Jazuli Juwaini Sudah Dua Kali Diteror
A
A
A
TANGERANG - Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR Jazuli Juwaini ternyata sudah dua kali diteror dengan tembakan di rumahnya, Jalan Musyawarah, Kampung Sawah, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten.
"Ini teror yang kedua. Yang pertama terjadi tiga tahun lalu, atau sekitar tahun 2014," kata Cecep, petugas keamanan rumah Jazuli saat ditemui SINDOnews, di Ciputat, Kamis (4/5/2017). (Baca Juga: Rumah Ketua Fraksi PKS Ditembak, Fahri Hamzah: Ini Teror )
Pada teror penembakan yang pertama, tembakan sempat mengenai kaca di dinding rumah yang menuju lantai dua rumah tersebut. "Yang pertama ditembak proyektilnya ketemu. Semacam senapan angin. Sampai sekarang bolongan kacanya masih belum diperbaiki. Yang pertama di jendela menuju kamar atas, bukan di kamar," tuturnya.
Menurut dia, sejak mengalami teror yang pertama, Jazuli tidak pernah merasa was-was, apalagi takut. Jazuli tidak menggunakan pengawal pribadi kemana pun dia pergi.
Penembakan pertama itu juga diakuinya tidak terlalu ramai seperti saat ini. Makanya Jazuli bersikap biasa-biasa saja dan tidak melakukan tindakan khusus.
"Tidak. Ustaz (Jazuli) terlihat biasa saja. Tidak terlihat takut. Biasa saja. Ustaz orangnya biasa. Sejak itu dia juga tidak pernah pakai pengawal. Ke mana saja selalu sendiri, tidak pernah merasa ketakutan," tuturnya.
Berbeda dengan teror yang pertama, pada teror tembakan yang kedua ini polisi masih belum menemukan proyektil yang digunakam untuk menembak kamar jendela di lantai dua rumah Jazuli.
Bahkan setelah melakukan penyisiran di tembok samping rumah, polisi tidak bisa menemukan di mana proyektil itu berada. Hingga kini Tim Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri masih melakukan pemeriksaan di rumah Jazuli.
Sejumlah wartawan dari media cetak, elektronik, dan radio pun masih menunggu di sekitar rumah Jazuli. Di tengah guyuran hujan deras, para jurnalis itu tampak meneduh di rumah-rumah warga tetangga Jazuli.
Sebelumnya, Kapolres Kota Tangerang Selatan AKBP Fadli Widiyanto mengatakan, polisi masih mencari proyektil di rumah Jazuli. Saat ini olah tempat kejadian perkara (TKP) diserahkan ke Mabes Polri. "Olah TKP oleh Bareskrim Polri untuk memastikan apakah tembakan itu berasal dari luar ke dalam, atau dari dalam ke luar," katanya, saat ditemui SINDOnews, Kamis (4/5/2017).
Sementara itu, Iwan, salah seorang tetangga Jazuli mengatakan, sejak pagi rumah besar itu tampak ramai oleh polisi dan wartawan. "Awalnya kami tidak tahu ada peristiwa penembakan ini. Baru setelah wartawan dan polisi datang kami tahu," katanya, kepada SINDOnews, Kamis (4/5/2017).
Iwan juga mengaku, sejak dua hari lalu tidak pernah mendengar suara letusan di sekitar tempatnya tinggal. Situasi tetap berjalan normal seperti biasanya.
"Tidak. Saya tidak pernah mendengar ada suara tembakan. Tetapi saya tidak tahu juga kalau benar ada penembakan, tiba-tiba suasana sudah ramai," ucapnya.
"Ini teror yang kedua. Yang pertama terjadi tiga tahun lalu, atau sekitar tahun 2014," kata Cecep, petugas keamanan rumah Jazuli saat ditemui SINDOnews, di Ciputat, Kamis (4/5/2017). (Baca Juga: Rumah Ketua Fraksi PKS Ditembak, Fahri Hamzah: Ini Teror )
Pada teror penembakan yang pertama, tembakan sempat mengenai kaca di dinding rumah yang menuju lantai dua rumah tersebut. "Yang pertama ditembak proyektilnya ketemu. Semacam senapan angin. Sampai sekarang bolongan kacanya masih belum diperbaiki. Yang pertama di jendela menuju kamar atas, bukan di kamar," tuturnya.
Menurut dia, sejak mengalami teror yang pertama, Jazuli tidak pernah merasa was-was, apalagi takut. Jazuli tidak menggunakan pengawal pribadi kemana pun dia pergi.
Penembakan pertama itu juga diakuinya tidak terlalu ramai seperti saat ini. Makanya Jazuli bersikap biasa-biasa saja dan tidak melakukan tindakan khusus.
"Tidak. Ustaz (Jazuli) terlihat biasa saja. Tidak terlihat takut. Biasa saja. Ustaz orangnya biasa. Sejak itu dia juga tidak pernah pakai pengawal. Ke mana saja selalu sendiri, tidak pernah merasa ketakutan," tuturnya.
Berbeda dengan teror yang pertama, pada teror tembakan yang kedua ini polisi masih belum menemukan proyektil yang digunakam untuk menembak kamar jendela di lantai dua rumah Jazuli.
Bahkan setelah melakukan penyisiran di tembok samping rumah, polisi tidak bisa menemukan di mana proyektil itu berada. Hingga kini Tim Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri masih melakukan pemeriksaan di rumah Jazuli.
Sejumlah wartawan dari media cetak, elektronik, dan radio pun masih menunggu di sekitar rumah Jazuli. Di tengah guyuran hujan deras, para jurnalis itu tampak meneduh di rumah-rumah warga tetangga Jazuli.
Sebelumnya, Kapolres Kota Tangerang Selatan AKBP Fadli Widiyanto mengatakan, polisi masih mencari proyektil di rumah Jazuli. Saat ini olah tempat kejadian perkara (TKP) diserahkan ke Mabes Polri. "Olah TKP oleh Bareskrim Polri untuk memastikan apakah tembakan itu berasal dari luar ke dalam, atau dari dalam ke luar," katanya, saat ditemui SINDOnews, Kamis (4/5/2017).
Sementara itu, Iwan, salah seorang tetangga Jazuli mengatakan, sejak pagi rumah besar itu tampak ramai oleh polisi dan wartawan. "Awalnya kami tidak tahu ada peristiwa penembakan ini. Baru setelah wartawan dan polisi datang kami tahu," katanya, kepada SINDOnews, Kamis (4/5/2017).
Iwan juga mengaku, sejak dua hari lalu tidak pernah mendengar suara letusan di sekitar tempatnya tinggal. Situasi tetap berjalan normal seperti biasanya.
"Tidak. Saya tidak pernah mendengar ada suara tembakan. Tetapi saya tidak tahu juga kalau benar ada penembakan, tiba-tiba suasana sudah ramai," ucapnya.
(dam)