Ibadah Wukuf, 2,1 Juta Jamaah Haji Padati Padang Arafah
A
A
A
MEKKAH - Padang Arafah kemarin bak lautan putih manusia. Sekitar 2,1 juta jamaah haji dari berbagai belahan dunia telah berkumpul di tempat ini untuk melaksanakan wukuf yang merupakan ritual puncak ibadah haji pada hari ini.
Sejak pagi hari, hamparan Padang Arafah mulai didatangi jamaah, termasuk dari Indonesia. Beberapa lokasi yang sudah dipadati jamaah antara lain di Jabal Rahmah. Iring-iringan ratusan kendaraan besar seperti bus sejak pagi juga tak putus masuk Arafah.
Kendaraan tersebut lalu lalang mengangkut jamaah dari hotel-hotel di Mekkah menuju maktab yang disediakan di Arafah. Begitu besarnya gelombang jamaah, membuat sejumlah titik jalan di Kota Mekkah mengalami kemacetan, seperti di mulut terowongan Malik Fahd yang mengarah ke Arafah melalui Mina.
Kepadatan juga terlihat di Aziziyah Janubiyyah dan Outer Ring Road yang mengarah ke Awali dan Arafah. Pemberangkatan jamaah Indonesia ke Arafah dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pagi (08.00- 12.00), siang (12.00-16.00), dan petang (16.00-20.00).
Jamaah Indonesia menyambut puncak haji ini dengan penuh semangat dan kebahagiaan. Sejak pukul 03.00 WAS, jamaah sudah menyiapkan diri, mulai mandi besar, mengenakan ihram, salat sunat, hingga membawa makanan kecil sebagai bekal selama di Arafah.
Bahkan, ada pula yang membawa ember untuk keperluan di kamar mandi. Kondisi fisik tak prima juga bukan halangan utama.
Seperti yang dituturkan pasangan suami-istri, Sugi, 64, dan Siti Asiyah, 60, jamaah haji asal Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jateng. Sugi mengatakan sudah tak sabar untuk segera memulai rukun dan wajib haji yang diawali ihram dan wukuf di Padang Arafah.
Meskipun tubuhnya tak muda lagi, ini tak menyurutkan semangatnya menjalani haji di tengah tekanan cuaca panas ekstrem. “Istri memang sakit, tapi kami yakin Allah SWT Maha Melindungi,” kata Sugi saat menunggu kedatangan bus maktabnya di Hotel No 503, Mekkah.
Semangat tinggi juga dilontarkan istrinya, Siti Asiyah. Walaupun berkursi roda, dia berniat untuk tidak selalu menggunakannya selama melaksanakan rukun haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). “Saya memang sakit, tapi insya Allah bisa mandiri. Kami tak sabar ingin ke Arafah,” kata Asiyah.
Kepala Sektor 3 Daker Mekkah Noor Hamid mengatakan, pemberangkatan jamaah ke Arafah disesuaikan dengan sistem qur’ah/undian kloter, nomor urut kedatangan kloter tiba di Mekkah. “Kebijakan Muassasah per lantai tahun ini belum optimal di sosialisasikan ke maktab. Sehingga pelaksanaan di lapangan belum mengacu pada kebijakan per lantai.” katanya.
Dari hotel, jamaah melalui sejumlah rute jalan menuju Arafah, tergantung wilayah pondokannya. Jika tinggal di Mahbas Jin, Syissah, Raudlah, dan Aziziyah akan melalui Aziziyah Janubiyyah, terus ke Awali dan masuk Arafah. Bagi yang tinggal di Misfalah, rutenya melalui Outer Ring Road Mekkah terus ke Awali dan masuk Arafah.
Adapun jamaah yang tinggal di Jarwal keluar melalui Second Ring Road melewati terowongan Sulaimaniyyah dan terowongan Syib Amir, kemudian menuju Kuday dan masuk ke Third Ring Road yang dilanjutkan ke Awali dan tiba di Arafah. “Outer Ring Road yang dilewati jamaah dari Misfalah adalah Third Ring Road sebagaimana yang dilewati jamaah dari Jarwal,” ungkap Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meminta jamaah haji menjaga kondisi dan mengonsumsi makanan bergizi. “Jangan lupa sering minum air. Berdasarkan prakiraan cuaca, puncak haji atau wukuf suhu antara 42-52 derajat Celsius,” kata Menag.
Saat wukuf, Menag mengimbau jamaah tidak keluar tenda karena hal itu bisa menguras stamina jamaah. Jumlah jamaah haji tahun ini diperkirakan mencapai 2,1 juta orang atau terbanyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya lantaran Arab Saudi mengembalikan kuota normal. Bahkan, sejumlah negara seperti Indonesia telah mendapat tambahan kuota.
Fasilitas di Arafah seperti listrik dan toilet dipastikan telah siap untuk digunakan jamaah. Bahkan di Muzdalifah, jamaah akan terbantu karena tak perlu repot mencari batu guna melempar jumrah. “Kami akan pastikan jamaah mendapatkan kantong berisi batu guna melempar jumrah,” ungkap Kasektor Muzdalifah Nasrullah Jasam.
