Taat Aturan, Pengelola Masjid Nabawi Puji Jamaah Haji Indonesia

Kamis, 28 September 2017 - 09:05 WIB
Taat Aturan, Pengelola Masjid Nabawi Puji Jamaah Haji Indonesia
Taat Aturan, Pengelola Masjid Nabawi Puji Jamaah Haji Indonesia
A A A
MADINAH - Masjid Nabawi tahun ini kedatangan tidak kurang dari 221.000 jamaah haji dari Indonesia. Meskipun jumlahnya terbesar di antara negara pengirim jamaah haji, mereka dapat menjaga sikapnya selama di Kota Madinah.

Hal ini mengundang pujian dari Direktur Hubungan Masyarakat Masjid Nabawi, Abdul Wahid Al-Hetab saat menemui Tim Media Center Haji (MCH) di kantor pengelola Masjid Nabawi, Selasa (26/9/2017). Pada kesempatan itu pula dia berbicara panjang mengenai sejarah masjid dan upaya yang dilakukan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi melalui pengelola Masjid Nabawi untuk menyambut jamaah haji maupun umrah.

Untuk memberikan rasa nyaman jamaah dari seluruh dunia, telah terbangun 250 payung elektrik di halaman masjid. Kemudian tersedia 100 pintu untuk akses masuk ke bangunan masjid, hingga sarana tempat parkir yang sanggup menampung ribuan kendaraan dan sound system.

“Semua dibuat penguasa (raja) dari zaman ke zaman, untuk jamaah yang datang ke Nabawi,” ujar Al-Hetab sebagaimana diterjemahkan Usman Hatim Jogjawi, mukimin yang bekerja pada lembaga di bawah Kerajaan Saudi tersebut.

Dijelaskannya, pembangunan dan perluasan masjid dilakukan dari satu penguasa ke penguasa lain. Menurut dia, masjid pun kian modern di tangan Raja Salman.

Indonesia termasuk salah satu pihak yang mendapatkan prioritas di Nabawi. Salah satu sebabnya, jumlah jamaah paling banyak. Bahkan tahun ini, Indonesia merupakan pengirim jemaah haji terbanyak di dunia.

Untuk mengakomodir kepentingan jamaah, pengelola masjid membuka majelis atau ceramah bermacam bahasa. Termasuk di antaranya berbahasa Indonesia dengan mendatangkan penceramah yang merupakan mahasiswa atau pakar. “Kajiannya soal tauhid, tafsir, fiqh, sejarah nabi, syariah, ibadah, dan haji,” sebut Al-Hetab.

Sebagai pihak penerima jemaah berbagai negara, bagaimana penilaian Al-Hetab khusus terhadap jemaah haji Indonesia? “Alhamdulillah, termasuk (jemaah) sangat tertib dan taat. Bergerak dari satu tempat ke tempat lain dengan baik,” puji Al-Hetab.

Kedatangan jamaah Indonesia di Madinah terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama tiba di Madinah pada 28 Juli 2017. Setelah 8–9 hari, mereka bergeser ke Kota Mekkah guna memulai proses rukun dan wajib haji. Seusai menjalani puncak haji, mereka terbang ke Tanah Air.

Pada saat bersamaan, jamaah gelombang kedua yang sebelumnya mendarat di Jeddah, bergerak dari Mekkah menuju Madinah mulai 6–26 September. Mereka akan pulang ke Tanah Air melalui Madinah sejak 21 September–6 Oktober.

“Bangsa Indonesia tahu aturan. Saya tidak bisa menyampaikan dengan istilah lain. Subhanallah, sangat baik. Terutama soal perpindahan jamaah dan ibadah,” kata Al-Hetab.

Jamaah haji Indonesia di Nabawi untuk melaksanakan ibadah arbain atau salat lima waktu tanpa putus sebanyak 40 kali. Selain itu, mereka juga berziarah ke sejumlah tempat seperti Jabal Uhud, Masjid Quba (masjid pertama yang dibangun Rasulullah SAW), Masjid Qiblatain (masjid dengan dua kiblat), dan masih banyak lagi tempat ziarah lainnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6537 seconds (0.1#10.140)