Politikus Hanura Ini Kritisi Tingginya Angka Kekerasan Perempuan
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPP Srikandi Hanura Miryam S Haryani menyatakan, keprihatinannya atas meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.
Miryam mencatat, sedikitnya ada 229 ribu perempuan menjadi korban kekerasan sepanjang tahun 2015. Menurutnya, perempuan memang rentan terhadap kekerasan baik fisik maupun psikis.
Anggota Komisi V DPR ini pun menyebut kasus pemerkosaan Yuyun di Bengkulu menjadi salah satu contohnya. "Perempuan rentan mengalami kekerasan, mulai dari pelecehan seksual, hingga diskriminasi," kata Miryam di Jakarta, Senin 30 Mei 2016.
Karenanya, dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) I DPP Srikandi Hanura, Miryam menyerukan agar perempuan Indonesia bangkit dari keterpurukan.
Miryam mengatakan, dibentuknya Srikandi Hanura atas dasar keprihatinan melihat peran perempuan di Indonesia yang masih belum banyak terlihat.
Sementara, tidak sedikit perempuan di Indonesia yang bisa dan mampu menjadi pahlawan di bidangnya masing-masing. "Kita perlu menunjukkan kehadiran bukan hanya sebagai pelengkap, perempuan juga memiliki kekuatan politik," ucap Miryam.
Dalam Munas I DPP Srikandi Hanura ini akan dibahas sejumlah agenda strategis. Di antaranya pemilihan ketua umum baru, pembahasan Perppu Perlindungan Anak dan Perempuan sebagai jawaban atas penindasan terhadap perempuan, hingga keterlibatan perempuan dalam agenda-agenda pemenangan Hanura.
Miryam mencatat, sedikitnya ada 229 ribu perempuan menjadi korban kekerasan sepanjang tahun 2015. Menurutnya, perempuan memang rentan terhadap kekerasan baik fisik maupun psikis.
Anggota Komisi V DPR ini pun menyebut kasus pemerkosaan Yuyun di Bengkulu menjadi salah satu contohnya. "Perempuan rentan mengalami kekerasan, mulai dari pelecehan seksual, hingga diskriminasi," kata Miryam di Jakarta, Senin 30 Mei 2016.
Karenanya, dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) I DPP Srikandi Hanura, Miryam menyerukan agar perempuan Indonesia bangkit dari keterpurukan.
Miryam mengatakan, dibentuknya Srikandi Hanura atas dasar keprihatinan melihat peran perempuan di Indonesia yang masih belum banyak terlihat.
Sementara, tidak sedikit perempuan di Indonesia yang bisa dan mampu menjadi pahlawan di bidangnya masing-masing. "Kita perlu menunjukkan kehadiran bukan hanya sebagai pelengkap, perempuan juga memiliki kekuatan politik," ucap Miryam.
Dalam Munas I DPP Srikandi Hanura ini akan dibahas sejumlah agenda strategis. Di antaranya pemilihan ketua umum baru, pembahasan Perppu Perlindungan Anak dan Perempuan sebagai jawaban atas penindasan terhadap perempuan, hingga keterlibatan perempuan dalam agenda-agenda pemenangan Hanura.
(maf)