Lewati Hutan dan Gunung, TNI Akhirnya Temukan Patok RI-Papua Nugini
A
A
A
JAKARTA - Prajurit TNI dari Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 700/Wira Yudha Sakti Kodam VII/Wirabuana, Makassar berhasil menemukan patok batas MM 5.1 di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Patok ini ditemukan saat prajurit Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) pimpinan Letkol Inf Horas Sitinjak melakukan patroli di perbatasan wilayah Indonesia-Papua Nugini Sektor Utara, beberapa waktu lalu.
Kepala Bidang Penerangan Umum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa mengatakan, patok perbatasan tersebut dibangun pada 1986. Sejak berdirinya patok tersebut, kata Bedali, belum ada satu pun yang berhasil mencapainya.
“Yang luar biasa adalah para prajurit mampu menemukan patok batas 5.1, namun kondisi rusak berat,” kata Bedali melalui keterangan pers yang diterima SINDOnews, Rabu (21/12/2016).
Bedali menuturkan, patok batas ditemukan setelah Komandan Pos Tatakra Letda Inf Dwiayanto Teguh (Dantim Bravo 2) dengan kekuatan 16 orang anggota melakukan perjalanan selama 11 hari.
Medan yang dilalui pun cukup ekstrem, mulai dari hutan, rawa hingga gunung. Dalam patroli tersebut, kata Bedali, para prajurit juga beberapa kali menemukan kampung yang berada di wilayah Indonesia akan tetapi kedudukannya di bawah pemerintahan Papua New Guinea.
“Penemuan itu sudah dilaporkan kepada pemerintah,” kata Bedali.
Patok ini ditemukan saat prajurit Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) pimpinan Letkol Inf Horas Sitinjak melakukan patroli di perbatasan wilayah Indonesia-Papua Nugini Sektor Utara, beberapa waktu lalu.
Kepala Bidang Penerangan Umum Puspen TNI, Kolonel Inf Bedali Harefa mengatakan, patok perbatasan tersebut dibangun pada 1986. Sejak berdirinya patok tersebut, kata Bedali, belum ada satu pun yang berhasil mencapainya.
“Yang luar biasa adalah para prajurit mampu menemukan patok batas 5.1, namun kondisi rusak berat,” kata Bedali melalui keterangan pers yang diterima SINDOnews, Rabu (21/12/2016).
Bedali menuturkan, patok batas ditemukan setelah Komandan Pos Tatakra Letda Inf Dwiayanto Teguh (Dantim Bravo 2) dengan kekuatan 16 orang anggota melakukan perjalanan selama 11 hari.
Medan yang dilalui pun cukup ekstrem, mulai dari hutan, rawa hingga gunung. Dalam patroli tersebut, kata Bedali, para prajurit juga beberapa kali menemukan kampung yang berada di wilayah Indonesia akan tetapi kedudukannya di bawah pemerintahan Papua New Guinea.
“Penemuan itu sudah dilaporkan kepada pemerintah,” kata Bedali.
(dam)