Destinasi Wisata
A
A
A
KOTA-kota di Asia menguasai destinasi wisata dunia versi Euromonitor dalam laporan bertajuk “Top 100 City Destinations Ranking”. Enam kota di Asia yaitu Hong Kong, Bangkok, Singapura, Makau, Dubai, dan Kuala Lumpur masuk 10 besar.
London dan Paris yang selama ini dianggap paling favorit untuk dikunjungi wisatawan bahkan kalah dari Hong Kong dan Bangkok. Dua negara Eropa tersebut turun karena faktor keamanan atau beberapa peristiwa aksi teror yang terjadi.
Begitu juga dengan negara-negara di Timur Tengah pun sudah tidak menjadi favorit karena faktor keamanan. Pemeringkatan ini berdasarkan jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke kota tersebut.
Dua kota di Indonesia yaitu Denpasar dan Jakarta juga masuk dalam “Top 100 City Destinations Ranking” versi Euromonitor. Sayang, peringkat kedua kota tersebut jauh dibandingkan Hong Kong yang peringkat pertama ataupun Bangkok yang peringkat kedua. Denpasar hanya menempati posisi ke-48, sedangkan Jakarta pada peringkat ke-80.
Dua kota tersebut juga kalah jauh dari Singapura (peringkat ke-4) dan Kuala Lumpur (peringkat ke-10). Padahal, jika dibandingkan dengan Hong Kong, Bangkok, Singapura, dan Kuala Lumpur, jelas kota-kota di Indonesia mempunyai daya tarik yang lebih.
Dari macam objek wisata pun, kota-kota di Indonesia menawarkan berbagai macam pilihan. Dari wisata alam, budaya, dan lain-lain, kota-kota Indonesia jelas lebih bagus. Jumlah wisata pantai tak terhitung banyak, juga wisata gunung Indonesia mempunyai banyak tempat, apalagi wisata budaya yang hampir setiap kota mempunyai kekhasan masing-masing.
Namun, kota-kota di Indonesia tampaknya masih belum diminati wisatawan mancanegara. Padahal, pariwisata adalah mempunyai dampak ekonomi yang bagus karena juga mampu menggerakkan usaha kecil dan menengah (UKM). Jika dibandingkan sektor-sektor lain, pariwisata juga cukup kuat ketika terjadi kelesuan ekonomi.
Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa bahkan mungkin yang terbaik di dunia. Berbagai macam jenis wisata dimiliki Indonesia.
Selain itu, jumlah turis pada 2015 menurut data Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) juga mencapai 1,1 miliar orang. Sedangkan hanya ada tiga negara pemain utama di bidang pariwisata yaitu Prancis, AS, dan China.
Nah, jika dibandingkan dengan tiga negara tersebut, Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa. Jumlah penduduk yang terus bertambah dan kesejahteraan yang terus meningkat juga menjadi alasan kenapa bisnis pariwisata tetap sangat menjanjikan.
Melihat faktor eksternal dan internal tersebut, semestinya Indonesia bisa mengungguli Prancis, AS, dan China. Lantas, kenapa Indonesia justru kalah, bahkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara? Jawabannya adalah infrastruktur.
Untuk menggaet wisatawan mancanegara tentu faktor kemampuan bandar udara akan sangat menentukan. Saat ini hanya beberapa bandara atau bahkan mungkin hanya Jakarta dan Denpasar yang menyediakan konektivitas penerbangan yang paling komprehensif.
Sedangkan daerah-daerah wisata lain belum memiliki bandara yang memungkinkan direct flight. Padahal, ini faktor utama untuk menarik wisatawan mancanegara.
Bandara yang mulai dibangun yaitu Kulonprogo International Airport (KLIA) disebut akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke kawasan Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Untuk urusan transportasi udara, Indonesia masih kalah dari Thailand, Singapura, atau Malaysia. Belum lagi faktor infrastruktur jalan yang menjadi penghubung ke objek wisata.
Pemerintah masih mempunyai pekerjaan yang cukup berat untuk bisa mewujudkan yang ideal. Pemilihan 10 destinasi pariwisata prioritas diharapkan mampu mendongkrak jumlah wisatawan. Tentu pengembangan 10 destinasi wisata tersebut juga diiringi pembangunan pendukung lain baik transportasi maupun lain.
Jika persoalan transportasi udara untuk menarik wisatawan mancanegara teratasi dan infrastruktur objek wisata ideal, bukan hanya target 20 juta wisatawan, namun kota-kota di Indonesia akan mampu mendominasi 10 besar destinasi wisata favorit di dunia dengan jumlah pengunjung lebih dari Prancis, AS, dan China.
