Memanfaatkan Peluang E-Commerce

Senin, 21 Agustus 2017 - 08:06 WIB
Memanfaatkan Peluang...
Memanfaatkan Peluang E-Commerce
A A A
PERUSAHAAN e-commerce terbesar di China, Alibaba, beberapa hari lalu menyuntikkan investasinya senilai USD1,1 miliar atau sekitar Rp14,7 triliun ke Tokopedia yang merupakan perusahaan e-commerce Indonesia. Sebuah angka yang fantastis untuk mengembangkan bisnis online di wilayah Asia Tenggara.

Menurut KORAN SINDO Sabtu (19/8), Alibaba memercayakan investasinya ke Tokopedia karena pasar e-commerece di Asia Tenggara semakin menggiurkan. Selain itu Alibaba Group dan Tokopedia dinilai memiliki kesamaan visi dalam membantu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam kesuksesan usahanya. Demikian alasan yang dilontarkan CEO Alibaba Group Daniel Zhang.

Sebelumnya Lazada yang jumlah penggunanya juga tinggi di Indonesia pada April 2016 lalu juga telah mendapatkan suntikan dana dari Alibaba Group senilai USD1 miliar. Dengan demikian Jack Ma selaku pemilik Alibaba secara otomatis mengantongi 83% saham perusahaan e-commerce asal Singapura tersebut.

Masuknya Alibaba ke Tokopedia menjadi kesempatan emas bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan sayapnya menjaring konsumen secara online. Apa pun yang dipasarkan secara online akan lebih mudah menarik pembeli karena berbagai model dan pilihan yang diinginkan berada di ujung jari.

Akhirnya, seiring dengan berkembangnya teknologi, memasarkan suatu produk tak perlu lagi membutuhkan tempat usaha yang besar dengan modal yang besar pula. Karena generasi milenial yang memiliki rentang usia 20-34 tahun dan generasi X yang berusia 35-49 tahun semakin ke depan akan semakin memanfaatkan media online untuk mempermudah aktivitas belanja mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Perubahan konsumen yang mulai gemar berbelanja online tentu harus disambut baik oleh siapa pun yang memiliki keinginan untuk berwirausaha.

Pelaku UMKM harus bisa memanfaatkan kesempatan di Tokopedia atau jejaring e-commerce lain untuk menumbuhkembangkan unit usahanya. Jangan sampai pelaku UMKM tergeser oleh industri yang lebih besar dalam memanfaatkan media online sebagai pasar andalan. Sebagaimana disebutkan dalam survei Nielsen beberapa waktu lalu, meningkatnya penetrasi internet dan banyaknya variasi media digital berimbas pada maraknya para pelaku industri memproduksi berbagai jenis iklan secara online.

Hal ini tentu akan memengaruhi konsumen yang telah disuguhi berbagai macam pilihan produk yang kemudian akan membelinya tanpa harus melihat produk aslinya. Dalam Nielsen Cross Platform Report 2017 juga disebutkan lebih dari 60% konsumen kelompok usia 21-49 tahun sering kali melakukan pencarian lebih lanjut setelah melihat iklan video online dan lebih dari 30% konsumen melakukan pembelian secara online.

Tentunya bisnis UMKM juga perlu mendapat dorongan dari pemerintah daerah yang memiliki potensi dalam sektor industri kreatif dan kuliner. Melalui e-commerce produk daerah bisa dikembangkan dan dipasarkan ke daerah lain dengan mudah sehingga perajin kecil bisa berkembang lebih baik. Kemandirian desa pun dapat diwujudkan dengan memanfaatkan peluang e-commerce. Semoga!
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0794 seconds (0.1#10.140)