Yenny Wahid: Perempuan Indonesia Punya Karakter Khas

Senin, 09 Oktober 2017 - 09:44 WIB
Yenny Wahid: Perempuan Indonesia Punya Karakter Khas
Yenny Wahid: Perempuan Indonesia Punya Karakter Khas
A A A
JAKARTA - Wahid Foundation bersama Badan PBB untuk isu perempuan, UN Women, merayakan Hari Perdamaian Internasional di Ponpes Annuqayah, Desa Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, Jawa Timur, dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Minggu 8 Oktober 2017.

Presiden Jokowi dalam pidatonya meminta masyarakat Indonesia untuk selalu menjaga perdamaian di Bumi Nusantara.

"Banyak negara yang kepincut dengan perdamaian dan kerukunan yang berlangsung di Indonesia," kata Jokowi, dalam siaran pers, Senin (9/10/2017).

"Indonesia memiliki suku yang cukup banyak, mencapai 714 suku, dibandingkan Malaysia yang hanya 3 suku, Indonesia memiliki berbagai suku, agama, budaya dan bahasa. Maka, perlu hati-hati dalam menyikapi dan jangan sampai ada gesekan apalagi konflik," imbuhnya.

Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid menyampaikan apresiasinya terhadap perempuan yang ada di Madura. Yenny menjelaskan, acara hari ini adalah kolaborasi antara UN Women dan Wahid Foundation dengan dukungan khusus dari pemerintah Jepang.

"UN Women adalah lembaga PBB yang mendapat mandat untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan di dunia. kegiatan yang kami gagas ini dipicu oleh rasa bangga kami kepada perempuan Indonesia yang mempunyai karakter khas," ucap Yenny Wahid.

Perempuan bernama asli Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid ini mengungkapkan, pihaknya dihubungi UN Women untuk membuat kegiatan perayaan hari perdamaian dunia yang melibatkan kelompok perempuan di masyarakat.

"Kami langsung berpikir bahwa Madura adalah daerah yang paling pas, karena perempuan Madura dikenal sebagai pribadi yang ulet dan pekerja keras, serta religius dan senang bergotong royong," ungkapnya.

Di sisi lain, sambung Yenny, para perempuan juga akan dibekali kemampuan untuk menerapkan nilai-nilai perdamaian di lingkungannya masing-masing. Sehingga tidak mudah terpancing oleh provokasi orang2 yang ingin menciptakan konflik ditengah-tengah masyarakat.

"Dalam program ini kami juga melibatkan banyak kiai, Gus, dan Lora, untuk membantu membangun pemahaman kaum perempuan terutama tentang nilai Pancasila," tuturnya.

"Saya berharap para Lora dan Gus dari AnNuqoyah bersama para bu Nyai, nantinya bisa menjadi pelopor-pelopor perdamaian di Madura dan Indonesia," tandasnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7614 seconds (0.1#10.140)