Gelar Dialog, Menaker Ajak Serikat Pekerja Lesehan
A
A
A
JAKARTA - Pendapat boleh berbeda, kepentingan bisa saling berhadapan, namun tidak berarti tidak bisa duduk bersama saling sapa dan dan tertawa bersama. Itulah hal yang ditekankan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri dalam membangun relasi dengan para pekerja dan pengusaha.
”Dalam beberapa hal, posisi pemerintah dan pekerja berbeda pandangan. Namun tak berarti keduanya tak bisa duduk bersama, mencari solusi. Inilah pentingnya dialog sosial,” kata Menteri Hanif saat melakukan pertemuan informal dengan para pemimpin serikat pekerja di rumah dinas menteri, Kompleks Widya Chandra, Selasa 18 April 2017 malam dalam rilis yang diterima SINDOnews.
Dialog sosial menjadi penting karena tak semua persoalan ketenagakerjaan diselesaikan dengan pendekatan hukum formal yang saling berhadapan secara hitam-putih. Jika bisa persoalan bisa diselesaikan dengan dialog, tak perlu saling bersitegang.
Malam itu, Hanif mengundang puluhan pimpinan federasi dan konfederasi serikat pekerja. Duduk lesehan bersama, mendiskusikan dinamika ketenagakerjaan, sambil menikmati hidangan ala kadarnya, ditutup dengan bernyanyi dan bermain musik.
Tak jarang, antara Menaker dan serikat pekerja berbeda pendapat. Misalnya salah seorang pemimpin serikat pekerja menganggap program pemagangan nasional yang digagas pemerintah berpotensi dijadikan pengusaha untuk merekrut tenaga kerja murah. Namun pemerintah menyatakan bahwa pemagangan adalah salah satu cara cepat meningkatkan skill calon pekerja.
Di tengah obrolan, Hanif mengatakan, suhu politik DKI Jakarta tak akan sepanas ini jika para pendukung kandidat bisa duduk bersama, berdialog dan bercanda. ”Harusnya para pendukung kandidat gubernur meniru dialog sosial seperti malam ini, agar Jakarta adem,” kelakar Hanif disambut tawa hadirin.
Secara berkala Hanif menggelar dialog sosial dengan para pimpinan serikat pekerja, para pengusaha, dan HRD perusahaan. Forumnya selalu sama yakni duduk lesehan, hidangan ala kadarnya, ditutup dengan bermain musik.
Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos yang beberapa kali hadir mengapresiasi cara Hanif membangun dialog dengan serikat pekerja. ”Meski kadang tidak langsung menemukan titik temu, namun dialog tetap terbangun,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Serikat Pekerja Nasional Total Indonesia (SPNTI) Budi Satria. ”Dialog harus selalu dibangun, sehingga ditemukan win win solution dalam memecahkan problem ketenagakerjaan,” kata Budi.
”Dalam beberapa hal, posisi pemerintah dan pekerja berbeda pandangan. Namun tak berarti keduanya tak bisa duduk bersama, mencari solusi. Inilah pentingnya dialog sosial,” kata Menteri Hanif saat melakukan pertemuan informal dengan para pemimpin serikat pekerja di rumah dinas menteri, Kompleks Widya Chandra, Selasa 18 April 2017 malam dalam rilis yang diterima SINDOnews.
Dialog sosial menjadi penting karena tak semua persoalan ketenagakerjaan diselesaikan dengan pendekatan hukum formal yang saling berhadapan secara hitam-putih. Jika bisa persoalan bisa diselesaikan dengan dialog, tak perlu saling bersitegang.
Malam itu, Hanif mengundang puluhan pimpinan federasi dan konfederasi serikat pekerja. Duduk lesehan bersama, mendiskusikan dinamika ketenagakerjaan, sambil menikmati hidangan ala kadarnya, ditutup dengan bernyanyi dan bermain musik.
Tak jarang, antara Menaker dan serikat pekerja berbeda pendapat. Misalnya salah seorang pemimpin serikat pekerja menganggap program pemagangan nasional yang digagas pemerintah berpotensi dijadikan pengusaha untuk merekrut tenaga kerja murah. Namun pemerintah menyatakan bahwa pemagangan adalah salah satu cara cepat meningkatkan skill calon pekerja.
Di tengah obrolan, Hanif mengatakan, suhu politik DKI Jakarta tak akan sepanas ini jika para pendukung kandidat bisa duduk bersama, berdialog dan bercanda. ”Harusnya para pendukung kandidat gubernur meniru dialog sosial seperti malam ini, agar Jakarta adem,” kelakar Hanif disambut tawa hadirin.
Secara berkala Hanif menggelar dialog sosial dengan para pimpinan serikat pekerja, para pengusaha, dan HRD perusahaan. Forumnya selalu sama yakni duduk lesehan, hidangan ala kadarnya, ditutup dengan bermain musik.
Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Nining Elitos yang beberapa kali hadir mengapresiasi cara Hanif membangun dialog dengan serikat pekerja. ”Meski kadang tidak langsung menemukan titik temu, namun dialog tetap terbangun,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Serikat Pekerja Nasional Total Indonesia (SPNTI) Budi Satria. ”Dialog harus selalu dibangun, sehingga ditemukan win win solution dalam memecahkan problem ketenagakerjaan,” kata Budi.
(poe)