Sunny Sebut Pengembang Terpaksa Penuhi Kontribusi 15% karena Takut Ahok
A
A
A
JAKARTA - Sunny Tanuwidjaja, Staf Politik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dihadirkan sebagai saksi dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta. Sunny bersaksi untuk terdakwa M Sanusi.
Dalam kesempatan itu, Sunny membeberkan soal tanggapan para pengembang terkait kontribusi 15% yang dibebankan kepada mereka. Menurut Sunny, para pengembang setuju memenuhi angka kontribusi tambahan tersebut,
Meski setuju, lanjut Sunny, para pengembang merasa angka 15% yang dibebankan terlalu besar. Sebagai pihak yang sering berkomunikasi pengembang, Sunny mengaku pernah mendengar keberatan atas tambahan kontribusi 15%.
"Mereka sempat mengatakan setuju, tapi agak keberatan, dengan angka 15%," ujar Sunny di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2016).
Lantas, bagaimana maksud dari setuju namun masih ada rasa keberatan, sebagaimana diungkapkan Sunny? "Mereka tidak mengatakan secara eksplisit setuju, tapi persetujuan digambarkan dengan fakta bahwa mereka enggak menolak dan komitmen mereka akan membangun sesuatu," kata Sunny.
Sunny memberikan contoh seperti Agung Podomoro Land dan Kapuk Naga Indah yang telah melakukan pembangunan, seperti pembuatan tanggul di Pantai Indah Kapuk. Meski merasa keberatan, lanjut Sunny, para pengembang tersebut tetap memberikan kontribusi tambahan karena takut dengan Ahok.
"Banyak yang enggak berani dengan beliau (Ahok)," pungkas Sunny.
Dalam kesempatan itu, Sunny membeberkan soal tanggapan para pengembang terkait kontribusi 15% yang dibebankan kepada mereka. Menurut Sunny, para pengembang setuju memenuhi angka kontribusi tambahan tersebut,
Meski setuju, lanjut Sunny, para pengembang merasa angka 15% yang dibebankan terlalu besar. Sebagai pihak yang sering berkomunikasi pengembang, Sunny mengaku pernah mendengar keberatan atas tambahan kontribusi 15%.
"Mereka sempat mengatakan setuju, tapi agak keberatan, dengan angka 15%," ujar Sunny di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2016).
Lantas, bagaimana maksud dari setuju namun masih ada rasa keberatan, sebagaimana diungkapkan Sunny? "Mereka tidak mengatakan secara eksplisit setuju, tapi persetujuan digambarkan dengan fakta bahwa mereka enggak menolak dan komitmen mereka akan membangun sesuatu," kata Sunny.
Sunny memberikan contoh seperti Agung Podomoro Land dan Kapuk Naga Indah yang telah melakukan pembangunan, seperti pembuatan tanggul di Pantai Indah Kapuk. Meski merasa keberatan, lanjut Sunny, para pengembang tersebut tetap memberikan kontribusi tambahan karena takut dengan Ahok.
"Banyak yang enggak berani dengan beliau (Ahok)," pungkas Sunny.
(kri)