia menjelaskan hal positif itu berupa menyebarkan konten yang mendidik, enlighten, empowerment, dan membangun karakter nasional. “Maksimalkan hal-hal itu. Jangan buang-buang waktu dengan pornografi, hoax, hate speech, terorisme, radikalisme, dan juga bermain games secara berlebihan,” papar Selamatta.
Dengan perilaku bijak di media sosial, sambung Selamatta, mahasiswa bakal mampu berkontribusi besar dalam memutus derasnya peredaran berita-berita hoax, fitnah, atau ujaran kebencian (hate speech). Sehingga mahasiswa bisa menjadi agent of change dalam membangun nasionalisme generasi muda. Dia juga mendorong agar generasi muda jangan cuma menjadi follower tapi harus menjadi trendsetter.
“Kami berharap adik-adik mahasiswa untuk posting hal-hal positif. Mahasiswa merupakan agent of change, karenanya kami menyasar kampus-kampus bertemu dengan mahasiswa di berbagai universitas,” sambung Selamatta.
GenPosting menjadi gerakan kampanye penyiaran konten-konten positif yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Majalah SINDO Weekly dan London School of Public Relations (LSPR).
Wakil Rektor bidang Akademik Universitas Yapis Papua, Jayapura Dr Muh Yamin Noch SE M.SA sangat mengapresiasi workshop Photography and Creative Writing dalam perhelatan GenPosting 2.0 yang digelar di Tanah Papua. Menurutnya, motivasi dan minat mahasiswa Papua terhadap pengetahuan sangat tinggi, hanya saja kesempatan pada akses informasi yang bermutu terbatas.
“Dengan hadirnya GenPosting 2.0 di Tanah Papua sangat bermakna dan bermanfaat besar bagi mahasiswa di Papua. Apalagi para narasumber yang datang kali ini sudah dikenal kompetensinya dalam bidang komunikasi,” katanya.
Dengan pengetahuan baru ini, sambung yamin, mahasiswa Papua akan mampu menghadang derasnya berita bohong ataupun ujaran kebencian yang marak di media sosial. “Setelah acara ini usai, saya yakin mahasiswa Papua akan menyampaikan informasi dalam bentuk tulisan atau foto bernada positif. Ini dampak program GenPosting yang merupakan kampanye luar biasa pada generasi muda dengan cara yang menyenangkan sehingga ratusan mahasiswa pun menyesaki auditorium kampus Uniyap,” imbuh Yamin.
Di Universitas Yapis Papua, GenPosting menghadirkan workshop Photography and Creative Writing yang dibawakan oleh Wakil Pemimpin Redaksi SINDO Weekly Asep Saefullah serta Praktisi Fotografi Annisa Hara. Acara dipandu Ambassador GenPosting dan Sosial Media Influencer Reza Fahlevi.
Annisa dalam kesempatan itu berbagi tips memotret untuk media sosial. Menurutnya, kunci dari fotografi adalah peka dengan sekeliling kita. “Karena dengan selalu peka pada apa yang ada di sekitar kita, kreatifitas tak akan ada habisnya. Dan tentu saja hasil foto kita juga akan lebih baik,” katanya.
Merespons pertanyaan dari peserta, Annisa juga menegaskan hasil foto tidak ada kaitannya dengan merek kamera ataupun handphone. “Hal yang paling utama adalah diri kita, baru setelah itu perlengkapan foto. Lengkapi diri kita dengan skill fotografi, seperti teknik pengambilan foto, angle dan juga editing. Tapi jangan terlalu over dalam mengedit foto,” paparnya.
Dengan karya-karya foto yang baik dan indah, menurut Annisa, tentu kita bisa turut andil dalam menghadapi konten-konten negatif yang berada di dunia maya. “Fotografi adalah hal yang mudah da menyenangkan. Kuncinya terus memotret maka kita akan menghasilkan karya bagus,”tegasnya.
Sedangkan Asep Saefullah mengajak para peserta GenPosting di Tanah Papua bermain dengan kata-kata untuk menebar pesan positif di media sosial. Menurutnya Papua punya kearifan lokal dalam bermain kata-kata yang disebut mop.
“Nah kearifan lokal yang bermain kata-kata secara ucapan itu tinggal kita kemas dalam sebuah tulisan,” kata jurnalis MNC Media yang akrab dengan Tanah Papua ini.
Kreatifitas menulis, sambung Asep, tak akan pernah mati jika kita terbiasa membaca dan berbicara dengan beragam orang. “Ubah rutinitas kita dengan hal-hal berbeda. Misalnya mengubah rute perjalanan ke kampus dengan pulangnya. Secara tak sadar itu akan member pengalaman berbeda dan cara pandang berbeda dalam menghadapi sebuah masalah. Maka ide kita pun akan lebih beragam,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Pemimpin Redaksi Majalah SINDO Weekly ini mengajak mahasiswa di Tanah Papua membanjiri media sosial dengan konten positif. “Kita banjiri media sosial dengan foto, video, dan kisah indah dari Tanah Papua. Biar dunia tahu bahwa Papua itu potongan surga yang harus dikunjungi. Jika orang mencari tahu Papua di Google, maka yang muncul pertama adalah keindahan bukan konflik,” tegasnya.
Sementara itu sebagai sosial media influencer Reza Fahlevi berbagi pengalaman kesuksesannya memanfaatkan media sosial dengan konten-konten kreatif. “Saya rasakan sekali manfaatnya. Bisa menjadi penghasilan dan ini berkat konten positif yang saya share di akun media sosial saya,” ungkapnya.
Menurut Reza, dengan konsisten memposting konten positif yang memikat dia mendapat banyak tawaran kerja sama. Bahkan dia bisa menjadi orang pertama di dunia yang berkesempatan menjajal produk baru.
“Hingga kini saya bisa mendapatkan jam tangan, handphone, dan perangkat lainnya gara-gara posting konten baik. Kuncinya adalah kita konsisten dan punya karakter,” katanya.
Seperti yang disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Yapis Papua, Jayapura Muh. Yamin, minat mahasiswa Papua terhadap pengetahuan sangat tinggi. Nyatanya, setelah acara workshop ditutup masih banyak mahasiswa yang penasaran dan memburu para narasumber.
Maudy Papuana misalnya. Dia terus mengejar para narasumber dengan rasa ingin tahu yang sangat tinggi. “Bagaimana saya bisa membuat viral postingan?” tanyanya. Dengan tak kalah antusiasnya para narasumber pun berbagi tips dan trik membuat konten positif men jadi viral di media sosial.
Head of Marcomm SINDO Weekly Adityo mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya mengatasi tren perilaku negatif di media sosial. “Workshop ini kami gelar untuk membantu pemerintah menyosialisasikan konten positif dalam bermedia sosial. Di sini kita sharing bagaimana mengambil foto dan menulis konten yang baik di media sosial,” kata Adityo.
Sebelum dilaksanakan di Universitas Yapis Jayapura, Genposting telah digelar di Bandung, Yogyakarta, Bali, Medan, Banjarmasin, dan Makassar.
(kri)