Awas Calo Layanan Haji Ngaku Kantongi Surat KJRI
A
A
A
MADINAH - Jamaah haji Indonesia diminta lebih hati-hati terhadap beragam penipuan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Bahkan mereka berani mengklaim mengantongi surat rekomendasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah untuk menawarkan jasanya. KJRI sendiri menegaskan, tidak pernah mengeluarkan surat apapun terkait pelayanan haji.
Penegasan ini disampaikan Pejabat Fungsional Penerangan, Sosial dan Budaya KJRI, Umar Badarsyah, saat dikonfirmasi tentang adanya pengakuan oknum mukimin yang mendapat surat pengantar dari KJRI Jeddah.
"Kami imbau jamaah untuk tidak termakan bujukan para calo terutama yang mengaku bahwa mereka mendapat rekomendasi surat keterangan baik dari PPIH maupun KJRI. Kami menegaskan bahwa KJRI apalagi Konsul Jenderal tidak pernah mengeluarkan surat apapun, kepada siapapun, terkait pelayanan haji," kata Umar di Jeddah, kemarin.
Umar mengimbau, jamaah haji Indonesia bila didekati orang-orang lokal, baik mukimin Indonesia atau dari negara lain yang kebetulan bisa bahasa Indonesia lalu mengaku punya surat resmi agar berhati-hati. Jamaah diminta tidak mengindahkan apapun yang mereka tawarkan.
"Tetap pada grupnya. Ikuti saja pimpinan rombongan maupun panitia yang resmi. Panitia resmi bisa dibedakan dengan pakaian dan tanda pengenal yang mereka gunakan," sarannya.
Petugas Perlindungan Jemaah (Linjam) Daker Makkah telah menginterogasi sejumlah oknum mukimin di pemondokan jamaah haji Indonesia yang menawarkan jasa dorong kursi roda.
Kebanyakan dari mereka mengaku telah mengenal jamaah yang akan menggunakan jasanya mendorong kursi roda saat tawaf dan sai.
Mereka juga mengaku mengenal dengan orang-orang di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Ada juga di antara mereka yang mengaku membawa surat pengantar dari KJRI dan salah satunya bupati. Umar Badarsyah pun membantah hal ini dan menegaskan bahwa KJRI tidak mengeluarkan surat pengantar apapun dan kepada siapapun terkait pelayanan haji.
Bahkan mereka berani mengklaim mengantongi surat rekomendasi dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah untuk menawarkan jasanya. KJRI sendiri menegaskan, tidak pernah mengeluarkan surat apapun terkait pelayanan haji.
Penegasan ini disampaikan Pejabat Fungsional Penerangan, Sosial dan Budaya KJRI, Umar Badarsyah, saat dikonfirmasi tentang adanya pengakuan oknum mukimin yang mendapat surat pengantar dari KJRI Jeddah.
"Kami imbau jamaah untuk tidak termakan bujukan para calo terutama yang mengaku bahwa mereka mendapat rekomendasi surat keterangan baik dari PPIH maupun KJRI. Kami menegaskan bahwa KJRI apalagi Konsul Jenderal tidak pernah mengeluarkan surat apapun, kepada siapapun, terkait pelayanan haji," kata Umar di Jeddah, kemarin.
Umar mengimbau, jamaah haji Indonesia bila didekati orang-orang lokal, baik mukimin Indonesia atau dari negara lain yang kebetulan bisa bahasa Indonesia lalu mengaku punya surat resmi agar berhati-hati. Jamaah diminta tidak mengindahkan apapun yang mereka tawarkan.
"Tetap pada grupnya. Ikuti saja pimpinan rombongan maupun panitia yang resmi. Panitia resmi bisa dibedakan dengan pakaian dan tanda pengenal yang mereka gunakan," sarannya.
Petugas Perlindungan Jemaah (Linjam) Daker Makkah telah menginterogasi sejumlah oknum mukimin di pemondokan jamaah haji Indonesia yang menawarkan jasa dorong kursi roda.
Kebanyakan dari mereka mengaku telah mengenal jamaah yang akan menggunakan jasanya mendorong kursi roda saat tawaf dan sai.
Mereka juga mengaku mengenal dengan orang-orang di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Ada juga di antara mereka yang mengaku membawa surat pengantar dari KJRI dan salah satunya bupati. Umar Badarsyah pun membantah hal ini dan menegaskan bahwa KJRI tidak mengeluarkan surat pengantar apapun dan kepada siapapun terkait pelayanan haji.
(maf)