Jokowi Diminta Blusukan Cari Informasi TKA Ilegal Asal China

Senin, 26 Desember 2016 - 21:43 WIB
Jokowi Diminta Blusukan Cari Informasi TKA Ilegal Asal China
Jokowi Diminta Blusukan Cari Informasi TKA Ilegal Asal China
A A A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk terjun langsung atau melakukan blusukan mencari tahu jumlah pasti warga negara China yang bekerja secara ilegal di Indonesia.

Presiden juga diminta tidak lantas menganggap informasi mengenai banyaknya tenaga kerja asing (TKA) ilegal asal China di Indonesia sebagai sebuah isu.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono berharap Jokowi turun langsung ke sektor-sektor investasi China untuk mengecek keberadaan TKA asal Negeri Tirai Bambu itu di Indonesia.

Menurut dia, cara tersebut perlu dilakukan Presiden dan tidak begitu saja mempercayai data Kementerian Ketenagakerjaan.

"Yang pasti TKA China ilegal itu sudah menyebabkan infeksi ekonomi dan sosial secara nasional dan berdampak hilangnya kesempatan kerja bagi masyarakat Indonesia dan pengangguran terus bertambah, serta tidak memberikan pemasukan penerimaan negara dari sektor pajak penghasilan TKA," tutur Arief dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (26/12/2016).

Arief yakin informasi keberadaan tenaga kerja asing (TKA) ilegal asal China bukan sekadar isu apalagi dilatarbelakangi kepentingan poltiik yang dibuat-buat. (Baca juga: Warga Asing di Jakarta Paling Banyak Asal China)

Menurut dia, masuknya TKA asal China bisa saja masuk melalui jalur ilegal melalui kapal-kapal pengangkut barang dari China untuk mengangkut hasil usaha pertambangan yang dijalankan perusahanan China di Indonesia, yakni di daerah remote area melalui pelabuhan yang dibangun oleh perusahaan China tanpa dilengkapi fasilitas CIQ (custom, immigration and quarantine).

Sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan klarifikasi terkait isu pekerja China mencapai 20 juta orang. Menurut dia, jumlah itu tidak masuk logika. Jokowi mengungkapkan pekerja China di Indonesia sebanyak 21 ribu orang. (Baca juga: Jokowi: Pekerja Asal China 21 Ribu Orang, Bukan 20 Juta)
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8198 seconds (0.1#10.140)