PDIP Minta BIN Buru Pihak Penghembus Kabar PKI Bangkit Kembali
A
A
A
BLITAR - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meminta Badan Intelijen Negara (BIN) memburu pihak-pihak yang telah menghembuskan isu bangkitnya komunisme dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
PDIP khawatir isu bangkitnya PKI hanya untuk menggolkan kepentingan politik kelompok tertentu.
“Negara dalam hal ini badan intelijen dan institusi intelijen lain untuk sungguh-sungguh mencari tahu sumber dan siapa yang memunculkan (isu bangkitnya PKI),“ kata Wasekjen DPP PDIP Ahmad Basarah di Blitar, Jawa Timur, Jumat (3/6/2016).
PDIP sendiri kata Basarah tidak berpangku tangan. Saat ini partai berlambang banteng moncong putih ini juga tengah meneliti latar belakang dan sumber munculnya isu PKI bangkit.
Apakah itu benar atau hanya manuver politik belaka. Sebab semua hal yang mengancam dasar negara Pancasila, kata Basarah, menjadi konsen perlawanan PDIP.
“Sebab kita sudah lama konsen terhadap hal-hal yang menyangkut ancaman dasar negara Pancasila,“ terangnya.
Basarah berpandangan, ideologi komunisme sudah habis. Komunis ortodok yang mengusung sistem kelas pekerja, mempertentangkan kelas pekerja dan menihilkan nilai ketuhanan menurut dia sudah tidak relevan dalam perkembangan global.
Dia mengaku pernah bertandang ke Negara China dan melihat masyarakatnya cukup religus. Kehidupan masyarakat Islam dan agama lain bisa berjalan dengan baik. Di sisi lain Pancasila terbukti lebih baik dari ideologi manapun.
"Pancasila lebih unggul dari manifesto komunis maupun declaration of independent milik bangsa Amerika. Pancasila memiliki sila kelima keadilan sosial yang tidak dimiliki yang lainya," terangnya.
Secara implisit Basarah menyampaikan, isu bangkitnya PKI lebih kuat bernuansa politis. Tidak hanya ideologi komunis yang mengancam Pancasila. Tetapi juga ideologi negara khilafah dunia yang terang-terangan menolak Pancasila, Demokrasi dan semangat kegotong royongan.
"Pengusung ideologi yang berbalut agama itu hendak menyeret Indonesia menjadi bagiannya," tegasnya.
Menurut Basarah, para purnawirawan TNI yang menyoal isu bangkitnya PKI seharusnya juga mempermasalahkan para pengusung ideologi negara khilafah dunia. Sebab cita-cita yang dibawa terbukti mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Harusnya para purnawirawan juga mempersoalkan ideologi khilafah yang terang-terangan mengancam Pancasila,“ pungkasnya.
Sementara acara nyekar Megawati ke pusara Bung Karno berlangsung tertutup. Mega datang bersama sejumlah pengurus DPP dan DPD Jawa Timur. Terlihat hadir Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
Kemudian Wakil Gubernur DKI Jakarta Jarot Saiful Hidayat, anggota DPR Ribka Tjiptaning Proletariati, Wali Kota Batu Edi Rumpoko dan Wali Kota Blitar Muh Samanhudi Anwar.
Nyekar dan berdoa di atas makam Bung Karno merupakan tradisi kultural keluarga Bung Karno menjelang bulan puasa. Ritual berlangsung satu jam yang dimulai pukul 13.00 WIB.
Dengan dalih permintaan Megawati, petugas kepolisian Kota Blitar melarang seluruuh awak media untuk mengambil gambar. Bahkan para jurnalis dilarang keras mendekat.
Kasubag Humas Pemkot Blitar Gigih Mardana membenarkan acara nyekar memang berlangsung tertutup. “Memang tertutup. Kami dari dokumentasi Pemkot saja juga tidak mendapatkan foto,“ ujarnya.
PDIP khawatir isu bangkitnya PKI hanya untuk menggolkan kepentingan politik kelompok tertentu.
“Negara dalam hal ini badan intelijen dan institusi intelijen lain untuk sungguh-sungguh mencari tahu sumber dan siapa yang memunculkan (isu bangkitnya PKI),“ kata Wasekjen DPP PDIP Ahmad Basarah di Blitar, Jawa Timur, Jumat (3/6/2016).
PDIP sendiri kata Basarah tidak berpangku tangan. Saat ini partai berlambang banteng moncong putih ini juga tengah meneliti latar belakang dan sumber munculnya isu PKI bangkit.
Apakah itu benar atau hanya manuver politik belaka. Sebab semua hal yang mengancam dasar negara Pancasila, kata Basarah, menjadi konsen perlawanan PDIP.
“Sebab kita sudah lama konsen terhadap hal-hal yang menyangkut ancaman dasar negara Pancasila,“ terangnya.
Basarah berpandangan, ideologi komunisme sudah habis. Komunis ortodok yang mengusung sistem kelas pekerja, mempertentangkan kelas pekerja dan menihilkan nilai ketuhanan menurut dia sudah tidak relevan dalam perkembangan global.
Dia mengaku pernah bertandang ke Negara China dan melihat masyarakatnya cukup religus. Kehidupan masyarakat Islam dan agama lain bisa berjalan dengan baik. Di sisi lain Pancasila terbukti lebih baik dari ideologi manapun.
"Pancasila lebih unggul dari manifesto komunis maupun declaration of independent milik bangsa Amerika. Pancasila memiliki sila kelima keadilan sosial yang tidak dimiliki yang lainya," terangnya.
Secara implisit Basarah menyampaikan, isu bangkitnya PKI lebih kuat bernuansa politis. Tidak hanya ideologi komunis yang mengancam Pancasila. Tetapi juga ideologi negara khilafah dunia yang terang-terangan menolak Pancasila, Demokrasi dan semangat kegotong royongan.
"Pengusung ideologi yang berbalut agama itu hendak menyeret Indonesia menjadi bagiannya," tegasnya.
Menurut Basarah, para purnawirawan TNI yang menyoal isu bangkitnya PKI seharusnya juga mempermasalahkan para pengusung ideologi negara khilafah dunia. Sebab cita-cita yang dibawa terbukti mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Harusnya para purnawirawan juga mempersoalkan ideologi khilafah yang terang-terangan mengancam Pancasila,“ pungkasnya.
Sementara acara nyekar Megawati ke pusara Bung Karno berlangsung tertutup. Mega datang bersama sejumlah pengurus DPP dan DPD Jawa Timur. Terlihat hadir Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto.
Kemudian Wakil Gubernur DKI Jakarta Jarot Saiful Hidayat, anggota DPR Ribka Tjiptaning Proletariati, Wali Kota Batu Edi Rumpoko dan Wali Kota Blitar Muh Samanhudi Anwar.
Nyekar dan berdoa di atas makam Bung Karno merupakan tradisi kultural keluarga Bung Karno menjelang bulan puasa. Ritual berlangsung satu jam yang dimulai pukul 13.00 WIB.
Dengan dalih permintaan Megawati, petugas kepolisian Kota Blitar melarang seluruuh awak media untuk mengambil gambar. Bahkan para jurnalis dilarang keras mendekat.
Kasubag Humas Pemkot Blitar Gigih Mardana membenarkan acara nyekar memang berlangsung tertutup. “Memang tertutup. Kami dari dokumentasi Pemkot saja juga tidak mendapatkan foto,“ ujarnya.
(maf)