Kepala BNPT Sampaikan Program Deradikalisasi di Acara FTF
A
A
A
JAKARTA - Indonesia sebagai negara demokrasi tetap menghormati kebebasan berpendapat dan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM). Namun terkendala regulasi dalam penanggulangan terorisme.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menyampaikan, salah satu program pemerintah adalah deradikalisasi. Program ini diyakini dapat membantu dalam menekan pengaruh radikalisme dan terorisme.
“Program ini melibatkan semua stakeholder di Indonesia untuk bersama-sama bekerja melawan radikalisme dan terorisme,” ujar Suhardi dalam pertemuan negara-negara ASEAN membahas Foreign Terrorist Fighter (FTF), Kamis (11/8/2016).
Menurutnya, kepolisian terus berusaha meningkatkan profesionalisme dan pengembangan kapasitas dalam peningkatan penanggulangan terorisme. Namun diakuinya Indonesia tetap membuka diri untuk bekerja sama dan belajar dari negara negara sahabat dalam penanggulangan terorisme.
“Kita tidak bisa sendiri dalam menangani terorisme. Tidak hanya di dalam negeri, juga harus kerja sama antar negara,” jelasnya. (Baca: Densus 88 Tangkap Kelompok Teroris Kitabah Gonggong Rebus)
Pertemuan acara FTF dihadiri oleh negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, dan Filipina, serta negara-negara ASEAN lainnya. Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius, dalam paparannya menyampaikan bahwa pengalaman Indonesia dalam menanggulangi terorisme sudah dimulai sejak Indonesia merdeka.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius menyampaikan, salah satu program pemerintah adalah deradikalisasi. Program ini diyakini dapat membantu dalam menekan pengaruh radikalisme dan terorisme.
“Program ini melibatkan semua stakeholder di Indonesia untuk bersama-sama bekerja melawan radikalisme dan terorisme,” ujar Suhardi dalam pertemuan negara-negara ASEAN membahas Foreign Terrorist Fighter (FTF), Kamis (11/8/2016).
Menurutnya, kepolisian terus berusaha meningkatkan profesionalisme dan pengembangan kapasitas dalam peningkatan penanggulangan terorisme. Namun diakuinya Indonesia tetap membuka diri untuk bekerja sama dan belajar dari negara negara sahabat dalam penanggulangan terorisme.
“Kita tidak bisa sendiri dalam menangani terorisme. Tidak hanya di dalam negeri, juga harus kerja sama antar negara,” jelasnya. (Baca: Densus 88 Tangkap Kelompok Teroris Kitabah Gonggong Rebus)
Pertemuan acara FTF dihadiri oleh negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, dan Filipina, serta negara-negara ASEAN lainnya. Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius, dalam paparannya menyampaikan bahwa pengalaman Indonesia dalam menanggulangi terorisme sudah dimulai sejak Indonesia merdeka.
(kur)