Persiapan Layanan Katering Jamaah di Madinah Dimatangkan

Sabtu, 09 September 2017 - 14:00 WIB
Persiapan Layanan Katering...
Persiapan Layanan Katering Jamaah di Madinah Dimatangkan
A A A
MADINAH - Pengalaman pelayanan yang kurang menyenangkan pada gelombang pertama, membuat Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Madinah lebih antisipatif lagi di gelombang kedua jamaah berada di Bumi Nabi.

Guna memastikan tak ada masalah pada gelombang kedua, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin dan delegasi Amirulhajj (pemimpin ibadah haji) mengecek perusahaan katering, hotel, dan klinik kesehatan dalam melayani jamaah, Jumat (8/9/2017) sore. Mereka bertolak menuju PT Al Andalus, perusahaan katering yang sudah 10 musim haji terakhir melayani jamaah haji Indonesia.

Perusahaan yang mendapat jatah 26.000 porsi ini mempekerjakan tukang masak dan chef dari Indonesia. Masa kerjanya minimal 1 tahun dan ada juga yang sudah 9 tahun.

Di sini, Lukman Hakim Saifuddin mendapat penjelasan alur memasak hingga distribusi katering bagi jamaah haji. “Apa usulan Anda terkait pelayanan ke jamaah?” tanya Menag ke pegawai PT Al Andalus.

Salah satu tukang masak asal Indonesia, Maman mengatakan, pihaknya kesulitan dalam distribusi karena tak semua jamaah yang dilayani menempati satu hotel. Dia mencontohkan pihaknya terpaksa mengirim ke hotel yang hanya ditempati 10 jamaah. “Tidak efektif dari sisi distribusi Pak. Ini sekadar saran saja,” kata pria asal Purwakarta itu.

Menag mengangguk dan mengatakan persoalan jamaah dalam satu kloter yang tersebar di beberapa hotel memang menjadi masalah. Ini merupakan imbas dari sistem sewa blocking time, bukan satu musim. Dia berharap hal itu terselesaikan tahun depan.

Dari katering, Menag bergeser ke hotel di dekat Masjid Nabawi. Situasi hotel tampak ramai. Ternyata jamaah haji dari Sudan baru saja datang. Teras hotel pun penuh dengan barang-barang jamaah asal negara Afrika tersebut.

Pergeseran jamaah dari Mekkah menuju Madinah akan dimulai pada Selasa 12 September 2017. Mereka akan berada di Madinah selama 8–9 hari untuk beribadah Arbain (salat wajib dalam 40 kali waktu tanpa putus di Masjid Nabawi). Setelah selesai jamaah selanjutnya akan pulang ke Tanah Air.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1289 seconds (0.1#10.140)