Peduli Kesehatan Anak, PKPU Gelar Partnership Gathering

Rabu, 19 Oktober 2016 - 16:52 WIB
Peduli Kesehatan Anak,...
Peduli Kesehatan Anak, PKPU Gelar Partnership Gathering
A A A
JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2015 mencatat 8 juta balita di Indonesia kekurangan gizi dan 5,4 juta di antaranya terindikasi mengalami gizi buruk. Banyak solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, di antaranya melalui faktor ekonomi, aksebilitas pangan, pola asuh, sanitasi dan air minum, serta pelayanan kesehatan.

Demi merumuskan kebijakan dan aksi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah gizi buruk, lembaga ke Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU menggelar acara Partnership Gathering dengan tema ”Menyongsong Generasi Emas 2045” di Jakarta, Rabu (19/10/2016). Acara ini digelar untuk mencapai sinergi dan kontribusi agar hak-hak anak untuk dapat hidup, tumbuh, dan berkembang terpenuhi, salah satunya melalui program kesehatan bagi anak.

”Tidak mungkin kami berdiam diri atau membiarkan pemerintah melakukan pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) sendirian. Global Partnership adalah keniscayaan, melalui pendekatan Triplehelix yang populer dengan istilah ABG (Akademisi, Business, Government),” kata Presiden Direktur PKPU Agung Notowiguno, Rabu (19/10/2016).

PKPU telah bersinergi dengan program pemerintah membantu mengatasi masalah gizi anak Indonesia. ”Kami hadir dan berpartisipasi aktif untuk memadukan ABG. Program kesehatan di antaranya Duta 1.000 HPK, Kampung Nutrisi, Sadar Gizi/Sagita, Berbagi Air, TB Care, Prosmilling,” ujarnya.

Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Imran Agus Nurali yang hadir dalam acara tersebut menuturkan, Millennium Development Goals (MDGs) sudah berakhir 2015. Namun pencapaian program MDGs tersebut masih jauh dari harapan.

Untuk itu MDGs dilanjutkan dengan SDGs hingga 2030. Persoalan utama SDGs, khususnya mengenai kesehatan anak adalah kasus kurang gizi, usia merokok semakin muda, dan penyakit tidak menular semakin tinggi. ”Saat ini anak meninggal akibat penyakit tidak menular naik, dari 37% menjadi 57%,” katanya.

Penanganan penyakit tidak menular membutuhkan anggaran yang sangat besar. Sebagai antisipasi, pemerintah menelurkan Gerakan Hidup Sehat. Program ini fokus pada peningkatan aktivitas fisik anak, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, serta deteksi dini.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1355 seconds (0.1#10.140)