Muhammadiyah Sebut Rendahkan Umat Islam Bentuk Sikap Primitif
A
A
A
JAKARTA - Merendahkan umat Islam merupakan bentuk dari sikap primitif ditengah modern. Umat Islam maupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan harus bisa menjaga martabat sekaligus menunjukkan kepada pihak lain bahwa orang Indonesia, khususnya muslim Indonesia merupakan muslim yang cerdas dan berperilaku mulia.
Atas dasar itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nasir menyayangkan sikap mahasiswa asal Indonesia di Singapura terhadap Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang merupakan Gubernur NTB. Steven di Bandara Changi, Singapura mengata-ngatai TGB dengan kata Dasar Indo, Dasar Indonesia, Dasar Pribumi, Tiko.
"Muhammadiyah menyesalkan adanya pandangan-pandagan negatif seperti itu, kejadian tersebut tidak boleh terulang lagi di zaman modern seperti ini masih ada pandangan yang merendahkan bangsa lain dan umat agama lain," ujar Haedar seperti dilansir dari muhammadiyah.or.id, Minggu, 16 April 2017.
Menurutnya salah paham tersebut harus menjadi pelajaran bagi semua pihak, bahwa di era modern pada abad 21 ini, apa pun yang dilakukan maupun diutarakan harus ada pondasi moral dan pondasi keadaban yang nilai-nilainya berpondasi pada keagamaan yang mencerahkan. Sebaliknya, kata dia jika kejadian ini terus terulang, maka orang tersebut harus kembali belajar peradaban dari nol.
"Karena itu Muhammadiyah telah konsen membangun keadaban yang cerah mencerahkan, agar manusia tidak saling merendahkan satu sama lain, dan itu merupakan semangat surah Al Hujurat ayat 13,” ucapnya.
Atas dasar itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nasir menyayangkan sikap mahasiswa asal Indonesia di Singapura terhadap Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang merupakan Gubernur NTB. Steven di Bandara Changi, Singapura mengata-ngatai TGB dengan kata Dasar Indo, Dasar Indonesia, Dasar Pribumi, Tiko.
"Muhammadiyah menyesalkan adanya pandangan-pandagan negatif seperti itu, kejadian tersebut tidak boleh terulang lagi di zaman modern seperti ini masih ada pandangan yang merendahkan bangsa lain dan umat agama lain," ujar Haedar seperti dilansir dari muhammadiyah.or.id, Minggu, 16 April 2017.
Menurutnya salah paham tersebut harus menjadi pelajaran bagi semua pihak, bahwa di era modern pada abad 21 ini, apa pun yang dilakukan maupun diutarakan harus ada pondasi moral dan pondasi keadaban yang nilai-nilainya berpondasi pada keagamaan yang mencerahkan. Sebaliknya, kata dia jika kejadian ini terus terulang, maka orang tersebut harus kembali belajar peradaban dari nol.
"Karena itu Muhammadiyah telah konsen membangun keadaban yang cerah mencerahkan, agar manusia tidak saling merendahkan satu sama lain, dan itu merupakan semangat surah Al Hujurat ayat 13,” ucapnya.
(kur)