Tanpa Novel Baswedan, KPK Telah Dilemahkan
A
A
A
JAKARTA - Penyelidikan kasus teror terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan belum menemui titik terang.
Dalam waktu bersamaan, konsistensi KPK juga tengah diuji dengan bergulirnya hak penyelidikan di DPR.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengatakan, gerakan pemberantasan korupsi yang dimotori KPK kini tengah menghadapi ujian.
Beberapa persoalan yang muncul, di antaranya teror terhadap Novel dan hak penyelidikan (angket) KPK yang bergulir di DPR, kata Ray, telah mengalihkan fokus KPK dari kerja pemberantasan korupsi.
"Harus diakui Novel termasuk penyidik terbaik. Dengan tidak berfungsinya Novel, sedikit banyak KPK telah dilemahkan dari segi penyidiknya," kata Ray kepada SINDOnews, Minggu (9/7/2017).
Saat ini Novel masih menjalani perawatan akibat disiram air keras oleh dua orang tak dikenal, seusai salat subuh di masjid dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April 2017.
Akibat teror tersebut, kedua matanya mengalami luka. Penyidik yang beberapa kali membongkar kasus besar itu pun harus menjalani perawatan di Singapura. Hingga kini belum terungkap siapa pelaku teror terhadap Novel. Hingga kini Polda Metro Jaya masih menyelidiki kasus tersebut. (Baca juga: KPK-Polda Metro Jaya Tukar Informasi Soal Novel Baswedan )
Ray menyesalkan, pelemahan terhadap KPK terlihat di tengah lembaga antikorupsi itu mengusut kasus besar seperti korupsi e-KTP dan mega skandal likuiditas BLBI.
Sebagai salah satu komponen masyarakat sipil yang mendukung gerakan antikorupsi, Ray berharap KPK tetap fokus menyelesaikan kasus-kasus besar sebagaimana yang dikehendaki masyarakat.
"Harapan dan kepercayaan publik terhadap KPK masih tinggi jika dibanding lembaga negara lainnya. Kami meminta KPK tetap fokus mengungkap kasus besar meski hal itu tidak mudah," ucapnya.
Dalam waktu bersamaan, konsistensi KPK juga tengah diuji dengan bergulirnya hak penyelidikan di DPR.
Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti mengatakan, gerakan pemberantasan korupsi yang dimotori KPK kini tengah menghadapi ujian.
Beberapa persoalan yang muncul, di antaranya teror terhadap Novel dan hak penyelidikan (angket) KPK yang bergulir di DPR, kata Ray, telah mengalihkan fokus KPK dari kerja pemberantasan korupsi.
"Harus diakui Novel termasuk penyidik terbaik. Dengan tidak berfungsinya Novel, sedikit banyak KPK telah dilemahkan dari segi penyidiknya," kata Ray kepada SINDOnews, Minggu (9/7/2017).
Saat ini Novel masih menjalani perawatan akibat disiram air keras oleh dua orang tak dikenal, seusai salat subuh di masjid dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April 2017.
Akibat teror tersebut, kedua matanya mengalami luka. Penyidik yang beberapa kali membongkar kasus besar itu pun harus menjalani perawatan di Singapura. Hingga kini belum terungkap siapa pelaku teror terhadap Novel. Hingga kini Polda Metro Jaya masih menyelidiki kasus tersebut. (Baca juga: KPK-Polda Metro Jaya Tukar Informasi Soal Novel Baswedan )
Ray menyesalkan, pelemahan terhadap KPK terlihat di tengah lembaga antikorupsi itu mengusut kasus besar seperti korupsi e-KTP dan mega skandal likuiditas BLBI.
Sebagai salah satu komponen masyarakat sipil yang mendukung gerakan antikorupsi, Ray berharap KPK tetap fokus menyelesaikan kasus-kasus besar sebagaimana yang dikehendaki masyarakat.
"Harapan dan kepercayaan publik terhadap KPK masih tinggi jika dibanding lembaga negara lainnya. Kami meminta KPK tetap fokus mengungkap kasus besar meski hal itu tidak mudah," ucapnya.
(dam)