Istri Ade Komarudin Bayar Rp4 Juta Demi Masuk Arena Munaslub
A
A
A
BALI - Netty Marliza, istri Calon Ketua Umum Partai Golkar Ade Komarudin rela mengeluarkan uang Rp4 juta agar bisa memasuki arena musyawarah nasional luar biasa (Munaslub), Bali Nusa Dua Convention Center.
Adapun uang Rp4 juta itu untuk pembuatan kartu ID masuk arena Munaslub Partai Golkar. Tanda terima pembuatan kartu ID itu ditulis tangan di selembar kertas, serta bermaterai Rp6.000.
Selebaran itu beredar di kalangan wartawan yang meliput Munaslub Partai Golkar 2016. Dari selembar kertas itu, diketahui si penerima uang pembuatan kartu ID Netty bernama Imam. Selain itu, disebutkan pula dalam selembar kertas itu bahwa uang diberikan atas permintaan panitia Munaslub Partai Golkar 2016.
Koordinator bidang Humas Munaslub Partai Golkar Meutya Hafid membantah hal tersebut. "Tidak ada bayar," kata Meutya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (17/6/2016).
Kendati demikian, dirinya menyarankan agar kasus itu dilaporkan ke Komite Etik jika memang benar. Dia pun menilai selebaran itu aneh.
Karena, selain tidak jelas nama si penerima uang itu, nomor HP yang tertera pun tak bisa dihubunginya. "Saran saya hal seperti ini harus disampaikan ke KomiteEetik, bukan ke media. Agar tidak liar dan menjadi isu yang mengganggu jalannya Munaslub," pungkasnya.
Adapun uang Rp4 juta itu untuk pembuatan kartu ID masuk arena Munaslub Partai Golkar. Tanda terima pembuatan kartu ID itu ditulis tangan di selembar kertas, serta bermaterai Rp6.000.
Selebaran itu beredar di kalangan wartawan yang meliput Munaslub Partai Golkar 2016. Dari selembar kertas itu, diketahui si penerima uang pembuatan kartu ID Netty bernama Imam. Selain itu, disebutkan pula dalam selembar kertas itu bahwa uang diberikan atas permintaan panitia Munaslub Partai Golkar 2016.
Koordinator bidang Humas Munaslub Partai Golkar Meutya Hafid membantah hal tersebut. "Tidak ada bayar," kata Meutya saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (17/6/2016).
Kendati demikian, dirinya menyarankan agar kasus itu dilaporkan ke Komite Etik jika memang benar. Dia pun menilai selebaran itu aneh.
Karena, selain tidak jelas nama si penerima uang itu, nomor HP yang tertera pun tak bisa dihubunginya. "Saran saya hal seperti ini harus disampaikan ke KomiteEetik, bukan ke media. Agar tidak liar dan menjadi isu yang mengganggu jalannya Munaslub," pungkasnya.
(kri)