Dianggap Rentan Bahaya Kesehatan, BPJS Bidik Siswa SMP

Kamis, 21 Juli 2016 - 02:33 WIB
Dianggap Rentan Bahaya...
Dianggap Rentan Bahaya Kesehatan, BPJS Bidik Siswa SMP
A A A
JAKARTA - Pemerintah membidik siswa SMP untuk mensosialisasikan kesehatan sejak dini. Sebab masa SMP dianggap usia yang paling rentan terpengaruh lingkungan.

Direktur BPJS Kesehatan Fahmi Idris mengatakan, berdasarkan proyeksi 2010-2035, bonus demografi di Indonesia sudah dimulai sejak 2012. Meningkatnya bonus demografi di Indonesia harus diiringi dengan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan agar dapat terserap dalam pasar kerja yang kompeten.

Hingga akhirnya BPJS Kesehatan pun menggelar kegiatan BPJS Kesehatan Goes to School serentak di 13 wilayah kerja. “Kita bidik siswa SMP karena di periode usia remaja ini merupakan masa paling rentan dan memiliki risiko besar terpengaruh lingkungan,” katanya saat peresmian BPJS Kesehatan Goes to School di Soreang, Rabu 20 Juli 2016.

Dalam keterangan persnya, tujuan sosialisasi ini adalah untuk mengedukasi anak sejak dini tentang pentingnya pola hidup sehat dan menghindari rokok. Promosi pola hidup sehat kepada generasi muda harus dilakukan sejak dini, sehingga diharapkan para pelajar SMP dapat terhindar dari risiko tersebut.

Terlebih, usia 10-19 tahun termasuk kategori usia terbanyak dari total jumlah penduduk Indonesia. Fahmi mengungkapkan, pada 2015 sebanyak Rp16.9 triliun atau 29.67 persen dana jaminan kesehatan terserap untuk membiayai penyakit katastropik seperti penyakit jantung, gagal ginjal, kanker, stroke, dan sebagainya.

Penyakit katastropik cenderung terjadi karena faktor kebiasaan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok, makanan tidak sehat, kurang olahraga, dan sebagainya. “Kalau dibiarkan hal ini dapat membawa dampat kurang baik bagi kualitaskesehatan penduduk Indonesia maupun keberlangsungan program JKN-KIS,” ucapnya.

Menurut dia, selain edukasi tentang bahaya merokok dan pola hidup sehat pihaknya berharap kegiatan sosialisasi ini dapat meningkatkan rasa kepedulian, kerelaan membantu sesama, dan gotong royong dalam diri para pelajar, terutama dalam hal pelaksanaan program jaminan kesehatan di Indonesia.

Peran generasi muda dalam mengawal keberlangsungan program JKN-KIS di Indonesia sangatlah besar. Diharapkan dengan menanamkan rasa kepedulian dan gotong royong dalam jiwa pelajar sejak dini, generasi muda dapat membantu mendukung program pemerintah mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.

“Mari kita bayangkan. Jika ada satu orang peserta JKN-KIS melakukan operasi jantung dengan biaya Rp160 juta rupiah, dengan iuran rata-rata Rp51.000, maka diperlukan sebanyak 3.737 orang peserta JKN-KIS yang sehat dan membayar iuran," ucapnya.

"Kalau hanya peserta yang sakit saja yang membayar iuran dan tidak membayar iuran lagi ketika sudah sehat, dari mana kita bisa membayar biaya pelayanan kesehatan peserta lainnya yang membutuhkan?,” imbuhnya.

Mendikbud Anies Baswedan mendukung gerakan sosialisasi kesehatan di jenjang SMP. Namun dia berharap sosialisasi yang dilakukan tidak hanya sekedar mendidik dan mengajar namun juga bisa menginspirasi.

Oleh karena itu dia mendukung jika BPJS bisa mendatangkan pimpinan unit utama BPJS Kesehatan ke sekolah-sekolah alumninya. “Kita butuh lebih banyak institusi yang kembali ke sekolah dan menceritakan pengalamannya dan bisa menginspirasi siswa tentang apa yang bisa membuat mereka berhasil seperti saat ini,” terangnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6588 seconds (0.1#10.140)