Forum Jurnalis Muslim: Konten Hoax Tak Dimonopoli Media Sosial
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Forum Jurnalis Muslim Shodiq Ramadhan meminta, pemerintah berlaku objektif dalam menghadapi peredaran berita palsu alias hoax.
Shodiq menilai, selama ini pemerintah selalu menyudutkan pengguna media sosial selaku penebar konten-konten berita palsu. Menurut Shodiq, tudingan pemerintah adalah keliru.
"Pemerintah harus adil. Hoax bukan hanya dimonopoli media sosial. Terkadang pemerintah sendiri juga memproduksi konten hoax," kata Shodiq dalam diskusi Polemik Sindotrijaya di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/1/2016).
Dalam kesempatan itu, Shodiq juga meminta pemerintah lebih teliti dan berhati-hati dalam menertibkan situs yang dianggap sebagai penyebar berita hoax.
"Pemerintah jangan hanya terpaku pada legal formal. Tapi lihat juga kontennya. Apakah konten dakwah Islam juga harus diblokir," ungkap Shodiq.
Mantan pengelola situs Suara Islam ini tidak menghendaki, jika pemblokiran situs yang dianggap menyebarkan berita hoax dilakukan sembarangan, sebagaimana dialami Suara Islam, beberapa waktu lalu.
"Penilaian konten oleh Kemenkominfo saja tidak jalan. Apakah ini konten berbau SARA (Suku Agama, Ras, dan Antargolongan), atau ada ujaran kebencian," imbuh Shodiq.
Shodiq menilai, selama ini pemerintah selalu menyudutkan pengguna media sosial selaku penebar konten-konten berita palsu. Menurut Shodiq, tudingan pemerintah adalah keliru.
"Pemerintah harus adil. Hoax bukan hanya dimonopoli media sosial. Terkadang pemerintah sendiri juga memproduksi konten hoax," kata Shodiq dalam diskusi Polemik Sindotrijaya di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/1/2016).
Dalam kesempatan itu, Shodiq juga meminta pemerintah lebih teliti dan berhati-hati dalam menertibkan situs yang dianggap sebagai penyebar berita hoax.
"Pemerintah jangan hanya terpaku pada legal formal. Tapi lihat juga kontennya. Apakah konten dakwah Islam juga harus diblokir," ungkap Shodiq.
Mantan pengelola situs Suara Islam ini tidak menghendaki, jika pemblokiran situs yang dianggap menyebarkan berita hoax dilakukan sembarangan, sebagaimana dialami Suara Islam, beberapa waktu lalu.
"Penilaian konten oleh Kemenkominfo saja tidak jalan. Apakah ini konten berbau SARA (Suku Agama, Ras, dan Antargolongan), atau ada ujaran kebencian," imbuh Shodiq.
(mhd)