Kompolnas: Penyerangan Novel Baswedan Dilakukan dengan Matang
A
A
A
JAKARTA - Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Poengky Indarti berpandangan, pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sudah merencanakan aksi terornya dengan matang.
Pasalnya kata Poengky, jejak yang ditinggalkan para pelaku setelah melakukan aksi penyiraman air keras ke penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut sangat minim.
"Komplotan pelaku pasti sudah merencanakan matang aksinya, terbukti sedikit meninggalkan jejak. Jadi, butuh waktu untuk membongkar pelaku," kata Poengky saat, Rabu (17/5/2017).
Poengky pun meminta pihak keluarga, KPK, serta publik bersabar dalam penyelidikan kasus teror ini. Namun, publik wajib mengawasi kinerja kepolisian terhadap kasus yang menimpa penyidik KPK tersebut.
"Kita berikan waktu kepada polisi untuk melakukan penyelidikan. Masyarakat perlu mengawasi agar penyelidikan polisi on the right track," tutupnya.
(Baca juga: KPK Sebut Kornea Mata Novel Baswedan Alami Peradangan)
Sekadar informasi, Novel Baswedan sudah sebulan lebih dirawat di rumah sakit di Singapura usai mendapatkan teror penyiraman air keras oleh orang tidak dikenal. Namun, sebulan lebih juga pihak kepolisian belum dapat mengungkap kasus ini secara terang benderang.
Insiden teror yang menimpa Novel tersebut terjadi usai penyidik senior KPK tersebut salat subuh di sebuah masjid di kawasan rum‎ahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Selasa, 11 April 2017.
Akibatnya, Novel mengalami luka cukup serius di bagian matanya hingga harus dirawat intensif di rumah sakit di Singapura setelah sempat menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jakarta Eye Centre.
Pasalnya kata Poengky, jejak yang ditinggalkan para pelaku setelah melakukan aksi penyiraman air keras ke penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut sangat minim.
"Komplotan pelaku pasti sudah merencanakan matang aksinya, terbukti sedikit meninggalkan jejak. Jadi, butuh waktu untuk membongkar pelaku," kata Poengky saat, Rabu (17/5/2017).
Poengky pun meminta pihak keluarga, KPK, serta publik bersabar dalam penyelidikan kasus teror ini. Namun, publik wajib mengawasi kinerja kepolisian terhadap kasus yang menimpa penyidik KPK tersebut.
"Kita berikan waktu kepada polisi untuk melakukan penyelidikan. Masyarakat perlu mengawasi agar penyelidikan polisi on the right track," tutupnya.
(Baca juga: KPK Sebut Kornea Mata Novel Baswedan Alami Peradangan)
Sekadar informasi, Novel Baswedan sudah sebulan lebih dirawat di rumah sakit di Singapura usai mendapatkan teror penyiraman air keras oleh orang tidak dikenal. Namun, sebulan lebih juga pihak kepolisian belum dapat mengungkap kasus ini secara terang benderang.
Insiden teror yang menimpa Novel tersebut terjadi usai penyidik senior KPK tersebut salat subuh di sebuah masjid di kawasan rum‎ahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Selasa, 11 April 2017.
Akibatnya, Novel mengalami luka cukup serius di bagian matanya hingga harus dirawat intensif di rumah sakit di Singapura setelah sempat menjalani pengobatan di Rumah Sakit Jakarta Eye Centre.
(maf)