London dan Paris yang selama ini dianggap paling favorit untuk dikunjungi wisatawan bahkan kalah dari Hong Kong dan Bangkok. Dua negara Eropa tersebut turun karena faktor keamanan atau beberapa peristiwa aksi teror yang terjadi.
Begitu juga dengan negara-negara di Timur Tengah pun sudah tidak menjadi favorit karena faktor keamanan. Pemeringkatan ini berdasarkan jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke kota tersebut.
Dua kota di Indonesia yaitu Denpasar dan Jakarta juga masuk dalam “Top 100 City Destinations Ranking” versi Euromonitor. Sayang, peringkat kedua kota tersebut jauh dibandingkan Hong Kong yang peringkat pertama ataupun Bangkok yang peringkat kedua. Denpasar hanya menempati posisi ke-48, sedangkan Jakarta pada peringkat ke-80.
Dua kota tersebut juga kalah jauh dari Singapura (peringkat ke-4) dan Kuala Lumpur (peringkat ke-10). Padahal, jika dibandingkan dengan Hong Kong, Bangkok, Singapura, dan Kuala Lumpur, jelas kota-kota di Indonesia mempunyai daya tarik yang lebih.
Dari macam objek wisata pun, kota-kota di Indonesia menawarkan berbagai macam pilihan. Dari wisata alam, budaya, dan lain-lain, kota-kota Indonesia jelas lebih bagus. Jumlah wisata pantai tak terhitung banyak, juga wisata gunung Indonesia mempunyai banyak tempat, apalagi wisata budaya yang hampir setiap kota mempunyai kekhasan masing-masing.
Namun, kota-kota di Indonesia tampaknya masih belum diminati wisatawan mancanegara. Padahal, pariwisata adalah mempunyai dampak ekonomi yang bagus karena juga mampu menggerakkan usaha kecil dan menengah (UKM). Jika dibandingkan sektor-sektor lain, pariwisata juga cukup kuat ketika terjadi kelesuan ekonomi.
Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa bahkan mungkin yang terbaik di dunia. Berbagai macam jenis wisata dimiliki Indonesia.
Selain itu, jumlah turis pada 2015 menurut data Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) juga mencapai 1,1 miliar orang. Sedangkan hanya ada tiga negara pemain utama di bidang pariwisata yaitu Prancis, AS, dan China.
Nah, jika dibandingkan dengan tiga negara tersebut, Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa. Jumlah penduduk yang terus bertambah dan kesejahteraan yang terus meningkat juga menjadi alasan kenapa bisnis pariwisata tetap sangat menjanjikan.
Melihat faktor eksternal dan internal tersebut, semestinya Indonesia bisa mengungguli Prancis, AS, dan China. Lantas, kenapa Indonesia justru kalah, bahkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara? Jawabannya adalah infrastruktur.
Untuk menggaet wisatawan mancanegara tentu faktor kemampuan bandar udara akan sangat menentukan. Saat ini hanya beberapa bandara atau bahkan mungkin hanya Jakarta dan Denpasar yang menyediakan konektivitas penerbangan yang paling komprehensif.
Sedangkan daerah-daerah wisata lain belum memiliki bandara yang memungkinkan direct flight. Padahal, ini faktor utama untuk menarik wisatawan mancanegara.
Bandara yang mulai dibangun yaitu Kulonprogo International Airport (KLIA) disebut akan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke kawasan Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Untuk urusan transportasi udara, Indonesia masih kalah dari Thailand, Singapura, atau Malaysia. Belum lagi faktor infrastruktur jalan yang menjadi penghubung ke objek wisata.
Pemerintah masih mempunyai pekerjaan yang cukup berat untuk bisa mewujudkan yang ideal. Pemilihan 10 destinasi pariwisata prioritas diharapkan mampu mendongkrak jumlah wisatawan. Tentu pengembangan 10 destinasi wisata tersebut juga diiringi pembangunan pendukung lain baik transportasi maupun lain.
Jika persoalan transportasi udara untuk menarik wisatawan mancanegara teratasi dan infrastruktur objek wisata ideal, bukan hanya target 20 juta wisatawan, namun kota-kota di Indonesia akan mampu mendominasi 10 besar destinasi wisata favorit di dunia dengan jumlah pengunjung lebih dari Prancis, AS, dan China.
(poe)