PT PAL Percepat Produksi Kapal Perang Pesanan TNI
A
A
A
JAKARTA - PT PAL berhasil mempercepat pengerjaan kapal perang TNI jenis landing platform dock (LPD) yang dipesan TNI Angkatan Laut (AL).
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh saat proses keel laying di Grand Assembly Area Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia (Persero).
"PT PAL berhasil melebihi dari persyaratan minimal yang ditetapkan regulasi Marpol/Solas, di mana untuk tahapan keel laying (peletakan bagian bawah-red) pada kapal besar disyaratkan berat block minimal 50 ton atau setara 1 sampai 2 block. Namun pada saat ini PT PAL berhasil menyajikan 12 blocks sekaligus atau setara dengan berat hingga 400 ton lebih," tutur Budiman dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa 28 Agustus 2017.
Pengadaan kapal dengan masa pembangunan 23 bulan ini didasarkan pada kontrak dengan nomor KTR/03/02-49/I/2017/Disadal pada 11 Januari 2017. Dari lima tahapan proses pembangunan kapal, kata Budiman, tahapan kedua, yakni keel laying dilakukan empat bulan lebih awal dari rencana pada 28 Desember 2017.
“Langkah percepatan ini kami lakukan untuk mengantisipasi pemenuhan target proyek multi years yang sangat ketat, di mana pada akhir 2017 harus mencapai progres minimal yang ditetapkan sebesar 40%. Pencapaian progress pada akhir Juli 2017 telah mencapai 21,72% dari rencana 11,50% atau surplus 10,22%, sehingga kami merasa optimistis untuk dapat memenuhi target akhir tahun yang telah ditetapkan," tuturnya.
Hadir dalam proses tersebut, Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi didampingi Wakil Komisaris Rahmat Lubis dan para pejabat TNI AL, manajemen PT PAL .
Budiman menjelaskan, kapal ini memiliki fungsi untuk menjalankan berbagai operasi militer sebagai bentuk penguat diplomasi TNI AL dalam menjaga dan mengamankan wilayah perbatasan laut terluar kedaulatan Indonesia.
Selain itu, kapal ini mampu menjalankan misi kemanusiaan, baik secara evakuasi, pencarian, penyelamatan bahkan fungsi administrasi pemerintahan bergerak.
"Kapal yang dirancang sebagai tempat pusat koordinasi ini mampu mengangkut hingga 771 personil yang terdiri atas crew, pasukan dan penumpang," ucapnya.
Sebelumnya, PT PAL telah membangun dua unit LPD melalui program alih teknologi (transfer of technology) dari Korea, yakni KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 pada 2011 untuk TNIAL.
Melalui pengalaman serta inovasi penguasaan teknologi, PT PAL juga telah berhasil untuk pertama kalinya mengekspor dua unit SSV pada 2016 dan 2017 untuk Angkatan Laut dengan tepat mutu dan tepat waktu.
Menurut Direktur Pembangunan Kapal, Turitan Indaryo melalui pendekatan dan implementasi strategi pembangunan dengan metode multi starting points, PT PAL telah membuktikan keberhasilan mengurangi durasi pembangunan dua unit LPD dari 5-6 tahun menjadi 2-3 tahun.
"Dengan kemampuan yang telah dibuktikan PT PAL sebagai galangan dalam negeri yang membangun alutsista matra laut, maka harapan kerja sama yang berlanjut antara industri dan pihak pengguna seperti TNI AL dapat terjalin lebih baik dan makin dapat dipercaya, sehingga dengan sinergi tersebut kemandirian industri pertahanan dalam negeri yang kuat dapat segera terwujud," tuturnya.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh saat proses keel laying di Grand Assembly Area Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia (Persero).
"PT PAL berhasil melebihi dari persyaratan minimal yang ditetapkan regulasi Marpol/Solas, di mana untuk tahapan keel laying (peletakan bagian bawah-red) pada kapal besar disyaratkan berat block minimal 50 ton atau setara 1 sampai 2 block. Namun pada saat ini PT PAL berhasil menyajikan 12 blocks sekaligus atau setara dengan berat hingga 400 ton lebih," tutur Budiman dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Selasa 28 Agustus 2017.
Pengadaan kapal dengan masa pembangunan 23 bulan ini didasarkan pada kontrak dengan nomor KTR/03/02-49/I/2017/Disadal pada 11 Januari 2017. Dari lima tahapan proses pembangunan kapal, kata Budiman, tahapan kedua, yakni keel laying dilakukan empat bulan lebih awal dari rencana pada 28 Desember 2017.
“Langkah percepatan ini kami lakukan untuk mengantisipasi pemenuhan target proyek multi years yang sangat ketat, di mana pada akhir 2017 harus mencapai progres minimal yang ditetapkan sebesar 40%. Pencapaian progress pada akhir Juli 2017 telah mencapai 21,72% dari rencana 11,50% atau surplus 10,22%, sehingga kami merasa optimistis untuk dapat memenuhi target akhir tahun yang telah ditetapkan," tuturnya.
Hadir dalam proses tersebut, Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi didampingi Wakil Komisaris Rahmat Lubis dan para pejabat TNI AL, manajemen PT PAL .
Budiman menjelaskan, kapal ini memiliki fungsi untuk menjalankan berbagai operasi militer sebagai bentuk penguat diplomasi TNI AL dalam menjaga dan mengamankan wilayah perbatasan laut terluar kedaulatan Indonesia.
Selain itu, kapal ini mampu menjalankan misi kemanusiaan, baik secara evakuasi, pencarian, penyelamatan bahkan fungsi administrasi pemerintahan bergerak.
"Kapal yang dirancang sebagai tempat pusat koordinasi ini mampu mengangkut hingga 771 personil yang terdiri atas crew, pasukan dan penumpang," ucapnya.
Sebelumnya, PT PAL telah membangun dua unit LPD melalui program alih teknologi (transfer of technology) dari Korea, yakni KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 pada 2011 untuk TNIAL.
Melalui pengalaman serta inovasi penguasaan teknologi, PT PAL juga telah berhasil untuk pertama kalinya mengekspor dua unit SSV pada 2016 dan 2017 untuk Angkatan Laut dengan tepat mutu dan tepat waktu.
Menurut Direktur Pembangunan Kapal, Turitan Indaryo melalui pendekatan dan implementasi strategi pembangunan dengan metode multi starting points, PT PAL telah membuktikan keberhasilan mengurangi durasi pembangunan dua unit LPD dari 5-6 tahun menjadi 2-3 tahun.
"Dengan kemampuan yang telah dibuktikan PT PAL sebagai galangan dalam negeri yang membangun alutsista matra laut, maka harapan kerja sama yang berlanjut antara industri dan pihak pengguna seperti TNI AL dapat terjalin lebih baik dan makin dapat dipercaya, sehingga dengan sinergi tersebut kemandirian industri pertahanan dalam negeri yang kuat dapat segera terwujud," tuturnya.
(dam)