BNN: Lapas Super Ketat Pun Bisa Ditembus Narkoba
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso (Buwas) menyebut peredaran dan pengendalian narkotika dari dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) sudah sangat mengkhawatirkan.
Tidak hanya lapas dengan sistem pengamanan biasa, pada sejumlah kasus lapas dengan pengamanan maksimal (maksimum security) pun masih bisa ditembus dan dijadikan tempat mengendalikan bisnis barang haram itu.
“Ada lapas yang sudah dinyatakan steril oleh Dirjen Lapas, maximum security, tapi terbukti hari ini pun mereka masih bisa menjalankan kegiatan,” kata pria yang biasa disapa Buwas itu saat menggelar konferensi pers di Gedung BNN, Jakarta, Selasa (10/10/2017).
Dia mengungkapkan, setiap pengungkapan kasus did alam lapas, petugas dengan mudahnya mengamankan sejumlah alat komunikasi dari sel tahanan. Alat komunikasi ini digunakan para pelaku untuk mengendalikan jaringannya di luar.
Kondisi ini menurut Buwas akibat lemahnya kontrol di dalam lapas, dan keterlibatan oknum yang membuat jaringan narkotika leluasa mengoperasikan bisnisnya dari balik penjara.
Bahkan yang mencengangkan, kata Buwas, mereka bisa keluar masuk lapas hanya untuk bertemu dengan rekan bisnisnya dan kembali setelah urusan selesai. “Jadi luar biasa di Indonesia karena memang kita belum concern terhadap penanganan terhadap mereka,” kata Buwas.
Tidak hanya lapas dengan sistem pengamanan biasa, pada sejumlah kasus lapas dengan pengamanan maksimal (maksimum security) pun masih bisa ditembus dan dijadikan tempat mengendalikan bisnis barang haram itu.
“Ada lapas yang sudah dinyatakan steril oleh Dirjen Lapas, maximum security, tapi terbukti hari ini pun mereka masih bisa menjalankan kegiatan,” kata pria yang biasa disapa Buwas itu saat menggelar konferensi pers di Gedung BNN, Jakarta, Selasa (10/10/2017).
Dia mengungkapkan, setiap pengungkapan kasus did alam lapas, petugas dengan mudahnya mengamankan sejumlah alat komunikasi dari sel tahanan. Alat komunikasi ini digunakan para pelaku untuk mengendalikan jaringannya di luar.
Kondisi ini menurut Buwas akibat lemahnya kontrol di dalam lapas, dan keterlibatan oknum yang membuat jaringan narkotika leluasa mengoperasikan bisnisnya dari balik penjara.
Bahkan yang mencengangkan, kata Buwas, mereka bisa keluar masuk lapas hanya untuk bertemu dengan rekan bisnisnya dan kembali setelah urusan selesai. “Jadi luar biasa di Indonesia karena memang kita belum concern terhadap penanganan terhadap mereka,” kata Buwas.
(dam)