Jamaah Haji Menumpuk di Terminal, PPIH Protes ke Perusahaan Bus
A
A
A
MEKKAH - Terminal Syib Amir dibanjiri jamaah haji dunia selepas salat Jumat, pukul 13.30 waktu Arab Saudi, kemarin. Alhasil terminal tersebut disesaki jamaah haji dunia, termasuk Indonesia.
Sayangnya membeludaknya jamaah haji di terminal tersebut tidak diikuti oleh jumlah armada Bus Shalawat. Banyak rute Bus Shalawat yang tidak beroperasi, seandainya ada, busnya jarang. Otomatis ribuan jamaah haji Indonesia harus sabar menunggu dan mengantri.
Dari pantauan SINDOnews, bus nomor 4, 6, tak ada yang beroperasi. Hal ini sempat menimbulkan emosi jamaah karena mereka melihat banyak bus di luar Terminal Syib Amir yang terparkir tanpa sopir.
Bukan hanya di luar terminal, bus tanpa sopir pun ada di dalam terminal. Ada beberapa bus, di antaranya Bus Shalawat nomor 9 dan 8. Lebih dari setengah jam bus dipenuhi jamaah, tapi tak juga bergerak karena tak ada sopir.
Sedangkan para mukimin dan mahasiswa, petugas haji, yang ada juga menyerah. Mereka mengatakan, sopirnya memang tidak ada. "Enggak ada sopirnya, sudah kami cari tidak ada," kata seorang petugas transportasi sambil berlari mengatur jamaah yang berebut naik bus.
Namun jamaah yang menaiki bus tanpa sopir tetap bertahan di dalam bus. Mereka menegaskan tetap di dalam bus dengan kondisi mesin menyala.
Terkait hal ini, Cholid Subhan, Kabid Transportasi Panitia Penyelenggara ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, mengungkapkan, menumpukan jamaah di terminal disebabkan Ada beberapa hal.
Pertama, banyak jalan yang ditutup oleh polisi sehingga terjadi penyumbatan. Dari pantauan SINDOnews memang terlihat kemacetan panjang terjadi di jalan menuju Terminal Syib Amir.
"Masalah kedua, pergantian shift sopir pada jam 13.00-14.00 WAS ikut berkontribusi. Jadi sopir mess-nya ada di luar Kota Mekkah, padahal penjagaan pintu masuk ke Mekkah sudah sangat ketat jelang puncak haji," katanya.
PPIH langsung mengajukan protes keras kepada dua perusahaan yang menyediakan Bus Shalawat. "Kami ajukan protes tertulis. Kenapa pergantian shif tidak dilakukan pada jam 10.00-13.00 saat bus dihentikan operasinya?" ucapnya tegas.
Terakhir, kebijakan penghentian sementara Bus Shalawat juga dadakan. Rapat Komisi Tertinggi Pengawas Transportasi Haji di Imarot (Pemda) Mekkah berakhir Jumat (25/8/2017) pukul 01.30 WAS.
Hasilnya berupa penghentian sementara Bus Shalawat khusus hari Jumat guna menghindari kepadatan di lingkungan Masjidil Haram, yakni mulai pukul 10.00-15.00 WAS.
"Kami langsung sosialisasikan ke jamaah melalui ketua kloter, ketua regu, ketua rombongan," ungkapnya.
Namun dia tak menampik kalau sosialisasi tidak efektif mengingat sempitnya waktu penyampaian informasi. "Waktu sosialisasi hanya sebentar, dini hari ke pagi. Jadi ada jamaah yang tidak tahu sehingga menimbulkan penumpukan di terminal. Meskipun sebenarnya bus yang sudah ada di terminal bisa digunakan untuk kembali ke hotel," tandasnya.
Sayangnya membeludaknya jamaah haji di terminal tersebut tidak diikuti oleh jumlah armada Bus Shalawat. Banyak rute Bus Shalawat yang tidak beroperasi, seandainya ada, busnya jarang. Otomatis ribuan jamaah haji Indonesia harus sabar menunggu dan mengantri.
Dari pantauan SINDOnews, bus nomor 4, 6, tak ada yang beroperasi. Hal ini sempat menimbulkan emosi jamaah karena mereka melihat banyak bus di luar Terminal Syib Amir yang terparkir tanpa sopir.
Bukan hanya di luar terminal, bus tanpa sopir pun ada di dalam terminal. Ada beberapa bus, di antaranya Bus Shalawat nomor 9 dan 8. Lebih dari setengah jam bus dipenuhi jamaah, tapi tak juga bergerak karena tak ada sopir.
Sedangkan para mukimin dan mahasiswa, petugas haji, yang ada juga menyerah. Mereka mengatakan, sopirnya memang tidak ada. "Enggak ada sopirnya, sudah kami cari tidak ada," kata seorang petugas transportasi sambil berlari mengatur jamaah yang berebut naik bus.
Namun jamaah yang menaiki bus tanpa sopir tetap bertahan di dalam bus. Mereka menegaskan tetap di dalam bus dengan kondisi mesin menyala.
Terkait hal ini, Cholid Subhan, Kabid Transportasi Panitia Penyelenggara ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, mengungkapkan, menumpukan jamaah di terminal disebabkan Ada beberapa hal.
Pertama, banyak jalan yang ditutup oleh polisi sehingga terjadi penyumbatan. Dari pantauan SINDOnews memang terlihat kemacetan panjang terjadi di jalan menuju Terminal Syib Amir.
"Masalah kedua, pergantian shift sopir pada jam 13.00-14.00 WAS ikut berkontribusi. Jadi sopir mess-nya ada di luar Kota Mekkah, padahal penjagaan pintu masuk ke Mekkah sudah sangat ketat jelang puncak haji," katanya.
PPIH langsung mengajukan protes keras kepada dua perusahaan yang menyediakan Bus Shalawat. "Kami ajukan protes tertulis. Kenapa pergantian shif tidak dilakukan pada jam 10.00-13.00 saat bus dihentikan operasinya?" ucapnya tegas.
Terakhir, kebijakan penghentian sementara Bus Shalawat juga dadakan. Rapat Komisi Tertinggi Pengawas Transportasi Haji di Imarot (Pemda) Mekkah berakhir Jumat (25/8/2017) pukul 01.30 WAS.
Hasilnya berupa penghentian sementara Bus Shalawat khusus hari Jumat guna menghindari kepadatan di lingkungan Masjidil Haram, yakni mulai pukul 10.00-15.00 WAS.
"Kami langsung sosialisasikan ke jamaah melalui ketua kloter, ketua regu, ketua rombongan," ungkapnya.
Namun dia tak menampik kalau sosialisasi tidak efektif mengingat sempitnya waktu penyampaian informasi. "Waktu sosialisasi hanya sebentar, dini hari ke pagi. Jadi ada jamaah yang tidak tahu sehingga menimbulkan penumpukan di terminal. Meskipun sebenarnya bus yang sudah ada di terminal bisa digunakan untuk kembali ke hotel," tandasnya.
(maf)