Tangkal Radikalisme, Polres Kulonprogo Keliling Ponpes dan Masjid
A
A
A
KULONPROGO - Polres Kulonprogo, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) punya cara tersendiri dalam menangkal paham radikalisme. Salah satunya melakukan kunjungan ke pondok pesantren (ponpes) dan masjid. Program blusukan ini dilakukan dua kali dalam sebulan.
Kapolres Kulonprogo AKBP Irfan Rifai mengungkapkan situasi dan kondisi Kulonprogo secara keseluruhan aman dari ancaman keamanan termasuk gerakan kelompok radikalisme. Meski demikian, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dan sosialisasi bahayanya faham tersebut. "Kami punya program keliling masjid dan ponpes untuk menangkal paham radikalisme," ujar Irfan saat berkunjung ke Ponpes Al Ghifari, Desa Gentan Sidorejo Lendah, Kulonprogo, Kamis (21/9/2017).
Menurut Irfan, tahun 1980 ada seorang tokoh yang masuk ke Kulonprogo membawa paham radikalisme. Tapi kata dia, aliran tersebut saat ini tdak ada bahkan tokohnya sudah kembali ke jalan yang benar. "Kami libatkan semua elemen masyarakat mulai dari ulama, kyai, tokoh masyarakat, RT, RW untuk menangkal gerakan tersebut," katanya.
Pengasuh Ponpes Al Ghifari Kyai Haji Nurhadi Widodo mengatakan, sejak awal sudah mendidik anak asuhnya dengan akidah yang kuat sehingga begitu masuk perguruan tinggi tidak terpengaruh dengan paham paham lain termasuk radikalisme. Berbeda jika akidah di dapat dari kampus maka dia akan sangat mudah terpengaruh hasutan jahat. "Ada yang menuding kelompok lain sesat dan kafir. Itu akidahnya lemah karena tidak dibangun sejak kecil. Islam kan tidak mengajarkan seperti itu," ungkapnya.
Nurhadi menjelaskan, kehadiran polisi ke ponpes dalam rangka penyuluhan dan mensosialisasikan faham radikalisme adalah sesuatu yang sangat baik. Sebagai abdi negara, kata dia, pihaknya mendukung penuh keberadaan polisi di tengah-tengah masyarakat karena dengan begitu akan memberikan rasa aman dan nyaman. "Polisi itu bukan musuh tapi teman karena kehadiran mereka memberikan rasa aman," ungkapnya.
Kapolres Kulonprogo AKBP Irfan Rifai mengungkapkan situasi dan kondisi Kulonprogo secara keseluruhan aman dari ancaman keamanan termasuk gerakan kelompok radikalisme. Meski demikian, pihaknya terus melakukan upaya pencegahan dan sosialisasi bahayanya faham tersebut. "Kami punya program keliling masjid dan ponpes untuk menangkal paham radikalisme," ujar Irfan saat berkunjung ke Ponpes Al Ghifari, Desa Gentan Sidorejo Lendah, Kulonprogo, Kamis (21/9/2017).
Menurut Irfan, tahun 1980 ada seorang tokoh yang masuk ke Kulonprogo membawa paham radikalisme. Tapi kata dia, aliran tersebut saat ini tdak ada bahkan tokohnya sudah kembali ke jalan yang benar. "Kami libatkan semua elemen masyarakat mulai dari ulama, kyai, tokoh masyarakat, RT, RW untuk menangkal gerakan tersebut," katanya.
Pengasuh Ponpes Al Ghifari Kyai Haji Nurhadi Widodo mengatakan, sejak awal sudah mendidik anak asuhnya dengan akidah yang kuat sehingga begitu masuk perguruan tinggi tidak terpengaruh dengan paham paham lain termasuk radikalisme. Berbeda jika akidah di dapat dari kampus maka dia akan sangat mudah terpengaruh hasutan jahat. "Ada yang menuding kelompok lain sesat dan kafir. Itu akidahnya lemah karena tidak dibangun sejak kecil. Islam kan tidak mengajarkan seperti itu," ungkapnya.
Nurhadi menjelaskan, kehadiran polisi ke ponpes dalam rangka penyuluhan dan mensosialisasikan faham radikalisme adalah sesuatu yang sangat baik. Sebagai abdi negara, kata dia, pihaknya mendukung penuh keberadaan polisi di tengah-tengah masyarakat karena dengan begitu akan memberikan rasa aman dan nyaman. "Polisi itu bukan musuh tapi teman karena kehadiran mereka memberikan rasa aman," ungkapnya.
(pur)