E-KTP Palsu dari Kamboja Diduga Dibuat di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menduga kartu tanda penduduk eletronik (e-KTP) palsu tidak dibuat di Kamboja, melainkan dibuat di Indonesia.
Setelah dibuat di Indonesia, kemudian e-KTP dikirim ke Kamboja lalu dikirim kembali ke Tanah Air. “Analisis kami ini bukan dicetak dari Kamboja karena bahan bekasnya dari Indonesia. Saya menduga itu ingin mengecoh,” ungkap Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Zudan Arif Fakrullah di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (13/2/2017).
Zudan menyebutkan, 36 e-KTP palsu tersebut menggunakan blanko bekas . Dia menduga blanko bekas diambil karena tercecer dari kantor-kantor Dukcapil atau kelurahan yang melayani pelayanan e-KTP. (Baca Juga: DPR Pertanyakan Soal Temuan e-KTP Palsu di Bandara Soetta )
Setelah itu pemalsuan dilakukan di percetakan-percetakan yang ada dengan mengganti data di halaman muka e-KTP.
“Dilaminating di Pasar Senen, Jalan Pramuka atau percetakan dimanapun. Kemudian dibawa ke Kamboja untuk mengecoh seolah-olah impor. Besok kemungkinan ada kiriman dari Cina untuk lebih ribut lagi. Kalau dari luar negeri kan heboh,” ujarnya.
Setelah dibuat di Indonesia, kemudian e-KTP dikirim ke Kamboja lalu dikirim kembali ke Tanah Air. “Analisis kami ini bukan dicetak dari Kamboja karena bahan bekasnya dari Indonesia. Saya menduga itu ingin mengecoh,” ungkap Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri, Zudan Arif Fakrullah di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (13/2/2017).
Zudan menyebutkan, 36 e-KTP palsu tersebut menggunakan blanko bekas . Dia menduga blanko bekas diambil karena tercecer dari kantor-kantor Dukcapil atau kelurahan yang melayani pelayanan e-KTP. (Baca Juga: DPR Pertanyakan Soal Temuan e-KTP Palsu di Bandara Soetta )
Setelah itu pemalsuan dilakukan di percetakan-percetakan yang ada dengan mengganti data di halaman muka e-KTP.
“Dilaminating di Pasar Senen, Jalan Pramuka atau percetakan dimanapun. Kemudian dibawa ke Kamboja untuk mengecoh seolah-olah impor. Besok kemungkinan ada kiriman dari Cina untuk lebih ribut lagi. Kalau dari luar negeri kan heboh,” ujarnya.
(dam)