37 Universitas Ikut Kontes Robot Indonesia 2017
A
A
A
BANDUNG - Sedikitnya 86 tim robot dari 37 universitas di Indonesia mengikuti Ajang tahunan kompetisi robot antar perguruan tinggi tingkat nasional Kontes Robot Indonesia (KRI) 2017 yang diselenggarakan di Telkom University, jalan Terusan buah Batu, Bandung.
KRI 2017 yang digelar dari tanggal 18-20 Mei 2017 ini merupakan helatan awalan sebelum puncaknya pada 6-9 Juli 2017 mendatang. Meski begitu, masing-masing peserta dari Universitas di Indonesia memperlihatkan kemampuanya beradu mahir teknologi robot yang diciptakannya.
Bandung sendiri diperkuat tim tangguh, di antaranya Telkom University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Maranatha dan Universitas Pendidikan Indonesia
Rektor Telkom University, Mochamad Ashari dalam sambutannya mengatakan jika peserta dalam perlombaan KRI 2017 ini tak hanya dari kawasan Indonesia bagian barat saja, melainkan banyak juga dari Indonesia tengah dan timur.
Menurutnya, pertemuan di Universitas Telkom ini menjadi simbol kebersamaan dalam membangun dan mewujudkan cita-cita bangsa, sebagai bangsa yang maju, tumbuh-berkembang, mandiri dalam hal teknologi dan robotika. Pihaknya meyakini dengan KRI 2017 ini seluruh peserta dapat mengkolaborasi kemajuan dan inovasi di bidang robotika, sehingga pembelajaran menjadi lebih terpacu.
"Gelaran semacam ini seyogyanya menjadi momentum elaboratif, kita bisa mengambil pelajaran penting dengan berbagi inovasi antar peserta, juga para pendamping, agar ketika kita pulang ke kampus masing-masing, selain piala kejuaraan, pengetahuan baru juga didapat," kata Ashari
Ketua Umum KRI2017 Telkom University Palti Sitorus menjelaskan, kontes robot ini merupakan kontes bergengsi skala nasional yang resmi melalui Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti).
Selain itu, peserta yang lolos sebagai pemenang akan mengikuti puncak kompetisi dan bertemu dengan dengan tim terbaik dari Regional lainnya yang sebelumnya telah bertanding di Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Sriwijaya Palembang.
"Ini gelaran robot terbesar di Indonesia, tentu kami menyiapkan diri sebagai tuan rumah semaksimal dan sefasilitatif mungkin, sehingga peserta dapat berkonsentrasi penuh untuk menunjukkan performa robot-robot andalan mereka," ujarnya.
Dalam KRI 2017 ini, ada 4 divisi kompetisi, yakni Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI, merupakan robot pelempar cakram, kompetisi ini merujuk pada kontes robot internasional yang digelar oleh Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) pada 27 Agustus nanti, di Tokyo, Jepang.
Lalu Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) dan Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI). Universitas Telkom sendiri mengirimkan tim terbaik Roobics untuk KRAI, Arjuna untuk KRPAI, Rostu untuk KRSBI dan Badaya-SAS untuk bertanding pada kontes KRSTI.
Seluruh rangkaian kompetisi akan dinilai oleh tim penilai profesional, antaranya Profesor Mauridhi Hery Purnomo (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Profesor Benyamin Kusumoputro (Universitas Indonesia), dan 8 juri lainnya melibatkan Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Politeknik Negeri Bandung.
KRI 2017 yang digelar dari tanggal 18-20 Mei 2017 ini merupakan helatan awalan sebelum puncaknya pada 6-9 Juli 2017 mendatang. Meski begitu, masing-masing peserta dari Universitas di Indonesia memperlihatkan kemampuanya beradu mahir teknologi robot yang diciptakannya.
Bandung sendiri diperkuat tim tangguh, di antaranya Telkom University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Maranatha dan Universitas Pendidikan Indonesia
Rektor Telkom University, Mochamad Ashari dalam sambutannya mengatakan jika peserta dalam perlombaan KRI 2017 ini tak hanya dari kawasan Indonesia bagian barat saja, melainkan banyak juga dari Indonesia tengah dan timur.
Menurutnya, pertemuan di Universitas Telkom ini menjadi simbol kebersamaan dalam membangun dan mewujudkan cita-cita bangsa, sebagai bangsa yang maju, tumbuh-berkembang, mandiri dalam hal teknologi dan robotika. Pihaknya meyakini dengan KRI 2017 ini seluruh peserta dapat mengkolaborasi kemajuan dan inovasi di bidang robotika, sehingga pembelajaran menjadi lebih terpacu.
"Gelaran semacam ini seyogyanya menjadi momentum elaboratif, kita bisa mengambil pelajaran penting dengan berbagi inovasi antar peserta, juga para pendamping, agar ketika kita pulang ke kampus masing-masing, selain piala kejuaraan, pengetahuan baru juga didapat," kata Ashari
Ketua Umum KRI2017 Telkom University Palti Sitorus menjelaskan, kontes robot ini merupakan kontes bergengsi skala nasional yang resmi melalui Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti).
Selain itu, peserta yang lolos sebagai pemenang akan mengikuti puncak kompetisi dan bertemu dengan dengan tim terbaik dari Regional lainnya yang sebelumnya telah bertanding di Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Sriwijaya Palembang.
"Ini gelaran robot terbesar di Indonesia, tentu kami menyiapkan diri sebagai tuan rumah semaksimal dan sefasilitatif mungkin, sehingga peserta dapat berkonsentrasi penuh untuk menunjukkan performa robot-robot andalan mereka," ujarnya.
Dalam KRI 2017 ini, ada 4 divisi kompetisi, yakni Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI, merupakan robot pelempar cakram, kompetisi ini merujuk pada kontes robot internasional yang digelar oleh Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) pada 27 Agustus nanti, di Tokyo, Jepang.
Lalu Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) dan Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI). Universitas Telkom sendiri mengirimkan tim terbaik Roobics untuk KRAI, Arjuna untuk KRPAI, Rostu untuk KRSBI dan Badaya-SAS untuk bertanding pada kontes KRSTI.
Seluruh rangkaian kompetisi akan dinilai oleh tim penilai profesional, antaranya Profesor Mauridhi Hery Purnomo (Institut Teknologi Sepuluh Nopember), Profesor Benyamin Kusumoputro (Universitas Indonesia), dan 8 juri lainnya melibatkan Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Politeknik Negeri Bandung.
(maf)