HT: Bangun Industri Bernilai Tambah di Sibolga
A
A
A
SIBOLGA - Kota Sibolga, Sumatera Utara, membutuhkan terobosan untuk menciptakan lapangan kerja, seiring dengan meningkatnya kebutuhan lapangan kerja.
"Bangun industri bernilai tambah agar lapangan kerja tercipta di daerah," kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) saat berdialog dengan tokoh-tokoh masyarakat di Sibolga, Sumatera Utara, Selasa (4/4/2017).
HT mencontohkan, untuk perikanan di Sibolga misalnya bisa dibuatkan industri pengolahan bahan pangan jadi, sehingga terjadi aktivitas nilai tambah, lapangan kerja tercipta, dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
Seperti diketahui, wilayah pantai barat Sumatera Utara (Sumut) memiliki potensi perikanan laut yang besar, yakni 1.076.960 ton per tahun.
Selain menutupi kebutuhan masyarakat lokal yaitu Kota Sibolga dan Tapteng, ikan asal Kota Sibolga banyak dipasarkan ke luar daerah seperti ke Kota Medan, Pematangsiantar, Tebing Tinggi, Binjai, Padang Sidempuan, Padang Lawas (Palas), Padang Lawas Utara (Paluta), Labuhan Batu, hingga Riau.
Dalam dialog tersebut, tokoh-tokoh masyarakat mengeluhkan berbagai hal ke HT, mulai dari infrastruktur, sulitnya perizinan untuk investasi, dan berbagai hal lainnya.
"Bangun industri bernilai tambah agar lapangan kerja tercipta di daerah," kata Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) saat berdialog dengan tokoh-tokoh masyarakat di Sibolga, Sumatera Utara, Selasa (4/4/2017).
HT mencontohkan, untuk perikanan di Sibolga misalnya bisa dibuatkan industri pengolahan bahan pangan jadi, sehingga terjadi aktivitas nilai tambah, lapangan kerja tercipta, dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
Seperti diketahui, wilayah pantai barat Sumatera Utara (Sumut) memiliki potensi perikanan laut yang besar, yakni 1.076.960 ton per tahun.
Selain menutupi kebutuhan masyarakat lokal yaitu Kota Sibolga dan Tapteng, ikan asal Kota Sibolga banyak dipasarkan ke luar daerah seperti ke Kota Medan, Pematangsiantar, Tebing Tinggi, Binjai, Padang Sidempuan, Padang Lawas (Palas), Padang Lawas Utara (Paluta), Labuhan Batu, hingga Riau.
Dalam dialog tersebut, tokoh-tokoh masyarakat mengeluhkan berbagai hal ke HT, mulai dari infrastruktur, sulitnya perizinan untuk investasi, dan berbagai hal lainnya.
(zik)