Diuji Selama 7 Bulan, 215 Prajurit Lolos Pendidikan Kopassus
A
A
A
CILACAP - Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayor Jenderal TNI Madsuni telah menutup pendidikan prajurit Komando Angkatan 101 di Pantai Permisan Cilacap, Nusakambangan, Jawa Tengah, Sabtu 23 September 2017.
Pendidikan yang ditempuh selama tujuh bulan ini melalui seluruh rangkaian pendidikan Komando, mulai dari tahap basis di Batujajar, tahap gunung-hutan di Situlembang dan tahap rawa laut di Cilacap dengan materi kemampuan menembak, fisik, beladiri, penggunaan senjata tradisional hingga pendekatan kepada masyarakat.
Danjen Kopassus mengatakan, tidak mudah untuk menjadi prajurit Komando karena sangat beratnya latihan yang harus dijalani oleh setiap siswa Komando.
Dia mengatakan, ciri khas Kopassus dalam pembentukan prajurit Komando adalah kebersamaan dengan melepas pangkat dan jabatan.
Kebersamaan ini, kata dia, melahirkan jiwa korsa yang tinggi yang akhirnya menjadi modal utama dalam melaksanakan tugas sebagai abdi Negara.
“Yang membedakan kalian dengan satuan lain adalah tes psikologi. Hari ini terbukti kalian mampu bertahan di bawah tekanan dan penderitaan dalam situasi apapun. Kondisi ini mewujudkan prajurit Komando yang memiliki sikap mental seorang prajurit sejati yang memiliki militansi yang tinggi, tahan uji dan pantang menyerah dalam menghadapi situasi sesulit apapun," tutur Madsuni dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews, Senin (25/9/2017).
Madsuni juga mengatakan kualifikasi yang telah dicapai belum cukup untuk menjadi prajurit yang mahir dan andal. Masih banyak lagi kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki sebagai pelengkap pasukan khusus.
Dia pun mengingatkan anggota Kopassus tidak berpuas diri dan tetap meningkatkan kemampuan melalui budaya belajar dan berlatih serta terus mengikuti dinamika perkembangan situasi era global saat ini.
Dari 261 peserta yang mengikuti pendidikan, 215 peserta dinyatakan lulus dan 46 peserta lainnya dinyatakan tidak bisa mengikuti pendidikan karena kesehatan, mental, dan akademik.
Lulus sebagai siswa terbaik dengan mendapatkan sangkur perak diperoleh Letda Inf Tri Ageng Widhi Nugroho Akademi Militer 2016, asal Makopassus dari Werving Akmil.
Upacara penutupan pendidikan diakhiri dengan pemasangan baret merah dan brevet Komando kepada prajurit Komando yang baru dilantik. Danjen Kopassus dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang BS Kopassus turut serta memasangkan brevet dan baret merah kepada siswa yang orang tuanya tidak hadir, diikuti dengan para orang tua siswa pendidikan prajurit Komando.
Pendidikan yang ditempuh selama tujuh bulan ini melalui seluruh rangkaian pendidikan Komando, mulai dari tahap basis di Batujajar, tahap gunung-hutan di Situlembang dan tahap rawa laut di Cilacap dengan materi kemampuan menembak, fisik, beladiri, penggunaan senjata tradisional hingga pendekatan kepada masyarakat.
Danjen Kopassus mengatakan, tidak mudah untuk menjadi prajurit Komando karena sangat beratnya latihan yang harus dijalani oleh setiap siswa Komando.
Dia mengatakan, ciri khas Kopassus dalam pembentukan prajurit Komando adalah kebersamaan dengan melepas pangkat dan jabatan.
Kebersamaan ini, kata dia, melahirkan jiwa korsa yang tinggi yang akhirnya menjadi modal utama dalam melaksanakan tugas sebagai abdi Negara.
“Yang membedakan kalian dengan satuan lain adalah tes psikologi. Hari ini terbukti kalian mampu bertahan di bawah tekanan dan penderitaan dalam situasi apapun. Kondisi ini mewujudkan prajurit Komando yang memiliki sikap mental seorang prajurit sejati yang memiliki militansi yang tinggi, tahan uji dan pantang menyerah dalam menghadapi situasi sesulit apapun," tutur Madsuni dalam keterangan pers yang diterima SINDOnews, Senin (25/9/2017).
Madsuni juga mengatakan kualifikasi yang telah dicapai belum cukup untuk menjadi prajurit yang mahir dan andal. Masih banyak lagi kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki sebagai pelengkap pasukan khusus.
Dia pun mengingatkan anggota Kopassus tidak berpuas diri dan tetap meningkatkan kemampuan melalui budaya belajar dan berlatih serta terus mengikuti dinamika perkembangan situasi era global saat ini.
Dari 261 peserta yang mengikuti pendidikan, 215 peserta dinyatakan lulus dan 46 peserta lainnya dinyatakan tidak bisa mengikuti pendidikan karena kesehatan, mental, dan akademik.
Lulus sebagai siswa terbaik dengan mendapatkan sangkur perak diperoleh Letda Inf Tri Ageng Widhi Nugroho Akademi Militer 2016, asal Makopassus dari Werving Akmil.
Upacara penutupan pendidikan diakhiri dengan pemasangan baret merah dan brevet Komando kepada prajurit Komando yang baru dilantik. Danjen Kopassus dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang BS Kopassus turut serta memasangkan brevet dan baret merah kepada siswa yang orang tuanya tidak hadir, diikuti dengan para orang tua siswa pendidikan prajurit Komando.
(dam)