Kecelakaan Maut Kerap Terjadi, Bukti Pengawasan Pemerintah Lemah
A
A
A
JAKARTA - Peristiwa kecelakaan maut yang beberapa kali terjadi di wilayah Puncak, Jawa Barat merupakan bukti bahwa pemerintah belum serius mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran (Kamseltibcar). Akibatnya, puluhan orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.
Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai, peristiwa kecelakaan yang belakangan ini sering terjadi saat libur panjang menjadi bukti buruknya pengawasan terhadap kelayakan kendaraan dan kompentensi pengemudi.
"Kenapa ada kendaraan yang tidak layak jalan, tapi tetap beroperasi. Lalu, bagaimana pengawasan terhadap kompentensi pengemudi, harus ada yang bertanggung jawab," kata Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan melalu pesan yang diterima Okezone, Selasa (2/5/2017).
Menurut dia, semua pihak harus bertanggung jawab untuk mewujudkan Kamseltibcar lalu lintas di wilayah sehingga potensi kecelakaan bisa diminimalisasi. (Baca juga: Respons Kemenhub Terkait Kecelakaan di Puncak yang Tewaskan 11 Orang)
Edison mendesak agar temuan hasil uji kir bus wisata maut yang tidak sesuai dengan peruntukannya itu segera diusut tuntas. "Selama ini, setiap kecelakaan hanya tanggung jawab pengemudi. Sementara, pihak yang melakukan pemeriksaan kelayakaan kendaraan lepas tanggung jawab," ucapnya.
Sementara Edison mengatakan, kecelakaan lalu lintas adalah sebuah peristiwa yang tidak disengaja. Tetapi, pemerintah berperan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Untuk itu, Dinas Perhubungan (Dishub) setempat perlu melakukan pemeriksaan secara berkala.
Selain itu, kompentensi pengemudi ditandai dengan proses untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) wajib diperhatikan secara jeli. "Apakah kewenangan itu sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku? itu harus diperiksa," ujar Edison.
Edison menyarankan, pemerintah bisa mencegah faktor pemicu kecelakaan dengan melakukan pengawasan yang ketat. Selanjutnya dia berharap supaya semua pihak berupaya untuk mewujudkan Kamseltibcar lalu lintas.
"Kalau manusia sudah dianggap sebagai aset, seharusnya kecelakaan itu dapat dicegah lewat pengawasan yang ketat," ujarnya.
Indonesia Traffic Watch (ITW) menilai, peristiwa kecelakaan yang belakangan ini sering terjadi saat libur panjang menjadi bukti buruknya pengawasan terhadap kelayakan kendaraan dan kompentensi pengemudi.
"Kenapa ada kendaraan yang tidak layak jalan, tapi tetap beroperasi. Lalu, bagaimana pengawasan terhadap kompentensi pengemudi, harus ada yang bertanggung jawab," kata Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan melalu pesan yang diterima Okezone, Selasa (2/5/2017).
Menurut dia, semua pihak harus bertanggung jawab untuk mewujudkan Kamseltibcar lalu lintas di wilayah sehingga potensi kecelakaan bisa diminimalisasi. (Baca juga: Respons Kemenhub Terkait Kecelakaan di Puncak yang Tewaskan 11 Orang)
Edison mendesak agar temuan hasil uji kir bus wisata maut yang tidak sesuai dengan peruntukannya itu segera diusut tuntas. "Selama ini, setiap kecelakaan hanya tanggung jawab pengemudi. Sementara, pihak yang melakukan pemeriksaan kelayakaan kendaraan lepas tanggung jawab," ucapnya.
Sementara Edison mengatakan, kecelakaan lalu lintas adalah sebuah peristiwa yang tidak disengaja. Tetapi, pemerintah berperan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Untuk itu, Dinas Perhubungan (Dishub) setempat perlu melakukan pemeriksaan secara berkala.
Selain itu, kompentensi pengemudi ditandai dengan proses untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM) wajib diperhatikan secara jeli. "Apakah kewenangan itu sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku? itu harus diperiksa," ujar Edison.
Edison menyarankan, pemerintah bisa mencegah faktor pemicu kecelakaan dengan melakukan pengawasan yang ketat. Selanjutnya dia berharap supaya semua pihak berupaya untuk mewujudkan Kamseltibcar lalu lintas.
"Kalau manusia sudah dianggap sebagai aset, seharusnya kecelakaan itu dapat dicegah lewat pengawasan yang ketat," ujarnya.
(maf)