Istri dan Empat Anak Terduga Teroris Ciputat Menghilang
A
A
A
TANGERANG - Istri dan empat anak terduga teroris Bambang Eko Prasetyo yang ditangkap di sebuah bengkel di Jalan Aria Putra, Serua, Ciputat, Tangerang, Banten, Kamis 23 Maret 2017, menghilang.
Saat pasukan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menggerebek rumah Bambang, Jalan Asia-Afrika Baru II, Blok D, Nomor 26, RT04/13, Kedaung, Pamulang, isi rumah sudah kosong tidak berpenghuni.
Polisi pun akhirnya memaksa masuk dengan cara mendobrak pintu rumah. Dari penggerebakan itu, polisi menyita sejumlah barang milik keluarga Bambang.
"Barang-barang yang disita satu unit mobil Honda Mobilio warna abu-abu, satu unit motor Yamaha Nuvo, komputer, laptop dan printer, serta dokumen-dokumen lainnya seperti kuitansi, dan buku tabungan," kata anggota polisi yang tidak bersedia disebut namanya, di lokasi, Jumat (24/3/2017).
Dia mengatakan, tidak ada yang mengetahui di mana istri dan enam anak Bambang berada.
Namun dia menduga mereka kabur saat tahu Bambang ditangkap petugas Densus 88. "Saat tadi rumah didobrak, tidak ada istri dan empat anak Bambang. Rumah terlihat sepi. Tidak tahu, sekarang ada di mana mereka," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua RT04/13 Sahrir Sidik mengatakan, istri dan empat anak Bambang sudah pergi tidak lama setelah Bambang ditangkap Densus 88.
"Ada tetangga yang melihat mereka pergi. Tetapi kami tidak tahu pergi kemana dan dengan siapa. Mereka pergi sore hari," ungkap Sahrir di depan rumahnya.
Dia tidak menduga Bambang ditangkap Densus terkait aksi terorisme. Sebab selama ini Bambang dikenal baik-baik saja oleh tetangga dan warga sekitar. Apalagi kegiatan agamanya juga tidak terlalu menonjol.
"Ya kaget, karena dia orangnya baik dan tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Orangnya juga biasa saja. Tidak yang aneh-aneh. Kalau magrib salat berjamaah," tutur Sahrir.
Saat pasukan anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menggerebek rumah Bambang, Jalan Asia-Afrika Baru II, Blok D, Nomor 26, RT04/13, Kedaung, Pamulang, isi rumah sudah kosong tidak berpenghuni.
Polisi pun akhirnya memaksa masuk dengan cara mendobrak pintu rumah. Dari penggerebakan itu, polisi menyita sejumlah barang milik keluarga Bambang.
"Barang-barang yang disita satu unit mobil Honda Mobilio warna abu-abu, satu unit motor Yamaha Nuvo, komputer, laptop dan printer, serta dokumen-dokumen lainnya seperti kuitansi, dan buku tabungan," kata anggota polisi yang tidak bersedia disebut namanya, di lokasi, Jumat (24/3/2017).
Dia mengatakan, tidak ada yang mengetahui di mana istri dan enam anak Bambang berada.
Namun dia menduga mereka kabur saat tahu Bambang ditangkap petugas Densus 88. "Saat tadi rumah didobrak, tidak ada istri dan empat anak Bambang. Rumah terlihat sepi. Tidak tahu, sekarang ada di mana mereka," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua RT04/13 Sahrir Sidik mengatakan, istri dan empat anak Bambang sudah pergi tidak lama setelah Bambang ditangkap Densus 88.
"Ada tetangga yang melihat mereka pergi. Tetapi kami tidak tahu pergi kemana dan dengan siapa. Mereka pergi sore hari," ungkap Sahrir di depan rumahnya.
Dia tidak menduga Bambang ditangkap Densus terkait aksi terorisme. Sebab selama ini Bambang dikenal baik-baik saja oleh tetangga dan warga sekitar. Apalagi kegiatan agamanya juga tidak terlalu menonjol.
"Ya kaget, karena dia orangnya baik dan tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Orangnya juga biasa saja. Tidak yang aneh-aneh. Kalau magrib salat berjamaah," tutur Sahrir.
(dam)