Setelah HMI, Giliran Pemuda Muhammadiyah Diundang Jokowi ke Istana
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo tidak hanya mengundang Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke Istana Negara, hari ini.
Presiden juga mengundang Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah untuk datang ke Istana. (Baca Juga: Jokowi Undang Pengurus HMI ke Istana )
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan kedatangannya bertemu Jokowi untuk berdiskusi mengenai kondisi bangsa yang terjadi belakangan ini.
"Tentu juga terkait hasil Tanwir Pemuda Muhammadiyah yang ditutup oleh Pak Jokowi pada bulan November yang lalu," kata Dahnil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/2/2017).
Dahnil mengatakan, ada dua poin yang disampaikan kepada Jokowi berkenaan dengan Tanwir Muhammadiyah di Cipondoh, Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, dua poin itu adalah masalah integritas dan produktivitas dalam membangun bangsa.
Dari sisi integritas, kata Dahnil, Indonesia banyak mempunyai orang cerdas dan intelektual, namun masih sedikit yang jujur dan berintegritas.
Dia pun mengingatkan pemerintah untuk berkomitmen pemerintah menangani korupsi. "Nah ini juga yang berkesesuaian dengan hasil Tanwir Pemuda Muhammadiyah bulan November yang lalu," ucapnya.
Poin kedua, kata dia, berkaitan dengan produktivitas yang dianggap mengalami penurunan. Apalagi, kata dia, ditambah adanya konflik dan kebisingan politik yang tidak produktif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Akhirnya kami menyampaikan beberapa hal terkait meninggikan produktivitas ini agar pak Presiden bisa fokus di situ, ini mendorong produktivitas, kemudian mengurangi kebisingan politik," ucapnya.
Presiden juga mengundang Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah untuk datang ke Istana. (Baca Juga: Jokowi Undang Pengurus HMI ke Istana )
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan kedatangannya bertemu Jokowi untuk berdiskusi mengenai kondisi bangsa yang terjadi belakangan ini.
"Tentu juga terkait hasil Tanwir Pemuda Muhammadiyah yang ditutup oleh Pak Jokowi pada bulan November yang lalu," kata Dahnil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/2/2017).
Dahnil mengatakan, ada dua poin yang disampaikan kepada Jokowi berkenaan dengan Tanwir Muhammadiyah di Cipondoh, Tangerang, Banten, beberapa waktu lalu.
Menurut dia, dua poin itu adalah masalah integritas dan produktivitas dalam membangun bangsa.
Dari sisi integritas, kata Dahnil, Indonesia banyak mempunyai orang cerdas dan intelektual, namun masih sedikit yang jujur dan berintegritas.
Dia pun mengingatkan pemerintah untuk berkomitmen pemerintah menangani korupsi. "Nah ini juga yang berkesesuaian dengan hasil Tanwir Pemuda Muhammadiyah bulan November yang lalu," ucapnya.
Poin kedua, kata dia, berkaitan dengan produktivitas yang dianggap mengalami penurunan. Apalagi, kata dia, ditambah adanya konflik dan kebisingan politik yang tidak produktif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Akhirnya kami menyampaikan beberapa hal terkait meninggikan produktivitas ini agar pak Presiden bisa fokus di situ, ini mendorong produktivitas, kemudian mengurangi kebisingan politik," ucapnya.
(dam)