Ramadhan Momentum Maksimalkan Perdamaian Cegah Radikalisme
A
A
A
JAKARTA - Bulan suci Ramadhan, umat muslim berkonsentrasi penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menjalankan ibadah puasa secara berkualitas. Mereka menjalankan rukun Islam secara benar sesuai rahmatan lil alamin.
Maka itu, bulan suci Ramadhan menjadi momentum untuk memaksimalkan perdamaian di muka bumi. Bulan suci Ramadhan juga momentum untuk saling menghargai keberagaman, khususnya menghadapi propaganda radikalisme dan terorisme.
"Puasa adalah ibadah istimewa karena langsung ke Allah SWT dan Ramadhan merupakan momentum untuk memaksimalkan peran manusia sebagai pemimpin di bumi sekaligus memperkuat iman dan takwa untuk membentengi kita dari paham-paham kekerasan,” ujar anggota Komisi I DPR, Eva Kusuma Sundari, Jumat (17/6/2016).
Sementara itu Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Dede Rosyada MA mengingatkan, umat muslim juga harus sadar bahwa kita berada di tengah keberagaman dengan Pancasila sebagai dasar negara.
Menurutnya, puasa merupakan ibadah yang memadukan keikhlasan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan keihklasan hubungan antara manusia dengan manusia. Secara pribadi puasa merupakan media mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Baca: Menag Minta yang Berpuasa dan Tak Berpuasa Saling Menghargai)
"Di tengah keberagaman, orang masih bisa berdakwah dan umat lain menghormati dan tidak mengusik. Jadi kita juga jangan mengganggu umat lain,” jelas Dede.
Maka itu, bulan suci Ramadhan menjadi momentum untuk memaksimalkan perdamaian di muka bumi. Bulan suci Ramadhan juga momentum untuk saling menghargai keberagaman, khususnya menghadapi propaganda radikalisme dan terorisme.
"Puasa adalah ibadah istimewa karena langsung ke Allah SWT dan Ramadhan merupakan momentum untuk memaksimalkan peran manusia sebagai pemimpin di bumi sekaligus memperkuat iman dan takwa untuk membentengi kita dari paham-paham kekerasan,” ujar anggota Komisi I DPR, Eva Kusuma Sundari, Jumat (17/6/2016).
Sementara itu Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Dede Rosyada MA mengingatkan, umat muslim juga harus sadar bahwa kita berada di tengah keberagaman dengan Pancasila sebagai dasar negara.
Menurutnya, puasa merupakan ibadah yang memadukan keikhlasan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan keihklasan hubungan antara manusia dengan manusia. Secara pribadi puasa merupakan media mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Baca: Menag Minta yang Berpuasa dan Tak Berpuasa Saling Menghargai)
"Di tengah keberagaman, orang masih bisa berdakwah dan umat lain menghormati dan tidak mengusik. Jadi kita juga jangan mengganggu umat lain,” jelas Dede.
(kur)