Pemerintah Diminta Fokus Bangun Sektor Padat Karya
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5% tidak dibarengi dengan jumlah lapangan kerja yang disediakan pemerintah. Selain wirausahawan yang belum banyak, kegiatan pembangunan yang hanya terjadi di beberapa sektor juga menjadi penyebab tingginya angka pengangguran.
“Saat ini fokus pemerintah kegiatan pembangunan di bidang infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, pembangkit listrik, dan lainnya. Tidak menyerap banyak tenaga kerja,” ujar Ketua Bidang UMKM dan Koperasi DPP Partai Perindo Wishnu Handoyono saat dihubungi, Senin (31/10/2016).
Jika pembangunan juga terjadi di sektor agroindustri dan budidaya di kelautan, lanjut Wishnu, tingkat pengangguran pasti akan turun secara signifikan. Sebab, dua sektor tersebut berorientasi padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja manusia dalam jumlah besar.
“Semua pencari kerja lari ke perkotaan karena ketiadaan peluang kerja di daerah asalnya,” kata Wishnu. Wishnu mencontohkan, pembangunan yang berorientasi di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera, mengakibatkan distribusi ke wilayah-wilayah lain semakin menimpang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2016 mencapai 7,02 juta orang atau 5,5%. Untuk menurunkan jumlah pengangguran, kata Wishnu, solusinya pengusaha lokal maupun nasional harus diberikan insentif untuk mau berinvestasi di daerah-daerah terpencil.
Misalnya investasi di Kalimantan Utara atau Maluku yang membebaskan pajak penghasilan badan usaha selama 10 tahun dan memberi kemudahan untuk mengurus perizinan. Selain itu, kebijakan ekonomi yang kondusif dari pemerintah juga diperlukan untuk membuka lapangan kerja secara masif.
“Kebijakan ekonomi yang kondusif tersebut menurut saya adalah memberikan insentif dan proteksi kepada pelaku-pelaku ekonomi UMKM lokal maupun nasional untuk dapat bersaing di pasar global,” jelas Wishnu.
Selain kemudahan akses terhadap modal, pelaku UMKM juga membutuhkan pelatihan. Salah satu di antaranya pelatihan menggunakan internet sebagai media penjualan.
"Sehingga membina pelaku UMKM untuk melek teknologi informasi adalah suatu keharusan untuk dimulai sejak dini," tegasnya
“Saat ini fokus pemerintah kegiatan pembangunan di bidang infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, pembangkit listrik, dan lainnya. Tidak menyerap banyak tenaga kerja,” ujar Ketua Bidang UMKM dan Koperasi DPP Partai Perindo Wishnu Handoyono saat dihubungi, Senin (31/10/2016).
Jika pembangunan juga terjadi di sektor agroindustri dan budidaya di kelautan, lanjut Wishnu, tingkat pengangguran pasti akan turun secara signifikan. Sebab, dua sektor tersebut berorientasi padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja manusia dalam jumlah besar.
“Semua pencari kerja lari ke perkotaan karena ketiadaan peluang kerja di daerah asalnya,” kata Wishnu. Wishnu mencontohkan, pembangunan yang berorientasi di Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera, mengakibatkan distribusi ke wilayah-wilayah lain semakin menimpang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2016 mencapai 7,02 juta orang atau 5,5%. Untuk menurunkan jumlah pengangguran, kata Wishnu, solusinya pengusaha lokal maupun nasional harus diberikan insentif untuk mau berinvestasi di daerah-daerah terpencil.
Misalnya investasi di Kalimantan Utara atau Maluku yang membebaskan pajak penghasilan badan usaha selama 10 tahun dan memberi kemudahan untuk mengurus perizinan. Selain itu, kebijakan ekonomi yang kondusif dari pemerintah juga diperlukan untuk membuka lapangan kerja secara masif.
“Kebijakan ekonomi yang kondusif tersebut menurut saya adalah memberikan insentif dan proteksi kepada pelaku-pelaku ekonomi UMKM lokal maupun nasional untuk dapat bersaing di pasar global,” jelas Wishnu.
Selain kemudahan akses terhadap modal, pelaku UMKM juga membutuhkan pelatihan. Salah satu di antaranya pelatihan menggunakan internet sebagai media penjualan.
"Sehingga membina pelaku UMKM untuk melek teknologi informasi adalah suatu keharusan untuk dimulai sejak dini," tegasnya
(kri)