Ribka Tjiptaning Sebut Kabinet Jokowi Representasi Orba dan Neolib
A
A
A
JAKARTA - Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam melakukan reshuffle kabinet jilid II dikritik oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sebab, komposisi Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla hasil reshuffle kabinet jilid II dianggap lebih didominasi oleh tokoh Orde Baru (Orba).
Salah satu tokoh Orba yang masuk jajaran kabinet adalah Ketua umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang juga mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Wiranto. Dia diangkat sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) menggantikan Luhut Binsar Panjaitan.
"Ini mayoritas Orba, kabinet Orba. Mau dipakai partai apa sebelum reformasi semua orang Orba ketemu semua. Judulin aja Ribka bilang Orba semua itu," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Ribka Tjiptaning di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Dia juga mengkritik keputusan Presiden Jokowi yang mengangkat Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) menggantikan Bambang Brodjonegoro. Dia mengaku heran dengan keputusan Presiden Jokowi tersebut.
"Kalau aneh aja yang kayak Sri Mulyani yang dulu kita ngusir-ngusir sekarang diakomodir, ada agenda apa kita enggak tahu," tuturnya.
Menurut dia, seharusnya Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek diganti dalam moment reshuffle tersebut. "BPJS palsu, vaksin palsu, ini aku dengar ada infus dasar palsu belum naik aja," ungkapnya.
Ribka juga menyayangkan keputusan Presiden Jokowi yang menggusur Ignasius Jonan dari jabatan Menteri Perhubungan (Menhub). Sebab, dia menilai kinerja Ignasius Jonan sudah cukup baik selama menjadi Menhub.
"Revolusi itu butuh orang yang revolusioner, wadah yang revolusioner, wadah Pak Jokowi, orangnya revolusioner dong, ini antek neolib semua," ucapnya.
Selain itu, dia juga tak sepakat dengan keputusan Presiden Jokowi yang menggusur Rizal Ramli dari jabatan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman. "Sayang banget Bang Rizal kembali lagi ke jalan," pungkasnya.
Salah satu tokoh Orba yang masuk jajaran kabinet adalah Ketua umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang juga mantan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) Wiranto. Dia diangkat sebagai Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) menggantikan Luhut Binsar Panjaitan.
"Ini mayoritas Orba, kabinet Orba. Mau dipakai partai apa sebelum reformasi semua orang Orba ketemu semua. Judulin aja Ribka bilang Orba semua itu," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Ribka Tjiptaning di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Dia juga mengkritik keputusan Presiden Jokowi yang mengangkat Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) menggantikan Bambang Brodjonegoro. Dia mengaku heran dengan keputusan Presiden Jokowi tersebut.
"Kalau aneh aja yang kayak Sri Mulyani yang dulu kita ngusir-ngusir sekarang diakomodir, ada agenda apa kita enggak tahu," tuturnya.
Menurut dia, seharusnya Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek diganti dalam moment reshuffle tersebut. "BPJS palsu, vaksin palsu, ini aku dengar ada infus dasar palsu belum naik aja," ungkapnya.
Ribka juga menyayangkan keputusan Presiden Jokowi yang menggusur Ignasius Jonan dari jabatan Menteri Perhubungan (Menhub). Sebab, dia menilai kinerja Ignasius Jonan sudah cukup baik selama menjadi Menhub.
"Revolusi itu butuh orang yang revolusioner, wadah yang revolusioner, wadah Pak Jokowi, orangnya revolusioner dong, ini antek neolib semua," ucapnya.
Selain itu, dia juga tak sepakat dengan keputusan Presiden Jokowi yang menggusur Rizal Ramli dari jabatan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman. "Sayang banget Bang Rizal kembali lagi ke jalan," pungkasnya.
(kri)