Let's Help Rohingnya: Wujudkan Kepedulian demi Kemanusiaan
A
A
A
JAKARTA - Sekitar 30.000 orang dari komunitas Rohingya harus mengungsi di utara Provinsi Rakhine, Myanmar sejak operasi militer dimulai pada 9 Oktober 2016. Akibat operasi militer tersebut, lebih dari 150.000 orang membutuhkan bantuan makanan. Dari jumlah itu, 30-50% di antaranya terancam kematian, yakni sekitar 42.000 orang (37.000 di antaranya anak-anak) karena menderita malnutrisi.
Operasi militer itu telah menyebabkan 100 orang tewas. Angka tersebut bisa lebih dari itu karena masih adanya pelarangan akses menuju wilayah konflik dan penghentian bantuan kemanusiaan. Human Rights Watch (HRW) dalam rilis terbarunya telah mempublikasikan gambar-gambar melalui satelit tentang pembakaran desa-desa Rohingya di Maungdaw.
Pada Rabu 2 November 2016-Kamis 3 November 2016, sejumlah duta besar dari China, Mesir, Uni Eropa, India, Indonesia, Thailand, Turki, Inggris, Amerika Serikat, serta perwakilan PBB selama 2 hari mengunjungi daerah konflik di utara Rakhine. Mereka mengunjungi desa-desa yang terdampak konflik dan berdiskusi dengan komunitas serta pemerintah.
Pada Selasa 8 November 2016-Kamis 10 November 2016 militer mengizinkan WFP memberikan bantuan makanan kepada lebih dari 7.000 orang dari 4 desa di utara Maungdaw. Pasokan makanan ini hanya cukup untuk 2 minggu ke depan dan tidak menggapai seluruh penduduk yang membutuhkan.
Saat ini Maungdaw mengalami krisis makanan karena akses pergerakan yang dibatasi dan ketersediaan di pasar sangat terbatas. Kelaparan dan kematian pun mengancam setiap saat.
Terkait konflik Rohingya, sejak 2012 pada fase konflik pertama, PKPU telah menyalurkan berbagai bantuan kemanusiaan di Sittwe, Rakhine. PKPU telah membangun 55 rumah serta barak pengungsian, 220 fasilitas air bersih, sumur, jamban, dan pemberian peralatan rumah tangga. Dalam kurun 4 tahun PKPU telah mendistribusikan paket makanan untuk lebih dari 15.000 keluarga di Rakhine dan 4 negara bagian lainnya.
PKPU juga melakukan distibusi pakaian untuk 1.400 kepala keluarga, anak-anak, dan bayi. Selain itu, juga membangun 2 gedung sekolah beserta fasilitas, insentif guru, dan penyediaan seragam siswa di bawah Departemen Pendidikan. Termasuk penyediaan klinik layanan kesehatan di pengungsian Sitwe sejak 2014 sampai saat ini serta bantuan warga yang terdampak banjir di kawasan Rakhine dan Rohingya.
PKPU melalui tim dan perwakilan yang berada di Myanmar melakukan koordinasi di tingkat lokal di Sittwe dan nasional. Distribusi makanan termasuk kebutuhan kelompok rentan, penyediaan shelter atau barak, dan pembangunan kembali pusat pengungsian.Selain itu PKPU juga mendistribusikan air bersih, peralatan kebersihan, serta pelayanan medis darurat. (Deni/Putri/PKPU)
Operasi militer itu telah menyebabkan 100 orang tewas. Angka tersebut bisa lebih dari itu karena masih adanya pelarangan akses menuju wilayah konflik dan penghentian bantuan kemanusiaan. Human Rights Watch (HRW) dalam rilis terbarunya telah mempublikasikan gambar-gambar melalui satelit tentang pembakaran desa-desa Rohingya di Maungdaw.
Pada Rabu 2 November 2016-Kamis 3 November 2016, sejumlah duta besar dari China, Mesir, Uni Eropa, India, Indonesia, Thailand, Turki, Inggris, Amerika Serikat, serta perwakilan PBB selama 2 hari mengunjungi daerah konflik di utara Rakhine. Mereka mengunjungi desa-desa yang terdampak konflik dan berdiskusi dengan komunitas serta pemerintah.
Pada Selasa 8 November 2016-Kamis 10 November 2016 militer mengizinkan WFP memberikan bantuan makanan kepada lebih dari 7.000 orang dari 4 desa di utara Maungdaw. Pasokan makanan ini hanya cukup untuk 2 minggu ke depan dan tidak menggapai seluruh penduduk yang membutuhkan.
Saat ini Maungdaw mengalami krisis makanan karena akses pergerakan yang dibatasi dan ketersediaan di pasar sangat terbatas. Kelaparan dan kematian pun mengancam setiap saat.
Terkait konflik Rohingya, sejak 2012 pada fase konflik pertama, PKPU telah menyalurkan berbagai bantuan kemanusiaan di Sittwe, Rakhine. PKPU telah membangun 55 rumah serta barak pengungsian, 220 fasilitas air bersih, sumur, jamban, dan pemberian peralatan rumah tangga. Dalam kurun 4 tahun PKPU telah mendistribusikan paket makanan untuk lebih dari 15.000 keluarga di Rakhine dan 4 negara bagian lainnya.
PKPU juga melakukan distibusi pakaian untuk 1.400 kepala keluarga, anak-anak, dan bayi. Selain itu, juga membangun 2 gedung sekolah beserta fasilitas, insentif guru, dan penyediaan seragam siswa di bawah Departemen Pendidikan. Termasuk penyediaan klinik layanan kesehatan di pengungsian Sitwe sejak 2014 sampai saat ini serta bantuan warga yang terdampak banjir di kawasan Rakhine dan Rohingya.
PKPU melalui tim dan perwakilan yang berada di Myanmar melakukan koordinasi di tingkat lokal di Sittwe dan nasional. Distribusi makanan termasuk kebutuhan kelompok rentan, penyediaan shelter atau barak, dan pembangunan kembali pusat pengungsian.Selain itu PKPU juga mendistribusikan air bersih, peralatan kebersihan, serta pelayanan medis darurat. (Deni/Putri/PKPU)
(poe)