Diduga Disembunyikan, KPK Kesulitan Buru Sopir Sekjen MA
A
A
A
JAKARTA - Keberadaan sopir Sekretaris Jenderal (Sekjen) Mahkamah Agung (MA) Nurhadi bernama Royani masih misteri. Penyidik Komisi Pemberantasan Koruspi (KPK) masih kesulitan mencari Royani.
KPK menganggap Royani memiliki informasi penting terkait kasus dugaan suap penanganan perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) dan penemuan sejumlah uang di kediaman Nurhadi.
"Ada dugaan Royani disembunyikan, tapi penyidik masih berusaha cari," ujar pelaksana harian Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (23/5/2016).
Royani tercatat telah dua kali mangkir dari panggilan KPK. Bahkan, untuk mencari orang dekat Nurhadi ini, pimpinan KPK berkoordinasi dengan ketua MA. (Baca: Sopir Nurhadi Menghilang, Begini Tanggapan MA)
Dalam kasus ini, KPK telah melakukan pencegahan kepada Nurhadi dan Royani agar tidak ke luar negeri. KPK sudah menggeledah rumah Nurhadi di Jalan Hang Lekir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan kantornya di Gedung MA. Dalam penggeledahan di rumah Nurhadi, KPK menyita uang sebesar Rp1,7 miliar.
KPK menganggap Royani memiliki informasi penting terkait kasus dugaan suap penanganan perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) dan penemuan sejumlah uang di kediaman Nurhadi.
"Ada dugaan Royani disembunyikan, tapi penyidik masih berusaha cari," ujar pelaksana harian Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin (23/5/2016).
Royani tercatat telah dua kali mangkir dari panggilan KPK. Bahkan, untuk mencari orang dekat Nurhadi ini, pimpinan KPK berkoordinasi dengan ketua MA. (Baca: Sopir Nurhadi Menghilang, Begini Tanggapan MA)
Dalam kasus ini, KPK telah melakukan pencegahan kepada Nurhadi dan Royani agar tidak ke luar negeri. KPK sudah menggeledah rumah Nurhadi di Jalan Hang Lekir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan kantornya di Gedung MA. Dalam penggeledahan di rumah Nurhadi, KPK menyita uang sebesar Rp1,7 miliar.
(kur)