Puan Maharani: Revolusi Mental Diterapkan, Tujuan Nasional Tercapai

Minggu, 14 Mei 2017 - 21:56 WIB
Puan Maharani: Revolusi Mental Diterapkan, Tujuan Nasional Tercapai
Puan Maharani: Revolusi Mental Diterapkan, Tujuan Nasional Tercapai
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menegaskan Revolusi Mental dibutuhkan sebagai strategi pembangunan budaya dan manusia Indonesia yang berkarakter dan berjiwa kuat.

Hal itu diungkapkan Puan dalam Forum Pendidikan Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bertema Strategi Budaya untuk Penyebaran Trisakti, Nawacita, dan Revolusi Mental di Kinasih Resort and Conference, Cilangkap-Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, Minggu, (14/5/2017)

Puan juga mengingatkan kembali sejarah kelahiran Revolusi Mental yang digagas dan dipelopori oleh Bapak Pendiri Bangsa, Soekarno pada tahun 1957 silam yang hingga kini masih sangat relevan dengan situasi dan kondisi kebangsaan Indonesia sekarang.

Adapun situasi dan kondisi kebangsaan yang butuh Revolusi Mental antara lain pudarnya semangat dan jiwa, gaya berpikir yang meniru penjajah, dan penyelewengan di lapangan politik, ekonomi, dan kebudayaan.

“Kita dapat mulai gerakan ini (Gerakan Nasional Revolusi Mental/GNRM--red) dengan mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup. Lalu dilanjutkan dengan membangun karakter yang penuh integritas, etos kerja, dan gotong royong," tutur Puan.

Apabila itu sudah terwujud, kata Puan, tujuan nasional juga akan tercapai, yaitu kehidupan bernegara yang berlandaskan Pancasila dan Indonesia sebagai bangsa berdaulat, berdikari atau mandiri, dan berkepribadian.

Menurut Puan, tiga nilai Revolusi Mental, yakni integritas, etos kerja, dan gotong royong sedang diupayakan menjadi budaya baru keseharian masyarakat.

Caranya, kata dia, melibatkan terlebih dahulu peran pemerintah, baik pusat dan daerah selaku penyelenggara negara sesuai Inpres Nomor 12 Tahun 2016 yang meminta agar layanan publik kepada masyarakat diselenggarakan dengan tertib, bersih, mandiri, dan bersatu. Sementara di bidang pendidikan adalah dengan memasukkan kembali segala nilai pendidikan Pancasila dan karakter.

“Gerakan Nasional Revolusi Mental di tengah masyarakat dan kalangan dunia usaha adalah meminta kepeloporan mereka dalam hidup sehari-hari sebagai penghayatan atas tiga nilai Revolusi Mental tadi,” kata Menko PMK.

Dia mengatakan, Kemenko PMK sudah gencar mengampanyekan Gerakan Indonesia Melayani, Indonesia Bersih, Indonesia Tertib, Indonesia Mandiri, dan Indonesia Bersatu. Kemenko PMK, kata dia, sudah mulai menjadikan Revolusi Mental sebagai tema dari kuliah kerja nyata mahasiswa di beberapa universitas sejak dua tahun lalu.

"Kita jadikan mahasiswa itu sebagai agen perubahan yang membawa berbagai misi dari nilai Revolusi Mental,” ungkapnya lagi.

Dalam arahan yang diberikan kepada 109 orang kader tersebut, Menko PMK Puan Maharani juga mengingatkan pentingnya toleransi antarsuku dan agama agar persatuan Indonesia terjaga.

Bagi para kader PDIP, lanjut Puan, Revolusi Mental dalam lingkup struktural harus diterjemahkan dengan menjadi sosok kader yang dapat dipercaya oleh masyarakat, giat melakukan pendampingan, pembelaan, dan pelayanan masyarakat, dan musyawarah mufakat untuk membangkitkan kembali kejayaan koperasi sebagai pelopor model usaha ideal bagi masyarakat Indonesia.

Sementara itu bagi para kader PDIP yang kini duduk di parlemen, Puan mengingatkan untuk selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan menjaga citra sebagai wakil rakyat yang baik, mengawal kebijakan program yang berpihak kepada rakyat, dan musyawarah mufakat memperjuangkan pembangunan di daerah pemilihan.

Sedangkan bagi kader yang duduk di pemerintahan, Puan mengimbau agar alokasi anggaran dan program kerakyatan berorientasi pada pelayanan publik, respons cepat terhadap permasalahan rakyat dan memperkuat produktivitas lokal serta meningkatkan pula produktivitas koperasi.

"Janganlah kita mencari kepeloporan mental pada orang lain. Carilah kepeloporan mental itu pada diri kita sendiri,” pesan Puan mengutip pidato Bung Karno tahun 1962.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5842 seconds (0.1#10.140)