ACT Distribusikan 12 Ton Makanan untuk Etnis Rohingya
A
A
A
JAKARTA - Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) asal Indonesia dibantu relawan lokal ACT di Myanmar berhasil mendistribusikan bantuan kemanusiaan bagi ratusan ribu warga etnis Rohingya yang menjadi korban kejahatan kemanusiaan di Rakhine State.
Bantuan kemanusiaan berupa terigu, minyak, kacang-kacangan, serta bahan makanan pokok lainnya berhasil didistribusikan langsung ke tangan pengungsi.
"Total ada 12 ton yang telah kami distribusikan," kata relawan ACT Mohamad Faisol Amrullah dalam sebuah konferensi pers di Media Center for Rohingya Crisis, Menata 164, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2017).
Berdasarkan laporan Faisol yang baru saja menyelesaikan misi kemanusiaan di Myanmar, tercatat 200 ribu etnis Rohingya kini telah mengungsi ke Bangladesh. Sementara 100 ribu orang lainnya masih terlunta-lunta di wilayah perbatasan.
Faisol menuturkan, para pengungsi yang berhasil masuk wilayah Bangladesh kini tinggal di tenda-tenda darurat beratapkan terpal yang ditopang dengan bambu dengan alas seadanya.
"Kalau ketemu plastik ya pakai alas plastik. Mereka kenakan pakaian seadanya," tutur Faisol.
Selain kondisi kekurangan makanan serta tempat tinggal layak, para pengungsi etnis Rohingya juga mengalami berbagai gangguan kesehatan akibat sanitasi buruk.
"Saat ini mereka butuh bantuan medis dan kami sedang usahakan. Sebelumnya kami tidak engira tragedi kemanusiaan ini begitu dahsyat. Kami dibantu relawan lokal akan mengurus tim medis, kita akan usahakan segera," ucap Faisol.
Bantuan kemanusiaan berupa terigu, minyak, kacang-kacangan, serta bahan makanan pokok lainnya berhasil didistribusikan langsung ke tangan pengungsi.
"Total ada 12 ton yang telah kami distribusikan," kata relawan ACT Mohamad Faisol Amrullah dalam sebuah konferensi pers di Media Center for Rohingya Crisis, Menata 164, Jakarta Selatan, Senin (11/9/2017).
Berdasarkan laporan Faisol yang baru saja menyelesaikan misi kemanusiaan di Myanmar, tercatat 200 ribu etnis Rohingya kini telah mengungsi ke Bangladesh. Sementara 100 ribu orang lainnya masih terlunta-lunta di wilayah perbatasan.
Faisol menuturkan, para pengungsi yang berhasil masuk wilayah Bangladesh kini tinggal di tenda-tenda darurat beratapkan terpal yang ditopang dengan bambu dengan alas seadanya.
"Kalau ketemu plastik ya pakai alas plastik. Mereka kenakan pakaian seadanya," tutur Faisol.
Selain kondisi kekurangan makanan serta tempat tinggal layak, para pengungsi etnis Rohingya juga mengalami berbagai gangguan kesehatan akibat sanitasi buruk.
"Saat ini mereka butuh bantuan medis dan kami sedang usahakan. Sebelumnya kami tidak engira tragedi kemanusiaan ini begitu dahsyat. Kami dibantu relawan lokal akan mengurus tim medis, kita akan usahakan segera," ucap Faisol.
(dam)