Selama di Mina, petugas haji akan bekerja ekstra keras guna memastikan jamaah tidak melanggar jadwal terlarang melempar jumrah. “Kami akan menghalau jamaah yang ingin melempar jumrah pada waktu terlarang,” kata Kasektor Mina Amin Handoyo.
Sejak pagi hari, hamparan Padang Arafah mulai didatangi jamaah, termasuk dari Indonesia. Beberapa lokasi yang sudah dipadati jamaah antara lain di Jabal Rahmah. Iring-iringan ratusan kendaraan besar seperti bus sejak pagi juga tak putus masuk Arafah.
Kendaraan tersebut lalu lalang mengangkut jamaah dari hotel-hotel di Mekkah menuju maktab yang disediakan di Arafah. Begitu besarnya gelombang jamaah, membuat sejumlah titik jalan di Kota Mekkah mengalami kemacetan, seperti di mulut terowongan Malik Fahd yang mengarah ke Arafah melalui Mina.
Kepadatan juga terlihat di Aziziyah Janubiyyah dan Outer Ring Road yang mengarah ke Awali dan Arafah. Pemberangkatan jamaah Indonesia ke Arafah dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pagi (08.00- 12.00), siang (12.00-16.00), dan petang (16.00-20.00).
Jamaah Indonesia menyambut puncak haji ini dengan penuh semangat dan kebahagiaan. Sejak pukul 03.00 WAS, jamaah sudah menyiapkan diri, mulai mandi besar, mengenakan ihram, salat sunat, hingga membawa makanan kecil sebagai bekal selama di Arafah.
Bahkan, ada pula yang membawa ember untuk keperluan di kamar mandi. Kondisi fisik tak prima juga bukan halangan utama.
Seperti yang dituturkan pasangan suami-istri, Sugi, 64, dan Siti Asiyah, 60, jamaah haji asal Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Jateng. Sugi mengatakan sudah tak sabar untuk segera memulai rukun dan wajib haji yang diawali ihram dan wukuf di Padang Arafah.
Meskipun tubuhnya tak muda lagi, ini tak menyurutkan semangatnya menjalani haji di tengah tekanan cuaca panas ekstrem. “Istri memang sakit, tapi kami yakin Allah SWT Maha Melindungi,” kata Sugi saat menunggu kedatangan bus maktabnya di Hotel No 503, Mekkah.
Semangat tinggi juga dilontarkan istrinya, Siti Asiyah. Walaupun berkursi roda, dia berniat untuk tidak selalu menggunakannya selama melaksanakan rukun haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). “Saya memang sakit, tapi insya Allah bisa mandiri. Kami tak sabar ingin ke Arafah,” kata Asiyah.
Kepala Sektor 3 Daker Mekkah Noor Hamid mengatakan, pemberangkatan jamaah ke Arafah disesuaikan dengan sistem qur’ah/undian kloter, nomor urut kedatangan kloter tiba di Mekkah. “Kebijakan Muassasah per lantai tahun ini belum optimal di sosialisasikan ke maktab. Sehingga pelaksanaan di lapangan belum mengacu pada kebijakan per lantai.” katanya.
Dari hotel, jamaah melalui sejumlah rute jalan menuju Arafah, tergantung wilayah pondokannya. Jika tinggal di Mahbas Jin, Syissah, Raudlah, dan Aziziyah akan melalui Aziziyah Janubiyyah, terus ke Awali dan masuk Arafah. Bagi yang tinggal di Misfalah, rutenya melalui Outer Ring Road Mekkah terus ke Awali dan masuk Arafah.
Adapun jamaah yang tinggal di Jarwal keluar melalui Second Ring Road melewati terowongan Sulaimaniyyah dan terowongan Syib Amir, kemudian menuju Kuday dan masuk ke Third Ring Road yang dilanjutkan ke Awali dan tiba di Arafah. “Outer Ring Road yang dilewati jamaah dari Misfalah adalah Third Ring Road sebagaimana yang dilewati jamaah dari Jarwal,” ungkap Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat.
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meminta jamaah haji menjaga kondisi dan mengonsumsi makanan bergizi. “Jangan lupa sering minum air. Berdasarkan prakiraan cuaca, puncak haji atau wukuf suhu antara 42-52 derajat Celsius,” kata Menag.
Saat wukuf, Menag mengimbau jamaah tidak keluar tenda karena hal itu bisa menguras stamina jamaah. Jumlah jamaah haji tahun ini diperkirakan mencapai 2,1 juta orang atau terbanyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya lantaran Arab Saudi mengembalikan kuota normal. Bahkan, sejumlah negara seperti Indonesia telah mendapat tambahan kuota.
Fasilitas di Arafah seperti listrik dan toilet dipastikan telah siap untuk digunakan jamaah. Bahkan di Muzdalifah, jamaah akan terbantu karena tak perlu repot mencari batu guna melempar jumrah. “Kami akan pastikan jamaah mendapatkan kantong berisi batu guna melempar jumrah,” ungkap Kasektor Muzdalifah Nasrullah Jasam.
Selama di Mina, petugas haji akan bekerja ekstra keras guna memastikan jamaah tidak melanggar jadwal terlarang melempar jumrah. “Kami akan menghalau jamaah yang ingin melempar jumrah pada waktu terlarang,” kata Kasektor Mina Amin Handoyo.
(poe)