RI-Malaysia Perkuat Kerja Sama Daerah Perbatasan
A
A
A
KUALA LUMPUR - General Border Committee Malaysia-Indonesia (GBC Malindo) ke-40 resmi digelar Kamis (28/9/2017) hari ini.
Kegiatan yang akan dibuka secara langsung oleh Ketua GBC Malindo Malaysia yang juga Menteri Pertahanan Malaysia YB Dato Seri Hishammuddin diharapkan dapat terus meningkatkan kerja sama keamanan perbatasan kedua negara, sekaligus memajukan dan menyejahterakan masyarakat.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, isu keamanan yang bersifat transnasional potensial dimanfaatkan pelaku kriminal untuk menjalankan aksinya.
Dia mengajak semua pihak di kedua negara bersama menjaga perbatasan dengan agenda yang konkret.
"Melalui GBC ke-40 ini dapat digali bidang-bidang kerja sama yang dapat dimanfaatkan bersama bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kedua negara," ujar Ryamizard di sela-sela kedatangannya di Malaysia, Rabu 27 September 2017.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan, Brigadir Jenderal TNI Totok Sugiarto menambahkan, pada sidang ke-40 GBC akan dibahas sejumlah hal mengenai evaluasi kemajuan bersama dari badan-badan di bawah GBC, baik operasi maupun non-operasi, termasuk hasil pertemuan kelompok kerja.
"Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan langkah-langkah peningkatan di masa akan datang," ucap Totok.
Susunan delegasi GBC Malindo mencakup bidang operasi dan nonoperasi, serta mencakup aspek keamanan dan kemakmuran, menggambarkan penting dan strategisnya forum GBC Malindo ini.
"Kinerja forum GBC Malindo yang terus meningkat ditunjukkan dari jumlah dan jenis aktivitas diberbagai bidang," ucap Totok.
Hasil laporan kemajuan bersama bidang non operasi dari delegasi Indonesia disampaikan oleh Asops Panglima TNI, sedangkan laporan bersama bidang operasi oleh delegasi Malaysia dan briefing penempatan MMLO/ILO Darat.
Menurut Totok, tantangan yang di hadapi kedua negara dalam bidang perbatasan akan semakin kompleks pada masa mendatang, terutama secara geografis kedua negara berada pada jalur masyarakat internasional.
"Dalam hal ini Selat Malaka yang mempunyai peran strategis karena keamanannya berpengaruh pada kompleksitas permasalahan yang harus dihadapi kedua negara," katanya.
Kegiatan yang akan dibuka secara langsung oleh Ketua GBC Malindo Malaysia yang juga Menteri Pertahanan Malaysia YB Dato Seri Hishammuddin diharapkan dapat terus meningkatkan kerja sama keamanan perbatasan kedua negara, sekaligus memajukan dan menyejahterakan masyarakat.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, isu keamanan yang bersifat transnasional potensial dimanfaatkan pelaku kriminal untuk menjalankan aksinya.
Dia mengajak semua pihak di kedua negara bersama menjaga perbatasan dengan agenda yang konkret.
"Melalui GBC ke-40 ini dapat digali bidang-bidang kerja sama yang dapat dimanfaatkan bersama bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kedua negara," ujar Ryamizard di sela-sela kedatangannya di Malaysia, Rabu 27 September 2017.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan, Brigadir Jenderal TNI Totok Sugiarto menambahkan, pada sidang ke-40 GBC akan dibahas sejumlah hal mengenai evaluasi kemajuan bersama dari badan-badan di bawah GBC, baik operasi maupun non-operasi, termasuk hasil pertemuan kelompok kerja.
"Hasil evaluasi digunakan untuk menentukan langkah-langkah peningkatan di masa akan datang," ucap Totok.
Susunan delegasi GBC Malindo mencakup bidang operasi dan nonoperasi, serta mencakup aspek keamanan dan kemakmuran, menggambarkan penting dan strategisnya forum GBC Malindo ini.
"Kinerja forum GBC Malindo yang terus meningkat ditunjukkan dari jumlah dan jenis aktivitas diberbagai bidang," ucap Totok.
Hasil laporan kemajuan bersama bidang non operasi dari delegasi Indonesia disampaikan oleh Asops Panglima TNI, sedangkan laporan bersama bidang operasi oleh delegasi Malaysia dan briefing penempatan MMLO/ILO Darat.
Menurut Totok, tantangan yang di hadapi kedua negara dalam bidang perbatasan akan semakin kompleks pada masa mendatang, terutama secara geografis kedua negara berada pada jalur masyarakat internasional.
"Dalam hal ini Selat Malaka yang mempunyai peran strategis karena keamanannya berpengaruh pada kompleksitas permasalahan yang harus dihadapi kedua negara," katanya.
(dam)