Butuh Generasi Muda Bermental Petarung untuk Membangun Daerah
A
A
A
SERANG - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) terus mendorong peran generasi muda dalam pembangunan ekonomi daerah. Menurutnya, Indonesia kuat jika daerah-daerah terbangun dengan baik.
"Indonesia butuh generasi muda bermental petarung untuk membangun daerah," ujarnya saat memberikan kuliah umum bertema 'Kewirausahaan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia' di Universitas Banten Jaya, Serang, Banten, Rabu (5/10/2016).
Dia mengungkapkan, Indonesia mengalami kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah yang terus melebar. Dari 514 kabupaten/kota di Tanah Air, hanya belasan yang menopang perekonomian nasional.
"Indonesia dengan 250 juta penduduk dan 514 kabupaten/kota, mayoritas pemberi kerja ada di kota-kota besar, akibatnya yang tumbuh hanya kota-kota besar. Itulah kenapa terjadi kesenjangan sosial," katanya.
Pria asal Jawa Timur itu mengungkapkan, pemberi kerja perlu ditumbuhkan di daerah, agar masyarakat di daerah tak lagi berbondong-bondong mengadu nasib ke kota, tetapi fokus membangun daerahnya masing-masing.
"Saya keliling daerah, berbagi pengalaman dengan harapan generasi muda bisa menjadi pengusaha produktif yang membangun daerah," kata pria yang menyabet gelar Master of Business Administration dari Ottawa University, Kanada ini.
Indonesia, lanjut HT, masih kekurangan pengusaha produktif. Idealnya, suatu negara memiliki pengusaha produktif 2% dari jumlah penduduknya. Artinya, Indonesia butuh sekitar 5 juta pengusaha produktif. Tetapi, saat ini angkanya masih jauh di bawah itu.
Padahal, pengusaha produktif bukan hanya bisa menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan di tengah fase bonus demografi, tetapi juga akan memperbesar basis pembayar pajak.
"Ekonomi kita rentan. Salah satu penyebabnya tax ratio hanya 12%, jumlah pembayar pajak produktif di Indonesia sedikit."
Bila pengusaha produktif di daerah terus bertumbuh dan semakin banyak, daerah-daerah akan berkembang pesat. "Indonesia akan kuat bila daerah-daerah terbangun dengan baik," tambah HT.
Pada kesempatan tersebut, dia pun berbagi kiat kepada mahasiswa untuk menjadi pengusaha produktif nan sukses seperti dirinya. "Sukses adalah proses yang dibangun dengan kerja keras, progresif tanpa henti," kata HT.
Sementara itu, Subai, ketua Yayasan Banten Jaya Berkarakter mengatakan, pengalaman yang dibagikan HT bisa menjadi pegangan mahasiswa dalam membangun karier sebagai pengusaha. "Kita semua tahu, MNC Group luar biasa besar. Kita ini calon-calon penerusnya yang terus berjuang mengembangkan kewirausahaan," kata Subai.
Hal senada diungkapkan Wakil Rektor Universitas Banten Jaya Sutanto. Dia berharap apa yang disampaikan HT memotivasi anak didiknya dalam menata masa depan, terlebih di tengah era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Terus terang kami membutuhkan motivasi pengalaman dari Pak Hary dalam rangka menghadapi MEA."
"Indonesia butuh generasi muda bermental petarung untuk membangun daerah," ujarnya saat memberikan kuliah umum bertema 'Kewirausahaan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia' di Universitas Banten Jaya, Serang, Banten, Rabu (5/10/2016).
Dia mengungkapkan, Indonesia mengalami kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah yang terus melebar. Dari 514 kabupaten/kota di Tanah Air, hanya belasan yang menopang perekonomian nasional.
"Indonesia dengan 250 juta penduduk dan 514 kabupaten/kota, mayoritas pemberi kerja ada di kota-kota besar, akibatnya yang tumbuh hanya kota-kota besar. Itulah kenapa terjadi kesenjangan sosial," katanya.
Pria asal Jawa Timur itu mengungkapkan, pemberi kerja perlu ditumbuhkan di daerah, agar masyarakat di daerah tak lagi berbondong-bondong mengadu nasib ke kota, tetapi fokus membangun daerahnya masing-masing.
"Saya keliling daerah, berbagi pengalaman dengan harapan generasi muda bisa menjadi pengusaha produktif yang membangun daerah," kata pria yang menyabet gelar Master of Business Administration dari Ottawa University, Kanada ini.
Indonesia, lanjut HT, masih kekurangan pengusaha produktif. Idealnya, suatu negara memiliki pengusaha produktif 2% dari jumlah penduduknya. Artinya, Indonesia butuh sekitar 5 juta pengusaha produktif. Tetapi, saat ini angkanya masih jauh di bawah itu.
Padahal, pengusaha produktif bukan hanya bisa menciptakan lapangan kerja yang sangat dibutuhkan di tengah fase bonus demografi, tetapi juga akan memperbesar basis pembayar pajak.
"Ekonomi kita rentan. Salah satu penyebabnya tax ratio hanya 12%, jumlah pembayar pajak produktif di Indonesia sedikit."
Bila pengusaha produktif di daerah terus bertumbuh dan semakin banyak, daerah-daerah akan berkembang pesat. "Indonesia akan kuat bila daerah-daerah terbangun dengan baik," tambah HT.
Pada kesempatan tersebut, dia pun berbagi kiat kepada mahasiswa untuk menjadi pengusaha produktif nan sukses seperti dirinya. "Sukses adalah proses yang dibangun dengan kerja keras, progresif tanpa henti," kata HT.
Sementara itu, Subai, ketua Yayasan Banten Jaya Berkarakter mengatakan, pengalaman yang dibagikan HT bisa menjadi pegangan mahasiswa dalam membangun karier sebagai pengusaha. "Kita semua tahu, MNC Group luar biasa besar. Kita ini calon-calon penerusnya yang terus berjuang mengembangkan kewirausahaan," kata Subai.
Hal senada diungkapkan Wakil Rektor Universitas Banten Jaya Sutanto. Dia berharap apa yang disampaikan HT memotivasi anak didiknya dalam menata masa depan, terlebih di tengah era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). "Terus terang kami membutuhkan motivasi pengalaman dari Pak Hary dalam rangka menghadapi MEA."
(zik)