Awas! Kasus Rohingya Dimanfaatkan Jaringan Teroris Global

Jum'at, 08 September 2017 - 02:09 WIB
Awas! Kasus Rohingya Dimanfaatkan Jaringan Teroris Global
Awas! Kasus Rohingya Dimanfaatkan Jaringan Teroris Global
A A A
SURABAYA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta aksi kemanusiaan terhadap etnis Rohingya dilakukan secara simpatik. Sebab bila tidak, aksi tersebut justru akan memperkeruh suasana. Atau bahkan dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu.

Tito menyampaikan, saat ini ada banyak kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan jaringan teroris global. Mereka kerap kali melakukan gerakan provokasi dengan mengatasnamakan solidaritas agama. Karena itu, semua pihak harus berhati-hati.

Tito tidak mempersoalkan aksi kemanusiaan terhadap etnis Rohingnya. Namun, sebisa mungkin aksi tersebut dilakukan dengan baik. Tidak dengan kekerasan, atau bahkan provokasi dan pelanggaran lainnya.

“Tetapi, kalau melakukan pelanggaran, misalnya kekerasan, kemudian melakukan ucapan yang memprovokasi kekerasan, melanggar ITE, ya kita melakukan tindakan,” ujar Tito seusai menjadi pembicara dalam acara International Conference on Contemporary Social and Political Science Affair (ICoCSPA) di Hotel Garden Palace, Surabaya, Kamis (7/9/2017).

Pesan itu disampaikan karena dia mencium mulai ada pihak-pihak yang sengaja mengemas isu Rohingnya untuk kepentingan politik lokal. Tujuannya adalah untuk menggulingkan pemerintah. Bukan untuk kepentingan etnis Rohingya seperti yang tampak.

“Ada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan untuk kepentingan lokal di sini. Mereka membangun solidaritas untuk isu menekan pemerintah. Bukan kepentingan Rohingya. Untuk kepentingan mendelegitimasi pemerintah supaya jatuh,” terangnya.

Dugaan tersebut kata Tito berdasarkan temuan Ismail Fahmi, yang menggunakan software Analysis Opinion di Twitter. Dari analisis tersebut, terlihat isu Rohingya dikaitkan dengan Pemerintah Indonesia, dikaitkan dengan Presiden Jokowi, dikaitkan dengan Myanmar, dengan Aung San Suu Kyi, dan seterusnya.

“Di situ banyak dominan dikaitkan dengan pemerintah. Artinya, memang banyak orang yang solider dengan warga muslim yang ada di Rohingya di Myanmar. Solider ingin berbuat sesuatu untuk membantu, dan meminta pemerintah untuk melakukan tindakan,” tuturnya.

Karena itu, mantan Kapolda Metro Jaya ini meminta masyarakat Indonesia benar-benar paham tentang isu Rohingya. Dia juga berharap, konflik segera diselesaikan, sehingga tidak merembet pada konflik sosial yang lebih luas.

“Masyarakat kita minta juga untuk paham bahwa ada dua kemungkinan terkait isu Rohingya. Pertama, ada pihak yang memang solider dan banyak menyuarakan isu Rohingya dalam rangka kemanusiaan dan sesama umat Islam. Tetapi ada juga pihak yang ingin mendelegitimasi pemerintah Indonesia,” tegasnya.

Karena itu, sebisa mungkin masyarakat berhati-hati. Sehingga tidak terjebak oleh pihak yang membuat isu ini untuk kepentingan mendelegitimasi pemerintah.

Sementara itu, lanjut Tito, pemerintah sudah berperan aktif dalam penyelesaian konflik etnis Rohingya. Yakni dengan diutusnya Menlu Retno Sumardi untuk bertemu dengan pimpinan pemerintahan sipil maupun petinggi militer Myanmar. Sehingga diberikan akses oleh otorita Myanmar untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.

“Selain itu pemerintah juga sudah bertemu dengan pemerintah Bangladesh agar memberikan ruang terhadap pengungsi etnis Rohingya,” urainya.

Sementara itu, aksi solidaritas etnis Rohingya di Surabaya kemarin terus berjalan. Di depan Gedung DPRD Surabaya misalnya, puluhan massa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslimin Indonesia (Kammi) menggelar teterikal dan unjuk rasa mengecam kekerasan terhadap etnis Rohingya di Rakhine Myanmar.

“Mereka ada saudara-saudara kami sesama Mulim. Tetapi diperlakukan tidak manusiawi. Karena itu, kami terpanggil untuk melakukan aksi,”tegas Muslimin, salah satu peserta aksi.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6087 seconds (0.1#10.140)