Filipina Izinkan Militer Indonesia Bantu Tumpas Kelompok Abu Sayyaf
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan Pemerintah Filipina memberikan izin kepada militer Indonesia membantu upaya menumpas kelompok militan Abu Sayyaf.
Militer Indonesia diizinkan masuk sampai ke wilayah Mindanao. "Ya begini, mereka setuju ya," ujar Ryamizard usai menerima tanda kehormatan Bintang Yudha Darma Utama di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/6/2016).
Ryamizard menjelaskan, diizinkannya militer Indonesia memerangi kelompok bersenjata di Filipina sudah memiliki dasar hukum sejak tahun 1975 serta persaudaraan se-ASEAN.
Hal itu juga diperkuat dengan kesepakatan antara Menteri Pertahanan dari Laos, hingga Singapura. Konkretnya, kata Ryamizard, kesepakatan militer Indonesia bisa ikut memerangi kelompok militan di Filipina disepakati pada Minggu 26 Juni 2016 antara Menhan Filipina dan Menhan Indonesia.
Meski demikian, Ryamizard memastikan izin dari Filipina tersebut baru berlaku untuk masa-masa mendatang. Adapun kesepakatan tersebut tidak bisa digunakan untuk upaya pembebasan terhadap tujuh WNI yang tengah disandera kelompok militan bersenjata di Filipina sekarang ini.
"(Filipina) Setuju untuk kita masuk ke laut kemudian nanti bagaimana kita ke darat," tandasnya.
Seperti diketahui, beberapa kali WNI menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf. Kelompok milisi itu mengincar kapal negara lain yang memasuki perairan Filipina. Kasus penyanderaan anak buah kapal sering kali terjadi di Filipina. Paling terbaru adalah peristiwa penyanderaan tujuh WNI awak kapal Charles.
Militer Indonesia diizinkan masuk sampai ke wilayah Mindanao. "Ya begini, mereka setuju ya," ujar Ryamizard usai menerima tanda kehormatan Bintang Yudha Darma Utama di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/6/2016).
Ryamizard menjelaskan, diizinkannya militer Indonesia memerangi kelompok bersenjata di Filipina sudah memiliki dasar hukum sejak tahun 1975 serta persaudaraan se-ASEAN.
Hal itu juga diperkuat dengan kesepakatan antara Menteri Pertahanan dari Laos, hingga Singapura. Konkretnya, kata Ryamizard, kesepakatan militer Indonesia bisa ikut memerangi kelompok militan di Filipina disepakati pada Minggu 26 Juni 2016 antara Menhan Filipina dan Menhan Indonesia.
Meski demikian, Ryamizard memastikan izin dari Filipina tersebut baru berlaku untuk masa-masa mendatang. Adapun kesepakatan tersebut tidak bisa digunakan untuk upaya pembebasan terhadap tujuh WNI yang tengah disandera kelompok militan bersenjata di Filipina sekarang ini.
"(Filipina) Setuju untuk kita masuk ke laut kemudian nanti bagaimana kita ke darat," tandasnya.
Seperti diketahui, beberapa kali WNI menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf. Kelompok milisi itu mengincar kapal negara lain yang memasuki perairan Filipina. Kasus penyanderaan anak buah kapal sering kali terjadi di Filipina. Paling terbaru adalah peristiwa penyanderaan tujuh WNI awak kapal Charles.
(dam)